You Are Mine, Viona : The Revenge

ville pleine d\'amour



ville pleine d\'amour

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 7 jam pesawat jet milik Fernando akhirnya tiba di bandara Paris-Charles de Gaulle, Fernando pun terpaksa dibangunkan oleh Martin karena tidur bersama Viona.      

"Terima kasih Martin sudah membangunkanku ," ucap Fernando pelan sambil merapikan rambutnya yang berantakan.      

"Anda tak perlu sungkan Tuan, saya hanya menjalankan pekerjaan saya saja," jawab Martin sambil tersenyum.      

"Semua barang-barangku apakah sudah aman ?" tanya Fernando singkat.     

"Sudah Tuan semua koper anda sudah masuk ke mobil yang sudah menunggu di bawah," jawab Martin kembali.      

"Good, ya sudah kalau begitu tolong bawakan tas tangan milik istriku aku ke bawah. Aku mau menggendongnya turun," pinta Fernando perlahan sambil menggulung kemejanya supaya memudahkan dirinya untuk menggendong Viona, Fernando tak tega membangunkan Viona yang yang sedang tertidur pulas. Pasalnya baru 2 jam yang lalu ia meminum obat pemberian dokter Raline.      

Martin pun langsung menjalankan perintah Fernando, iya kemudian turun terlebih dahulu menuju sebuah mobil limo yang sudah menunggu Fernando dan Viona di bawah pesawat jet. Sebenarnya mobil limo seperti itu tak bisa sembarangan masuk ke landasan pacu, hanya saja karena Fernando meminta pengawalan ekstra ketat pada pemerintah kota Paris akhirnya mobil itu pun bisa masuk ke dalam bandara sebagai fasilitas utama para tamu VIP yang datang ke Paris. Tak sembarangan orang juga bisa meminta pengawalan VIP seperti Fernando, hanya orang-orang yang memiliki uang lebih dari 500 juta dolar saja lah yang bisa meminta fasilitas seperti itu atau minimal ia memiliki saldo sebanyak 200 juta dolar di Bank Swiss yang tak semua orang bisa menyimpan uangnya di bank super ketat itu.     

Dengan hati-hati Fernando menggendong Viana menuruni pesawat jet miliknya, senyumnya tersungging ketika melihat mobil limo berwarna hitam yang sudah menunggu dirinya. Viona sendiri tak menyadari kalau ia sudah sampai di Paris obat yang diberikan oleh dokter Raline benar-benar membuatnya terlelap, sebenarnya cedera pada otot di sekitar vaginanya tidak terlalu parah. Apa yang dikatakan dokter Raline waktu itu pada Fernando hanyalah sebuah bualan semata, karena sebenarnya Viona hanya membutuhkan waktu dua hari saja untuk beristirahat dan kembali bisa melakukan hubungan seks dengan catatan tidak boleh terlalu kasar dan lama seperti yang sudah ia lakukan sebelumnya. Maka dari itu Viona memutuskan untuk pergi ke Perancis bersama Fernando dan rahasia ini masih ia simpan rapat dari Fernando, ia ingin memberikan kejutan pada Fernando sekaligus ingin mengetes apakah suaminya itu benar-benar mencintainya atau tidak. Viona ingin melihat dan memastikan sendiri bahwa Fernando bisa menahan nafsunya demi kebaikannya atau tidak, walaupun sudah dari tadi malam Fernando tidak melakukan apa-apa pada dirinya namun Viona masih ingin memastikan lagi sampai satu hari kedepan.      

Karena semua koper milik Fernando sudah masuk ke dalam mobil Limousine Fernando akhirnya memerintahkan driver yang akan membawanya ke ke hotel tempatnya menginap selama 10 hari ke depan untuk segera pergi meninggalkan bandara, karena kemampuan bahasa perancisnya yang sudah lancar Fernando pun tak mengalami kesulitan apapun ketika berkomunikasi dengan sang driver. Ia tersenyum melihat pemandangan di kota Paris hari ini, di kota penuh cinta ini sebelumnya ia menahan kerinduan dan dan kepedihan teramat dalam selama hampir 10 bulan setelah berpisah dengan Viona. Oleh karena itu Fernando ingin datang ke kota ini lagi bersama Viona untuk menciptakan kenangan indah.      

30 menit kemudian Fernando dan Viona Akhirnya sampai di shangri-la hotel yang merupakan hotel bintang lima disebrang Seine, menghadap ke menara Eiffel. hotel ini merupakan bekas kediaman pangeran Roland Bonaparte dan terdaftar dalam "Monuments Historiques" Perancis. Fernando memilih sebuah kamar suite signature di shangri-la hotel yang memiliki pemandangan terindah untuk melihat Menara Eiffel, selain karena ingin mendapatkan pemandangan terindah di Paris Fernando memilih kamar ini juga karena kamar Ini adalah kamar terbesar dan paling mewah yang ada di shangri-la hotel yang memiliki privasi yang tak diragukan lagi.      

"Babe wake up," bisik Fernando perlahan di telinga Viona.     

"Mmmmm….."     

"Wake up my love, kita sudah sampai di hotel," ucap Fernando lembut sambil menganggukkan kepalanya perlahan ke arah bellboy yang akan membawakan koper-koper miliknya ke dalam kamar.     

"Sampai di hotel...whattt!!!kita sudah sampai di Perancis ?!" tanya Viona kaget sambil membuka kedua matanya.     

Fernando terkekeh melihat kekagetan istrinya Ia lalu meraih wajah istrinya dan mencium keningnya dengan lembut.     

"Kita sudah sampai di Perancis 30 menit yang lalu dan saat ini kita sudah sampai di shangri-la hotel yang akan menjadi tempat tinggal kita selama 10 hari kedepan," jawab Fernando perlahan.      

"Sepuluh hari bukankah kau bilang hanya satu minggu saja kita di Perancis?" tanya Viona kembali.     

"Kita sudah jauh-jauh pergi ke Prancis dan tak mungkin kalau misalkan kita hanya berlibur sebentar disini, asal kau tau sayang aku bisa membeli rumah mewah di sini jika aku mau. Jadi jangankan 10 hari 10 bulan kedepan kita tinggal di hotel ini pun aku masih mampu membayarnya," jawab Fernando angkuh.      

Buugggh     

"Akhhh babeee…"jerit Fernando keras saat Viona memukul dadanya, walaupun sebenarnya pukulan Viona tidak terlalu sakit namun cukup mengagetkan bagi Fernando yang tak ada persiapan apapun.      

"Itu hukuman untukmu karena berani sombong di depanku, bukankah aku sering bilang jangan terlalu arogan. Aku tak suka melihatmu menyombongkan uangmu seperti tadi," ucap Viona menahan kesal.     

"Babe, orang sombong itu adalah orang yang berbicara omong kosong. Lain halnya denganku karena yang aku katakan tadi adalah fakta, aku memang bisa tinggal di sini selama 10 bulan kedepan di kamar VIP yang akan kita tempati banti. Jadi itu tidak termasuk sombong karena apa yang aku katakan adalah sebuah kenyataan," jawab Fernando membela diri.      

"Sudahlah aku lelah berdebat denganmu pasti tak akan menang," sahut Viona dengan cepat mencoba untuk mengakhiri perdebatan dengan Fernando.      

Fernando pun tersenyum lebar melihat istrinya menyudahi pertikaian kecil mereka, tak lama kemudian Fiona dan Fernando pun turun dari mobil karena seorang manajer hotel sudah menunggu di depan pintu masuk.      

Sang manajer hotel yang sudah mengenal Fernando langsung menjabat tangan sang pangeran kota Ottawa itu, mereka lalu terlibat sebuah percakapan dalam bahasa Perancis yang tidak dimengerti oleh Viona. Viona hanya bisa tersenyum ketika bersalaman dengan sang manager hotel saat diperkenalkan oleh Fernando, setelah melakukan basa-basi singkat Fernando dan Viona akhirnya diantar ke kamar suite signature yang dipilih oleh Fernando. Saat berjalan masuk ke dalam hotel Viona dibuat takjub dengan interior dan dekorasi di hotel tempatnya akan tinggal selama beberapa hari ke depan itu, nuansa biru, putih dan krem sangat mendominasi dan membuat Hotel itu bertambah mewah. Percampuran ketiga warna itu sangat sesuai dengan estetika ke kaisaran Eropa dan Asia, tak heran kalau Shangri-La hotel yang ada di kota Paris ini menjadi hotel yang paling direkomendasikan oleh para pesohor yang berkunjung.      

"Silakan Tuan Willan, ini adalah kamar anda," ucap sang manager ramah sambil memberikan sebuah key card pada Fernando saat mereka berhenti di sebuah kamar yang yang ada di lantai lima.      

"Terima kasih Tuan Damien," jawab Fernando dengan cepat sambil meraih kunci kamarnya.     

"Kalau begitu saya permisi Tuan Fernando, silakan beristirahat dan kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk menghubungi saya. Saya akan ada di hotel ini selama 5 hari dalam satu minggu, jadi anda tidak usah khawatir saya pasti akan langsung membantu anda jika anda membutuhkan bantuan," sahut sang manajer yang bernama Damien dengan tersenyum lebar.      

"Tentu saja saya akan menghubungi anda jika Saya memerlukan sesuatu Jawa Fernando kembali sambil berjabat tangan dengan sang manajer.     

Tak lama kemudian sang manajer itu pun pergi meninggalkan Fernando dan Viona yang masih berdiri di depan kamar suite signature yang akan menjadi tempat mereka tinggal selama ada di Prancis. Kedua mata Viona terbelalak lebar saat melihat interior yang ada di dalam kamar itu, berada di dalam kamar hotel ini mengingatkan Viona pada istana Fernando yang memiliki keranjang besar dan hiasan dinding yang serupa.     

"Do you like this room?"tanya Fernando pelan sambil memeluk perut Viona dari belakang dan mencium tengkuknya.     

"Fernando akhhh…"     

"What..do you like it or not?" tanya Fernando kembali sambil membawa Viona ke atas ranjang super besar yang ada di dalam kamar itu.     

"Akhhhh…"     

Viona memekik saat terjatuh di atas ranjang dari bulu angsa super empuk dan nyaman itu saat ditindih Fernando.     

"F-Fernando no..ingat pesan dokter Raline," ucap Viona terbata saat Fernando memasukan tangannya ke celana dalam Viona.     

"Shitt…"     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.