You Are Mine, Viona : The Revenge

\"Ingatkan aku\"



\"Ingatkan aku\"

Fernando yang sudah menyadari kekeliruannya langsung berusaha untuk memperbaikinya, setelah memerintahkan Justin pergi untuk menyelamatkan Jeremy, Tobias dan anak buahnya Fernando pun bergegas menyusul Viona. Ketika sampai di depan kamar Fernando terlihat menarik nafas panjang, ia mempersiapkan diri untuk masuk dan menerima konsekuensi atas apa yang ia lakukan sebelumnya ketika ia menolak ajakan Viona.     

Pemandangan yang Fernando lihat pertama kali adalah ranjangnya besar dan rapi masih kosong, begitu pula saat ia melihat ke arah sofa dan balkon. Tak ada tanda-tanda keberadaan Viona sama sekali, jika Fernando yang dua tahun yang lalu mungkin sudah akan berteriak-teriak mencari Viona. Namun kini Fernando yang sudah bisa menahan diri, ia terlihat tenang dan dapat berpikir secara logis karena yakin sang istri tak akan pergi darinya. Alih-alih memanggil Viona, Fernando justru membuka semua pakaiannya di depan kamar mandi. Dengan tenang ia kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi, tempat yang paling mungkin untuk Viona bersembunyi saat ini. Dan tebakan Fernando tepat, Viona ternyata sedang berendam di dalam bathtub menggunakan bath salt aroma mawar yang begitu menusuk hidung Fernando.     

"Babe…"      

Viona yang sedang memejamkan kedua matanya langsung menoleh ke arah sumber suara dimana Fernando sedang berdiri dengan tubuh bawah yang hanya terlilit handuk, deretan otot perutnya yang seksi terlihat jelas membentuk kotak-kotak samar yang berakhir di bagian perut bawah yang membentuk segitiga. Meskipun Fernando akhir-akhir ini jarang sekali olahraga, akan tetapi karena tubuhnya sudah terbentuk dengan indah tak banyak perubahan yang berarti meskipun ia tak berolahraga.      

"Bolehkah aku bergabung denganmu?" Fernando mencoba merayu Viona dengan memancing pembicaraan sedikit nakal.      

Viona yang hampir menjerit kegirangan saat melihat suaminya ada di hadapannya berusaha tetap tenang, dengan nada datar ia berucap, "Aku sudah hampir selesai, jangan menggangguku."      

"Tapi babe…"     

"Saat sedang berendam aku paling tak suka diganggu." Viona menjawab ketus perkataan Fernando sembari membasuh wajahnya menggunakan air dari shower mencoba untuk menyamarkan wajah merahnya yang menahan malu.      

Mendengar perkataan sang istri membuat Fernando terdiam, ia mencoba untuk tetap tenang dan tak terpancing emosi. Sikap Viona yang tak bersahabat adalah hasil dari perbuatannya sendiri, perkataan itulah yang berkali-kali Fernando ucapkan pada dirinya sendiri mencoba untuk membuat dirinya tenang dan tak terpancing emosi.     

Karena Viona sibuk dengan dirinya sendiri, Fernando lalu melepaskan satu-satunya kain penutup tubuhnya. Ia melemparkan begitu saja handuk putih yang baru saja melindungi tubuh bagian bawahnya itu ke laundry bag, setelah memastikan handuknya masuk ke dalam laundry bag Fernando kemudian melangkahkan kakinya menuju shower yang berada tak jauh dari tempat Viona sedang berendam di bathtub. Fernando berniat untuk menyegarkan diri pasca melewati hari yang sedikit berat, pasca bernostalgia ke rumah mendiang ayahnya dan berhasil mengungkap sebuah rahasia besar keluarganya.      

Dan akhirnya semua pertanyaan-pertanyaan Fernando selama ini terjawab, pasalnya ia dulu sering sekaligus mendengar perkataan ayahnya yang selalu mengatakan tak ingin memberikan benihnya lagi pada wanita manapun. Namun sejak Miranda Elizabeth Kwan diketahui mengandung bayinya Fernando ingin sekali membahas tentang perkataan ayahnya dulu, namun entah mengapa waktu itu ia tak menemukan waktu yang pas untuk membahas itu pada sang ayah. Fernando sangat bersyukur karena dulu ia tak membahas tentang sumpah sang ayah, ternyata ayahnya memiliki alasan lain saat mengucapkan sumpahnya. Dan kehamilan Elizabeth adalah sebuah kesalahan yang tak diinginkan oleh Jacob, karena itulah ia tak pernah mau menyentuh Zevanya sekalipun bahkan sejak saat ia dilahirkan ke dunia. Padahal Zevanya adalah anak gadisnya satu-satunya, namun karena sejak awal Jacob memang tak menginginkan anak lagi dari wanita manapun alhasil ia tak menerima kehadiran Zevanya.     

"Maafkan aku dad, maafkan aku karena tak bisa menjadi anak berbakti padamu. Maafkan aku yang selalu menganggapmu sebagai pria brengsek, maaf juga karena aku tak tahu kalau kau sudah sangat menderita. Aku harap kau bahagia di surga meskipun kau tak bersama mommy, aku yakin Tuhan pasti akan memberikan pasangan terbaik untukmu di surga." Fernando berucap lirih dalam hati saat air hangat mulai membasahi wajah dan tubuhnya, seketika uap panas dari air hangat itu langsung memburamkan dinding shower yang dipakai Fernando mandi saat ini.      

Viona yang bisa melihat dengan jelas bokong dan tubuh belakang Fernando merasa sangat tidak tenang, ia kemudian memutuskan untuk menyudahi me time nya. Tanpa bicara Viona bangun dari bathub dan menekan keran shower yang ada di atas bathup untuk berbilas, setelah merasa tubuhnya bersih Viona lalu meraih jubah mandinya dan langsung mengenakannya. Fernando yang sedang memejamkan matanya karena terkena air hangat dari shower tersenyum saat menyadari kalau istrinya menyudahi acara mandinya, ia yakin istrinya itu pasti tak tenang karena dirinya.     

"Jangan bohongi dirimu sendiri babe,"ucap Fernando pelan saat Viona akan membuka pintu kamar mandi.      

Dengan wajah memerah menahan marah Viona menoleh ke arah Fernando, ia pun berkata, "Bohong apa, jangan asal bicara Fernando." Viona mendengus kesal menatap sang suami yang kini sudah berdiri menatapnya.      

"Aku tau kau menginginkan aku, jadi jangan siksa dirimu dengan berpura-pura tak menginginkan aku seperti itu sayang," Fernando menjawab pelan perkataan sang istri sembari berjalan pelan mendekat ke arah pintu dimana Viona berdiri saat ini.     

"Ja-jangan asal bicara Fernando, aku tak tersiksa. Lagipula aku juga tak hmmppp…"     

Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya saat Fernando tanpa aba-aba langsung melumat bibirnya, meskipun bibirnya menolak Fernando namun tidak dengan tubuhnya yang langsung bereaksi saat disentuh tangan Fernando.     

Dalam kegiatannya Fernando tersenyum ketika menyadari kalau detak jantung Viona berpacu dengan sangat cepat, ia sangat hafal sekali jika Viona sudah seperti itu.      

"I know you want me babe,"bisik Fernando lirih dengan tak menghentikan kegiatan kesukaannya, meremas-remas payudara Viona yang sudah bertambah volumenya karena kehamilannya.      

"Mmmphh aakhh."     

Suara erangan memabukkan akhirnya keluar dari bibir Viona saat Fernando mulai meraba area sensitifnya yang ditumbuhi bulu halus terawat rapi itu, Viona yang bercita-cita ingin melahirkan secara normal sudah sedini mungkin merawat area kewanitaannya. Ia dengan teratur mencukur rambut halus di area vaginanya supaya nanti pada saat ia melahirkan tak mengganggu jalannya proses persalinan, maka dari itu ketika tangan Fernando menyentuh area itu Viona bereaksi lebih.      

"See, your body want me babe,"bisik Fernando kembali sambil menunjukkan jemarinya yang terkena sedikit cairan pelumas dari dalam vagina Viona.     

Dengan wajah bersemu merah Viona tertunduk, ia tak merespon perkataan Fernando karena memang yang dikatakan suaminya itu benar. Ia memang menginginkan Fernando saat ini, menginginkan suaminya menyatukan diri dengan dirinya lagi.      

"Jangan siksa aku lagi, lakukan itu sekarang. Aku sudah tak sabar menunggu lebih lama lagi." Viona bicara lantang tanpa jeda dan tanpa rasa malu meminta untuk berhubungan badan dengan sang suami secepatnya, nafsunya langsung datang saat mendapat sedikit rangsangan.      

Tanpa bicara Fernando pun akhirnya menggendong Viona keluar dari kamar mandi, ia berjalan pelan menuju ranjang. Karena tubuhnya belum kering sempurna jejak kakinya terlihat jelas di lantai, meninggalkan tetesan air yang tidak sedikit.     

"Ingat, jangan lupa bernafas dan ingatkan aku. Berteriak lah saat kau kelelahan, aku tak akan menahan diriku kali ini," bisik Fernando pelan mengucapkan kalimat vulgar, menunjukkan betapa bernafsunya dirinya saat ini.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.