You Are Mine, Viona : The Revenge

Frank\'s proposal



Frank\'s proposal

Dokter Louisa terbangun ketika mendengar suara coffee maker berbunyi, ia membuka matanya dengan perlahan dan sudah tak melihat keberadaan Profesor Franklin di sebelahnya. Dokter Louisa tersenyum mengingat perkataan Profesor Franklin semalam sebelum tidur, dimana saat itu Profesor Frank mengatakan bahwa dia akan menjadikan dirinya sebagai ibu dari anak-anaknya.     

"Aku tahu kau hanya bergurau mengatakan hal itu padaku Frank, tapi entah mengapa aku cukup bahagia mendengarnya,"ucap dokter Louisa lirih sambil menarik selimutnya yang tidak menutup sempurna tubuhnya yang telanjang.     

Dokter Louisa kembali memejamkan kedua matanya mengingat apa yang sudah ia lalui bersama Profesor Frank tadi malam, ia bercinta dengan Profesor Frank sebanyak dua kali. Dan entah mengapa tadi malam ia terlihat sangat menikmati sentuhan Profesor Frank ketika mereka bercinta untuk kedua kalinya, sesaat setelah ia mendengar perkataan Profesor Frank yang menginginkannya menjadi ibu dari anak-anaknya. Berbeda saat sesi pertama ketika ia dipaksa sekarang pasar untuk melayani nafsu Profesor Frank. Karena haus dokter Louisa akhirnya beranjak dari ranjang dan meraih baju tidurnya yang ada di kursi yang tak jauh dari ranjang tanpa menggunakan pakaian dalam lagi, ia hanya mengaitkan kimononya begitu saja dan membiarkan kedua puting payudaranya tercetak dengan jelas di baju tidurnya yang berbahan satin dan berwarna putih.     

Dengan perlahan ia berjalan menuju ke dapur, namun langkahnya terhenti ketika melihat profesor Frank sedang berolahraga di kamarnya yang tak terpakai. Dikamar itu ia pakai untuk meletakkan sepatu dan tas saja, dokter Louisa bisa melihat dengan jelas otot-otot perut Profesor Frank yang sixpack dan otot dadanya yang bidang saat Profesor Frank sedang melakukan gerakan jump squat. Melihat apa yang dilakukan oleh profesor Frank, membuat jantung dokter Louisa berdegup dengan kencang. Entah mengapa ia merasa ada yang lain dengan dirinya ketika melihat tubuh setengah telanjang Profesor Frank yang basah dengan keringat, otot vagina nya terasa berkontraksi tanpa sebab padahal ia tidak melakukan stimulasi apapun di daerah sensitifnya nafasnya pun terlihat naik turun ketika melihat betapa seksinya Profesor Frank yang ada di hadapannya.     

Dokter Louisa akhirnya berlari ke kamar mandi dan membatalkan niatnya untuk mengambil minum, dia benar-benar sudah menggila saat ini. Apa yang sudah diajarkan oleh mantan kekasihnya dulu membuatnya gampang terangsang ketika melihat seorang pria melakukan gerakan seperti yang dilakukan oleh Profesor Frank tadi, ia menjadi ketergantungan dan haus akan seks ketika melihat pria sexy apalagi pada pria yang ia sukai. Hal itulah yang membuat dirinya benci kepada mantan kekasihnya karena sudah mengubahnya menjadi wanita haus sex, di dalam kamar mandi dokter Louisa menyalakan shower dengan air dingin yang langsung mengenai kepalanya tanpa membuka baju tidurnya yang tipis ia berharap dengan membasahi kepalanya pikiran kotornya akan seks bisa hilang dengan cepat. Setelah tiga menit ada di bawah guyuran air dokter Louisa akhirnya bisa menenangkan dirinya, hasrat dahsyatnya akan seks sudah menghilang. Ia kemudian keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya, langkahnya terhenti ketika baru keluar dari kamar mandi saat melihat Profesor Frank yang sudah berdiri di hadapannya sambil melipat tangannya di dada dan menatapnya dengan senyumannya yang jahat.     

"Apa yang kau lakukan di dalam kamar mandi Louisa?"tanya Profesor Frank sambil tersenyum tipis.     

"M--mandi tentu saja.!!"jawab dokter Louisa tergagap dengan wajah yang bersemu merah.     

"Aku mengenalmu sudah sejak lama Louisa, kau tak bisa berbohong padaku,"ucap Profesor Frank pelan sambil membuka celananya dan menyisakan celana boxer nya saja dimana kejantanannya sudah menegang dengan sempurna sehingga celana boxer itu terlihat membesar.     

"Apa... kau mau apa?"tanya dokter Louisa tergagap ketika melihat Profesor Frank berjalan ke arahnya.     

Alih-alih menjawab pertanyaan dokter Louisa Profesor Frank justru menarik handuk yang dipakai dokter Louisa yang dipakai untuk menutupi tubuhnya, dengan cepat ia mendorong dokter Louisa ke dinding dan mengunci kedua tangan dokter Luisa keatas sehingga membuat payudara dokter Louisa terlihat sangat menantang dengan puting yang sudah mengeras yang menandakan kalau dia sebenarnya masih terangsang.     

"Aku melihatmu tadi mengintipku di kamar sebelah Louisa,"bisik Profesor Frank pelan sambil menjilati leher dokter Louisa yang masih basah.     

"Aku hmmm..."     

Dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Profesor Frank sudah meremas dengan keras salah satu payudaranya dan memilin putingnya yang berwarna pink.     

"Jawab pertanyaanku tadi Louisa,"ucap Profesor Frank kembali sambil menjilati telinga dokter Louisa yang merupakan titik lemahnya.     

"Aku mmmm aku takk akhhhh aku tak sengaja,"jawab dokter Louisa sambil menggelinjang saat lidah Profesor Frank sudah menari-nari ditelinganya.     

"Apakah kau menginginkanku Louisa?"tanya Profesor Frank dengan cepat sambil melepaskan telinga dokter Louisa dari bibirnya. Dokter Louisa hanya terdiam mendapat pertanyaan seperti itu dari Profesor Frank, nafasnya sudah naik turun ketika mendapatkan sentuhan Professor Frank yang baru saja berakhir. Kedua pipinya sudah memerah seperti tomat yang menandakan sebenarnya ia sudah terangsang berat saat ini.     

"Kalau kau tak menginginkanku maka aku tidak akan meneruskannya Louisa, aku tak mau memaksamu lagi,"ucap Profesor Frank tiba-tiba sambil melepaskan tangan kirinya yang ia gunakan untuk mengunci kedua tangan dokter Louisa di dinding.     

Dilepas begitu saja oleh profesor Frank membuat dokter Louisa kecewa, ia merasa seperti sedang dipermainkan oleh pria yang ada di hadapannya itu. Ia tak bisa berbohong sebenarnya saat ini dirinya sudah merindukan sentuhan profesor Frank kembali, melihat profesor Frank olah raga sebelumnya sudah membuatnya terangsang dengan hebat.     

"Pakai handukmu Louisa dan segera berpakaian, aku mau mandi,"ucap Profesor Frank dengan cepat sambil terbalik dan membelakangi dokter Louisa yang masih berdiri di tembok. Saat Profesor Frank berjalan ke arah tempat tidur tiba-tiba ia merasakan ada benda kenyal ada di punggungnya, rupanya dokter Louisa sudah memeluknya dengan erat dari belakang. Profesor Frank memejamkan kedua matanya ketika merasakan keintiman itu, sepasang payudara dokter Louisa yang sintal nampak bergesek gesek dengan punggungnya dan membuatnya merasa geli.     

"Aku menginginkanmu Frank, bantu aku menghilangkan dahagaku ini,"ucap dokter Louisa terbata-bata, ia benar-benar sudah sampai ambang batas kesabarannya saat ini dan sudah tidak sabar lagi ingin merasakan kejantanan Profesor Frank masuk ke dalam dirinya kembali.     

Dengan cepat Profesor Frank berbalik dan menatap dokter Louisa yang sudah terangsang dengan hebat, senyum Profesor Frank pun tersungging di wajah tampannya. Ia tau sejak dulu kalau dokter Louisa adalah wanita yang haus sexs sama seperti dirinya akibat dulu dijadikan budak seks oleh mantan kekasihnya selama dua tahun, oleh karena itu Profesor Frank merasa cocok dengan wanita yang ada di hadapannya itu saat ini.     

"Ingat Lou kau adalah milikku, jadi jangan pernah berpikir kau bisa pergi dariku,"ucap Profesor Frank lirih sambil menyentuh area kewanitaan dokter Louisa.     

"Frank aku hmm,"dokter Louisa tak dapat menyelesaikan perkataannya karena Profesor Frank sudah memainkan tangannya di area kewanitaannya.     

"Kau memang pantas jadi wanitaku Louisa, menikahlah denganku puaskan nafsuku bersama-sama kita coba semua posisi sexs yang ada,"ucap Profesor Frank pelan sambil menggendong dokter Louisa menuju ranjang.     

"Yes i do….i do Frank, please don't leave me again. I can't live without you,jawab dokter Louisa tergagap karena kehabisan tenaga.     

"Aku tak akan mungkin meninggalkanmu Louisa, kau wanitaku yang hebat di dunia ini. Sekarang akan kubawa kau mengarungi kenikmatan seks Louis,"sahut Profesor Frank pelan sambil melebarkan paha dokter Louisa sehingga membuatnya bisa melihat dengan jelas vagina dokter Louisa yang berwarna merah, tanpa menunggu lama ia langsung melahap vagina dokter Louisa seperti orang kelaparan.Dokter Louisa mendesah bak orang kesetanan, lidah Profesor Frank sudah menari-nari di pusat intinya. Sungguh, percintaan panas mereka kali ini benar-benar membuat dokter Louisa lemas tak berdaya.     

"Frank aku hmmm.."suara erangan dokter Louisa membuat Profesor Frank makin bersemangat, dokter Louisa sendiri terlihat sangat menikmati sentuhan yang diberikan pria yang dicintainya.     

Sebuah teriakan panjang terdengar dari profesor Frank saat ia mencapi pelepasannya untuk kesekian kalinya, setelah berhasil mengatur nafasnya profesor Frank kemudian menjatuhkan tubuhnya ke samping tubuh wanitanya yang sudah banjir keringat. Ia langsung memejamkan kedua matanya mencoba untuk memulihkan tenaganya yang sudah habis.      

"Maafkan aku Lou, maafkan semua sikapku selama ini padamu,"ucap profesor Frank lirih tanpa membuka matanya.      

Dokter Louisa menoleh ke arah profesor Frank dengan bibir yang sudah menyunggingkan senyum. "Sikap yang bagaimana?" dokter Louisa sengaja memancing profesor Frank untuk bicara lebih jauh.     

"Sikap kasar, arogan dan egoisku padamu, aku yakin kau pasti sudah benci sekali padaku,"jawab profesor Frank pelan sembari membuka kedua matanya perlahan.      

Dokter Louisa tersenyum. "Sebelum kau minta maaf padaku, aku sudah memaafkanmu Frank. Aku tahu aku masih banyak kekurangan dan belum bisa membahagiakanmu seutuhnya, tapi percayalah aku akan berusaha. aku akan berusaha membuatmu bahagia, Frank. Aku akan berusaha menjadi wanita yang kau inginkan, Frank. Aku mau melakukan itu, tolong bantu dan bimbing aku untuk membuatmu bahagia."     

Mendengar perkataan dokter Louisa, profesor Frank langsung bangun dan membantu dokter Louisa juga untuk duduk. "Kau mau melakukan semua itu untukku?"     

Dokter Louisa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Iya, aku akan melakukan itu. Aku mencintaimu Frank, aku sangat mencintaimu." kedua mata dokter Louisa berkaca-kaca saat bicara.      

Profesor Frank terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia tersadar dan langsung memeluk erat tubuh polos dokter Louisa. "Aku juga mencintamu Lou, maafkan semua kesalahanku selama ini. Menikahlah denganku, Lou. Hiduplah bersamaku selama-lamanya."     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.