You Are Mine, Viona : The Revenge

Fernando\'s action : 1



Fernando\'s action : 1

Sudah dua hari Fernando tidak datang ke desa Elora, ia lebih memilih untuk mencari tahu siapa dalang dibalik peristiwa berdarah yang terjadi 10 bulan yang lalu. Ia terlihat sibuk bersama dua profesor sahabatnya, Profesor Dexter yang baru saja mengakhiri hubungannya dengan Anastasia pun terlihat tak sedih sama sekali. Ia seperti tanpa beban ketika mengalami kegagalan hubungan dengan model cantik itu, padahal banyak orang yang menyayangkan keputusannya untuk mengakhiri jalinan hubungan asmara di antara mereka pasalnya semua orang mengatakan bahwa mereka berdua adalah pasangan yang sangat cocok.      

"Seperti dugaanmu dari awal Fernando, orang di balik peristiwa itu adalah seorang dokter. Melihat karena cara detailnya dia meramu obat-obatan dalam dosis yang sangat pas ini membuatku semakin yakin, bahwa dia adalah seorang tenaga medis sama seperti ku," ucap Profesor William sambil menunjuk sebuah kertas yang ada di hadapannya, yang mana kertas itu adalah laporan dari laboratorium rumah sakit lain untuk memastikan kandungan dalam obat penggugur kandungan yang ada di dalam botol permen milik Viona yang masih disimpan Fernando.     

"Benar bukan aku benar-benar semakin tak sabar untuk membongkar identitas manusia jahanam ini," jawab Fernando dengan cepat, sebenarnya data yang diberikan oleh petugas laboratorium di rumah sakit Global Bross sudah cukup untuk membuktikan bahwa pelakunya adalah seorang dokter, namun Fernando ingin melakukan pengetesan lagi di rumah sakit lain untuk semakin menguatkan dugaan nya dan hasilnya pun sesuai dengan perkiraan dari awal.      

"Tapi kita harus hati-hati Fernando, kita tak boleh gegabah menuduh orang sembarangan," sahut profesor Dexter pelan mencoba untuk menenangkan Fernando yang terlihat sangat tidak sabar.     

"Aku tau Dexter, aku tak segila itu. Maka dari itu aku perlu mengumpulkan banyak bukti terlebih dahulu, setelah semua bukti terkumpul aku akan mencari tau lebih lanjut apakah para staf di rumah sakit ini ada yang melakukan pembelian obat-obatan mencurigakan atau tidak selama setahun yang lalu. Dari data itu kita bisa menelusurinya lebih jauh lagi," ucap Fernando datar sambil meremas kertas laporan yang ada di tangannya.     

Karena hari sudah siang Fernando akhirnya pergi makan siang di kantin rumah sakit bersama Profesor Dexster dan Profesor William, saat sedang berjalan menuju kantin mereka dikagetkan dengan suara tepuk tangan dari arah belakang yang ternyata adalah tepukan tangan profesor Frank sang adik tunggal Fernando.     

"Sepertinya kalian sangat akur," ucap Professor Frank mengejek Fernando dan kedua sahabatnya.     

"Tentu saja kami akur," jawab Profesor William dengan cepat, ia malas sebenarnya bertemu dengan Profesor Frank karena mereka pasti akan berdebat akhirnya.     

"Baguslah peliharaan dan majikan kan memang harus akur," sahut Profesor Frank dengan cepat sambil berbalik badan bersiap meneruskan langkahnya menuju ke kantin namun saat ia baru melangkah satu kali tiba-tiba Fernando menarik kerah jas putihnya lalu menghadiahkan bogem mentah ke wajah sang adik.     

Brugg     

Profesor Frank jatuh menghantam tembok yang ada dibelakangnya ketika Fernando memukulnya untuk yang kedua kali, saat ia akan bangun Fernando terlihat mengangkat satu kakinya dan bersiap untuk menginjak perut sang adik namun Profesor William dan Profesor Dexter menahannya agar tak melakukan niatnya itu.     

"Ini rumah sakit Fernando, jaga sikapmu!!!" ucap Professor William mencoba untuk menenangkan Fernando yang sudah meradang.     

"Iya Fernando, jaga sikapmu. Banyak orang yang melihat," imbuh Profesor Dexter sambil mencengkram lengan Fernando lebih kuat, karena Fernando berusaha melepaskan diri.     

"Dia harus diberi pelajaran supaya mulutnya bisa lebih baik lagi berucap Will," sahut Fernando dengan suara meninggi.     

"Sabar Fernando jaga sikapmu, jangan terpancing provokasinya," ucap Professor William kembali, sebenarnya ia sangat marah akan kata-kata Profesor Frank namun ia berusaha menahan dirinya agar tak lepas kendali. Walau bagaimanapun mereka sedang ada dirumah sakit.     

"Ha ha ha...yang seharusnya menjaga perkataan adalah kau Fernando, seandainya malam itu kau tak menuduh Viona yang tidak-tidak mungkin ia masih ada disini. Kau dengan arogan meminta seorang dokter hebat sepertinya berhenti bekerja, setelah ia melakukan kemauanmu kau dengan tak tau malu membawa jalang pulang. Lalu ketika ia sedang pendarahan kau menyumpahinya untuk mati, sebenarnya yang perlu diberi pelajaran adalah kau Fernando bukan aku," sahut Profesor Frank dengan lantang sambil menyeka darah yang keluar dari bibirnya yang sobek akibat pukulan Fernando.     

Fernando yang awalnya sangat marah langsung terdiam ketika mendengar perkataan sang adik gerakan tubuhnya pun tak sekuat sebelumnya, pandangan matanya yang tadinya berapi-api langsung meredup seketika.     

"Bukankah aku dulu sudah bilang padamu Fernando, aku merelakan Viona bersamamu asal dia bahagia. Tapi nyatanya menikah denganmu justru membuatnya banyak menderita, asal kau tau Fernando sampai saat ini perasaanku padanya tak pernah berubah sedikitpun meskipun aku sudah menikah dengan Louisa. Jadi jangan salahkan aku jika suatu saat aku berhasil menemukannya lebih dulu darimu maka aku akan kembali mengejarnya dan tak akan melepaskannya lagi," imbuh Profesor Frank tanpa rasa bersalah sambil merapikan jas dokter kebesarannya yang sempat dicengkeram oleh Fernando, setelah berkata seperti itu Profesor friend kemudian berjalan meninggalkan Fernando beserta Profesor William dan Profesor Dexter ia berjalan menuju kantin dengan tenang seolah tidak terjadi apapun.      

"Apa yang dikatakan Frank benar, akulah yang sebenarnya paling bersalah disini. Seandainya waktu itu aku…     

Plakk     

Sebuah tamparan keras dari Profesor William mendarat di pipi Fernando sehingga membuat Fernando mundur 2 langkah ke belakang, Profesor Dexter yang tak menduga Profesor William akan menambah Fernando nampak sangat terkejut.      

"Sampai kapan kau akan terus menyalahkan dirimu seperti itu Fernando, bukankah kau sudah mengatakan kemarin bahwa kau ingin berubah kau ingin menjadi Fernando yang baru dan meyakinkan kembali Viona agar kembali padamu. Kalau kau seperti ini terus kapan kau akan membawa istrimu itu pulang brengsek," ucap Profesor William dengan suara meninggi menahan emosi, ia tak suka melihat Fernando kembali terpuruk seperti 10 bulan yang lalu.      

"Aku…     

"Ayolah jangan seperti itu lagi, mana Fernando brengsek yang aku kenal. Kenapa kau jadi lemah lagi, kau bukanlah seorang pecundang Fernando," sahut Profesor William memotong perkataan Fernando dengan cepat.      

Fernando menarik nafas panjang mendengar perkataan Profesor William, ia lalu berdiri dengan tegak dan memandang sahabatnya itu dengan tatapan yang tidak dapat dideskripsikan. Saat akan melangkahkan kaki tiba-tiba terdengar suara lari dari arah lorong yang berlawanan, sehingga membuat Fernando, Profesor William dan Profesor Dexter menoleh ke arah sumber suara yang ternyata adalah suara langkah kaki dari kedua asisten setia Fernando.      

"Ada apa Justin?" tanya Fernando dengan cepat.     

"Nyonya tuan…     

"Ada apa dengan istriku?!" pekik Fernando memotong perkataan Justin dengan cepat.     

Justin kemudian menelan salivanya lalu menceritakan apa yang baru ia ketahui..     

"Siapakah helikopter, aku harus kerumah sakit itu. Kau ikut denganku Justin dan kau Harry naik helikopter selanjutnya bersama para bodyguard yang lain," ucap Fernando dengan cepat sambil berlari ke arah lift untuk menuju rooftop rumah sakit.     

"Satu helikopter sudah siap tuan," jawab Justin singkat.     

"Bagus, ayo beri pelajaran pada orang-orang keparat itu!!!" sahut Fernando dengan suara meninggi penuh emosi.     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.