CEO DINGIN : ISTRI KESAYANGAN SANG CEO

509. Demi Nomor Handphone



509. Demi Nomor Handphone

Setelah sekretaris Tang pergi dari ruangannya. Sang presdir Tampan ini hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, dan memandang kearah asisten Steve yang masih menahan tawa sambil menolehkan wajahnya.     

"Dasar Nona besar! Dia pikir dia sedang berada di perusahaan papa nya? Seenaknya sendiri saja kalau bekerja." Kata yohan dengan suara pelan. Bagi Yohan mau nona besar, tuan besar atau berandalan sekalipun. Jika di perusahaan miliknya, semua harus bekerja secara profesional. Tidak ada status Keluarga disana, Kalaupun ada. Itu statusnya adalah pegawai perusahaan, yang intinya mereka semua harus tunduk dan patuh dengan peraturan perusahaan.     

Ini pun berlaku untuk Nona besar dari keluarga tang itu dan maupun kepada seluruh pegawai lainnya. Tidak perduli mereka adalah orang biasa maupun orang-orang dari keluarga kaya dan terhormat sekalipun.     

Di waktu yang sama, direktur Lee baru saja sampai di depan pintu masuk perguruan milik Kim yohan ini. Laki-laki tampan ini langsung saja berjalan kearah meja resepsionis Perusahaan.     

"Selamat datang Tuan, ada yang bisa saya bantu?" Kata resepsionis cantik ini dengan suara lembut dan sopan.     

"Hmm... Saya dari perusahaan JT Grup. Ingin bertemu dengan ibu Tiara." Kata jonatan kepada resepsionis itu, seolah direktur tampan ini tidak tahu apa-apa.      

" Ibu Tiara?  Apa maksud anda adalah Sekertaris Jiang?" Tanya resepsionis cantik  kepada laki-laki tampan itu untuk memastikan.     

"Iya, benar. Sekertaris Jiang, Ibu Tiara Jiang." Jawab Jonatan dengan mantap.     

"Maaf, Tuan. Sekertaris Jiang setahu saya beliau masih memgambil cuti." Jawab resepsionis cantik ini sambil tersenyum.     

"Oh, begitu. Jika saya boleh tahu, kenapa Sekertaris jiang mengambil cuti? Saya memiliki sesuatu yang sangat penting yang harus diselesaikan dengan dia." Tanya Jonatan dengan wajah serius. Meskipun pada waktu itu asisten Steve sudah pernah memberitahukan kepadanya. Jika Sekertaris jiang sakit, pada saat laki-laki tampan ini datang mencari wanita cantik ini dengan membawa bunga.     

"Maaf, Tuan. Saya kurang tahu soal hal itu." Jawab resepsionis cantik sambil menyatukan telapak tangannya meminta maaf.     

"Hmm... Baiklah. Bolehkah saya meminta nomor telepon Sekertaris Jiang. Please, ini sangat penting." Kata Jonatan sedikit merayu resepsionis cantik itu dengan senyuman manisnya. Kata-kata manis pun tidak luput dari bibirnya.     

"Oh, sebentar. Saya harus meminta izin terlebih dahulu." Kata resepsionis cantik ini yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri begitu saja.     

Resepsionis cantik ini meneleponmu langsung kepada asisten steve. Segala sesuatu yang berhubungan Dengan Sekertaris pribadi sang presdir ini, harus lewat atau laporan terlebih dahulu kepada asisten tampan itu. Tidak ada yang berani melanggar hal ini, kecuali orang itu ingin mencari masalah atau mendapat hukuman dari sang presdir Secara langsung.     

"Oh, baiklah. Saya akan menunggu dengan sabar." Kata Jonatan sambil tersenyum.     

Meskipun didalam hatinya sedang mengumpan hebat soal peraturan perusahaan itu, yang menurutnya terlalu over protective kepada Tiara. Padahal jelas-jelas Perusahaan mereka sedang melakukan kerjasama. Bukankah sudah selayaknya ia bisa dengan mudah mendapatkan nomor telepon pegawai yang memiliki hubungan kerjasama dengan perusahaan miliknya.     

Setelah beberapa saat kemudian, resepsionis cantik itu. Meminta maaf karena tidak bisa membantu untuk memberikan nomor handphone pribadi Sekertaris Jiang.     

Jonatan hanya bisa menghela nafas kecewa. Tetapi laki-laki tampan ini tidak kehabisan cara. Ia mulai melancarkan rayuan mautnya dan iming-iming imbalan berupa uang kepada resepsionis cantik itu dengan suara yang pelan dan lembut.      

"Nona, saya sangat membutuhkan nomor handphone itu. Jika nona bisa membantu saya, nona akan saya berikan imbalan yang pantas untuk itu. Bagaimana?" Bisik direktur tampan ini dengan senyuman manisnya.     

"Maaf, tuan. Sekali saya tidak bisa." Kata resepsionis cantik menolak tawaran Jonathan itu dengan sangat sopan.     

"Sial! Wanita ini jual mahal juga. Tetapi aku tidak akan menyerahkan begitu saja." Kata direktur tampan ini dalam hatinya.     

"Oh, baiklah. Jika nona berubah pikiran, nona bisa menghubungi nomor saya." Kata laki-laki tampan ini sambil menyodorkan kartu namanya ke meja resepsionis cantik itu.     

Setelah memberikan kartu nama itu, laki-laki tampan ini pergi meninggalkan tempan itu dan keluar dari perusahaan. Ia tidak langsung pergi dari lokasi perusahaan. Melainkan menunggu di dalam mobi dan berharap resepsionis cantik itu akan berubah pikiran, atau ia bisa juga mencari pegawai lain yang bisa ia beli informasinya.     

Sekertaris Tang yang tidak sengaja melihat dan mendengar percakapan  Jonatan dan Sekertaris cantik itu, diam-diam keluar perusahaan dan menemui Jonatan di mobilnya.      

Wanita cantik ini mendekati mobil sport warna merah yang terparkir di dekat mobilnya. Pintu kaca mobil yang terbuka, memperlihatkan dengan jelas wajah tampan direktur Lee yang lumayan mempesona dan menarik perhatian para wanita itu. Terlebih lagi wajah seksi laki-laki tampan yang sedang memejamkan matanya, sambil menyandarkan tubuhnya di jok mobil itu terlihat sangat tampan.     

"Hai, direktur Lee." Kata Sekertaris Cantik ini sambil mengetuk bagian bawah pintu mobil untuk membangunkan Jonatan.     

Jonatan yang mendengar panggilan Sekertaris cantik itu, Segera membuka matanya dan memandang kearah wanita cantik itu.     

"Oh, Sekertaris Tang. Ada apa nona besar Keluarga tang yang terhormat ini mencariku?" Tanya direktur tampan ini sambil tersenyum.     

Jonatan tidak menyangka, jika yang akan menemuinya adalah Sekertaris utama perusahaan itu. Padahal ia hanya mengharapkan resepsionis atau pegawai kecil lainnya yang mudah untuk disuap dengan uang.     

Melihat Wanita cantik dengan jabatan tinggi itu, laki-laki tampan ini menjadi sedikit ragu. Apakah mungkin wanita cantik mau untuk membantunya? Jonatan hanya bisa membatin dalm hatinya sambil menatap tania dalam diam.     

"Aku bisa memberikan apa yang kau butuhkan, tetapi tentu saja itu sama sekali tidak gratis." Kata Sekertaris Cantik ini secara langsung dan tanpa basa-basi lagi.     

"Maksud Nona?" Tanya Jonatan yang pura-pura tidak mengerti perkataan wanita cantik yang berdiri di depan pintu mobilnya itu.     

"Kau tidak perlu berpura-pura tidak mengerti maksudku. Aku bisa memberikan nomor handphone Tiara, dengan syarat..." Kata wanita cantik ini dengan sengaja menjeda ucapannya.     

Jonatan membuka pintu mobilnya dan meminta Sekertaris cantik ini masuk kedalam.     

" Kita bicara di tempat lain." Kata Jonatan.     

Laki-laki tampan ini tahu benar, jika nomor handphone yang akan di berikan Sekertaris Cantik ini pasti tanpa izin perusahaan. Untuk hal itu, ia perlu mencari tempat aman dan nyaman untuk saling berbicara. Apalagi Sekertaris cantik ini juga akan mengajukan syarat, yang entah ia bisa sanggupi atau tidak nantinya.     

Sekertaris cantik ini Segera masuk kedalam mobil direktur Tampan Perusahaan JT Grup itu. Kemudian jonathan dengan cepat melajukan mobilnya meninggalkan lokasi perusahaan milik kim yohan itu.     

"Hei, kau mau membawaku kemana?" Tanya Tania yang merasa bingung. direktur tampan itu melajukan mobilnya begitu saja tanpa izin dari wanita cantik ini.     

"Kita cari tempat yang nyaman untuk berbicara. Bagaimana kalau kita makan siang berdua, sambil melakukan negosiasi." Kata jonatan yang mulai membuka percakapan manisnya.     

Laki-laki tampan ini tahu, ada celah yang bisa ia manfaatkan dari wanita cantik ini untuk mendapatkan keinginannya. Mungkin juga bisa lebih dari hanya sekedar nomor handphone saja nantinya.     

"Tidak perlu! Tepikan mobil ini sekarang juga. Kita berbicara di mobil ini saja, setelan selesai aku akan kembali lagi ke perusahaan." Kata wanita cantik ini menolak secara mentah-mentah undangan makan siang yang di tawarkan oleh direktur Tampan itu.     

"Sial! Wanita ini lumayan sombong juga. Jual mahal sekali kepadaku. Memang wajahnya lumayan cantik, meskipun tidak secantik tara jiang. Hemm... Aku suka kuda yang masih liar dan angkuh seperti ini." Kata laki-laki tampan ini dalam hatinya.      

Siapa yang tidak tahu siapa Jonatan, tuan muda kaya yang playboy dan suka bergonta-ganti pasangan ini. Tentu saja, penolakan seorang wanita bukanlah sebuah penghinaan besar baginya. Melainkan sebuah cemeti yang memecut semangatnya untuk semakin mengejar dan mendekati wanita itu untuk menaklukkannya.     

"Baiklah Nona, katakan apa yang kau inginkan." Kata Jonatan yang mulai menepikan mobilnya ke pinggiran jalan.      

*Hmm.... Kira-kira apa ya syarat yang akan di minta dari seorang Jonatan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.