You Are Mine, Viona : The Revenge

\"Dewasa itu pasti\"



\"Dewasa itu pasti\"

Sejak mengetahui berita tentang kehamilan Viona, ketiga profesor pimpinan rumah sakit Global Bros menjadi lebih pendiam. Ketiganya tak membuat janji satu sama lain namun terlihat sangat kompak memilih menjadi orang yang lebih pendiam dari sebelumnya, bahkan biasanya mereka yang selalu berangkat siang karena memilih makan pagi di rumah bersama istrinya masing-masing kini memilih untuk berangkat lebih cepat ke rumah sakit. Dan hal ini mulai membuat ketiga masing-masing istri para profesor itu curiga karena perubahan yang sangat mencolok dari masing-masing suaminya.      

"Aku kira hanya Dexter saja yang beberapa hari terakhir ini menjadi pendiam ternyata Profesor William dan Profesor Frank juga?" Anastasia bertanya perlahan pada dokter Louisa dan Aurelie yang duduk di hadapannya.      

"Iya, aku juga tak tahu apa yang dikerjakan suamiku. Pasalnya dirumah sakit tak ada kegiatan apapun, jadwal mereka juga biasa saja tak ada yang berubah,"jawab dokter Louisa pelan, ia berusaha mengingat jadwal suaminya dalam beberapa hari ini.      

Aurelie tersenyum lembut. "Aku yakin suamiku pasti tak berbuat macam-macam, ia sangat mencintaiku. Kalian berdua juga jangan berpikir macam-macam, mungkin saja mereka sedang mengerjakan laporan yang cukup banyak sehingga mereka harus berangkat lebih pagi." Aurelie yang yakin sekali kalau suaminya sangat mencintainya sangat percaya diri.     

Dokter Louisa dan Anastasia pun langsung menoleh kearah Aurelie secara bersamaan, mereka tak habis pikir kenapa Aurelie bisa sesantai itu di saat suaminya menunjukkan perubahan yang sangat drastis.      

"Aku percaya suamiku jadi seharusnya kalian juga percaya pada suami kalian,"ucap Aurelie pelan sambil tersenyum manis ke arah dokter Louisa dan Anastasia, ia berkata seperti itu seolah tahu apa yang dipikirkan oleh kedua wanita yang sedang melihatnya tanpa berkedip itu.      

"Aku percaya pada suamiku hanya saja perubahan sikapnya sangat tidak wajar Aurelie, karena itulah aku merasa sedikit aneh. Bukan tidak percaya, hanya saja aku merasa dia bukan seperti dia yang biasanya saja,"sahut Anastasia dengan cepat.      

Dokter Louisa menganggukkan kepalanya penuh semangat membenarkan perkataan Anastasia.     

"Sebenarnya kemana arah pembicaraan kalian ini aku tak mengerti, lagipula bukankah wajar kalau misalkan suami kita menjadi lebih rajin berangkat bekerja karena kalian juga tahu kan mereka adalah seorang dokter. Bahkan mereka bertiga bukanlah dokter biasa, mereka adalah profesor yang memimpin banyak sekali dokter di rumah sakit ini mereka juga kadang-kadang masih melakukan operasi. Jadi di mana anehnya, tidak ada yang aneh. Ini semua masih wajar menurutku, kecuali kalau misalkan mereka berangkat pagi lalu sewaktu kita konfirmasi ke rumah sakit mereka tidak ada di rumah sakit, lalu mereka pulang malam atau bahkan dua atau tiga hari tidak pulang itu baru kita boleh curiga. Akan tetapi ini kan tidak, mereka hanya berangkat pagi lalu bekerja di rumah sakit lalu pulang saat malam tiba. Tidak ada yang aneh sama sekali ini masih sangat wajar sekali, mengingat mereka adalah orang penting di rumah sakit besar seperti Global Bros seperti ini. Yang mana banyak sekali di luar sana dokter-dokter dan bahkan profesor yang ingin sekali bekerja di rumah sakit ini dan mendapatkan posisi seperti yang suami kita dapatkan saat ini, jadi tolong hilangkan pikiran kalian yang buruk seperti itu. Kita harus mendukung suami kita supaya mereka bisa bekerja dengan tenang dan melayani pasien dengan baik, sehingga rumah sakit ini tetap menjadi rumah sakit favorit semua warga Ottawa bahkan seluruh negeri. Kita harus melakukan itu, karena itu adalah tugas kita sebagai istri yang baik,"ucap Aurelie panjang lebar sambil menatap tajam tanpa berkedip kearah dokter Louisa dan Anastasia secara bergantian.      

Dokter Louisa dan Anastasia terlihat shock ketika mendengar Aurelie bicara sepanjang itu, mereka tak menyangka Aurelie akan sebijak itu menyikapi perubahan sikap suaminya yang mereka nilai tak wajar itu.     

"Aurelie?" Dokter Louisa menarik nafas panjang. "Kau tak sedang sakit kan?" tangan dokter Louisa menyentuh kening dan leher Aurelie dengan perlahan.      

Aurelie yang diperlakukan seperti itu merasa tak nyaman, ia langsung menampik tangan dokter Louisa. "Aku sehat, aku baik-baik saja. Kenapa kau memperlakukan aku seperti itu? Seolah aku sedang sakit dan tak waras sehingga bicara menceracau seperti itu? Menyebalkan," ucapnya kesal.      

"Bukan begitu, hanya saja kau terlihat seperti bukan Aurelie yang kami kenal. Kau berubah menjadi bijaksana dan itu bukan kau sekali Aurelie,"sahut Anastasia dengan cepat, ikut mengomentari perkataan Aurelie yang sebelumnya.      

Mendengar perkataan dua temannya membuat Aurelie menjadi semakin kesal, ia jengkel karena digoda oleh dua wanita yang sudah sangat akrab seperti saudara itu. Semenjak mengalami peristiwa berdarah yang sama, mereka bertiga menjadi lebih akrab dan saling menguatkan satu sama lain. Bahkan ketika satu bulan setelah diperbolehkan untuk melakukan program hamil pasca keguguran, ketiganya saling berbagi foto tespek yang masih menunjukkan satu garis dan akan menangis secara bersamaan di sebuah tempat yang tidak diketahui oleh suami masing-masing. Karena itulah Aurelie tak benar-benar marah dengan perkataan dokter Louisa dan Anastasia yang menggodanya, karena jam istirahat dokter Louisa sudah hampir habis ketiganya pun memilih untuk segera meninggalkan kantin dan kembali menuju aktivitasnya masing-masing. Dokter Louisa ke ruang kerjanya kembali, sementara Aurelie dan Anastasia pergi ke klinik khusus anak-anak tempat dimana mereka menghabiskan waktu selama dua bulan terakhir ini. Bisa tertawa bersama anak-anak membuat Aurelie dan Anastasia langsung melupakan kesedihan mendalam pasca kehilangan bayi yang belum sempat mereka sentuh.      

Saat ketiga wanita itu berjalan meninggalkan kantin Profesor William dan Profesor Dexter melihat istri-istri mereka tertawa riang meninggalkan kantin menuju ke klinik baru.     

Profesor William menarik nafas dalam-dalam, ia lalu menyentuh dadanya perlahan. "Ternyata seberat ini mengatakan kejujuran pada orang yang sangat kita cintai, mungkin inilah yang dirasakan keluarga pasien ketika menunggu kabar dari kita,"ucapnya lirih sambil terus menatap istrinya yang sedang tertawa di samping dokter Louisa.      

"Aku benar-benar belum siap mengatakan kebenaran tentang hamilnya dokter Viona pada Anastasia, aku tak tega kalau harus melihatnya menangis karena melihat bayi dokter Viona lahir dengan selamat. Aku bukan iri karena dokter Viona dan Fernando memiliki anak, mereka sudah pantas untuk mendapatkan kebahagiaan ini setelah semua peristiwa yang mereka lalui selama dua tahun terakhir ini. Hanya saja rasanya masih tidak adil saja untukku yang harus kehilangan bayi karena ulah perempuan jahat itu, jujur Will aku bukan kan diri pada dokter Viona dan Fernando bukan. Aku hanya menyesali tindakan dokter Ammy yang sampai sejahat itu mencelakai wanita-wanita yang tak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya, Anastasia bahkan tidak tahu siapa itu dokter Ammy. Akhh aku benar-benar rapuh saat ini,"sahut profesor Dexter dengan suara parau menahan tangis.      

"Orang jahat tak perlu alasan untuk berbuat jahat, kebahagiaan mereka adalah ketika melihat orang yang menjadi sasaran tindakan mereka menderita. Jangan tanya dari mana aku bisa tahu semua itu,"ucap profesor Frank tiba-tiba ikut bicara dari arah belakang mengagetkan Profesor William dan Profesor Dexter yang masih berdiri di tempatnya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.