I'LL Teach You Marianne

The real reason



The real reason

Chester berdiri di samping jendela kamarnya menatap halaman belakang rumah rumahnya yang sudah disulap menjadi area pesta perayaan pernikahan ke-50 tahun kedua orang tuanya, sebenarnya tanpa Chester menjadi seorang sekretaris jenderal PBB keluarganya sudah cukup dikenal. Maka dari itu tak heran jika saat ini sudah banyak sekali orang yang datang, padahal acara baru akan dimulai sekitar 30 menit lagi.     

Chester tak menyukai pesta semacam ini nampak malas sebenarnya, ia yakin sekali akan banyak orang yang tak dikenal mencoba dekat dengan dirinya.     

Tok..     

Tok..     

Ketukan di pintu membuat lamunan Chester buyar, ia pun menekan sebuah tombol rahasia yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Sebuah tombol yang membuat pintu terbuka secara otomatis dari dalam.     

Begitu pintu terbuka lebar muncullah seorang pria muda tampan yang tengah membawa sebuah boneka Teddy Bear yang cukup besar.     

"Damn, bukan aku yang berulang tahun. Jadi buang jauh-jauh boneka jelek itu dari hadapanku,"pekik Chester ketus pada pria asing yang sudah masuk ke kamarnya itu.     

Alih-alih melakukan perintah yang diberikan Chester pemuda itu justru meletakkan boneka Teddy Bear yang ia bawa dengan hati-hati di atas sofa. "Aku tak membawakannya untukmu, aku membawakan boneka ini untuk keponakan aku, Charlotte."     

"Ck, putriku tidak akan kekurangan mainan. Jadi kau tak perlu membawakannya,"sahut Chester ketus tak bersahabat.     

Pria asing itu tertawa lebar. "Kau bukan tak suka dengan hadiahku, kau tak suka karena ini adalah boneka kesukaan mantan istrimu yang sudah meninggalkan itu, bukan?"     

"Edward Cole, jaga ucapanmu!!!"hardik Chester dengan keras.     

Edward Cole yang masih saudara sepupu Chester Llyod itu langsung tertawa terbahak-bahak, ia senang melihat saudara sepupu yang sudah lama tak ditemuinya itu marah.     

"Dimana salahku? Bukankah yang aku katakan benar?"     

"Fuck you!"     

Edward kembali tertawa, ia kemudian mendekati Chester yang sedang berdiri disamping jendela.     

"Lupakan wanita itu, dia tak pantas untukmu. Kau bisa mendapatkan wanita manapun yang kau inginkan, Chester,"ucap Edward pelan saat sudah berdiri disamping Chester.     

Chester menghela nafas panjang. "Belum ada wanita yang aku bisa percaya untuk mengurus putriku kecuali…"     

"Kecuali siapa?"Edward langsung memotong perkataan Chester penasaran.     

Chester mengibaskan tangannya di udara. "Lupakan, jangan bahas wanita malam ini. Aku tak mau merusak moodku hari ini."     

Edward terkekeh. "Baiklah Tuan Llyod yang terhormat, saya patuh dengan ucapan anda."     

Chester mencibir Edward, ia kemudian kembali melihat halaman belakang yang sudah semakin dipenuhi para tamu. Menjadi anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga Llyod membuat Chester selalu menjadi pusat perhatian semua keluarga besarnya, karena itu saat Chester tak terlihat banyak orang yang menanyakan keberadaan dirinya termasuk kedua orang tua Edward yang sudah bergabung dengan kedua orang tua Chester.     

"Tuan, acara sudah akan dimulai." Michael yang baru datang mengingatkan Chester untuk segera bersiap.     

Karena Chester tak merespon perkataan Michael perlahan Edward pun menyentuh pundak saudara sepupunya itu dengan lembut. "Ayo, pesta tak akan lengkap tanpa bintang utamanya, Chester."     

Chester menipiskan bibirnya. "Ini acara kedua orangtuaku, bukan acaraku."     

"Aku tahu, tapi semua orang itu datang karena mereka ingin bertemu denganmu Tuan Chester Lloyd, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. " Edward menyahut perkataan Chester dengan cepat.     

Chester tak bicara lagi dan segera meraih jas yang ia letakkan di sofa sebelum meninggalkan kamarnya diikuti Edward dan Michael asisten pribadinya di belakangnya.     

Kemunculan Chester di area pesta langsung membuat para tamu histeris, terutama mereka para wanita yang masih single dan ibu-ibu yang membawa putrinya. Sungguh daya tarik Chester sangat besar, logika saja tak ada yang akan menolak seorang Chester Llyod sang sekretaris jenderal PBB. Karena Chester dikerumuni banyak orang Edward memilih untuk menyingkir, ia berdiri di area bar menikmati minuman yang disediakan barista.     

Acara ulang tahun pernikahan tuan dan nyonya besar Llyod menjadi berita dimana-mana, para wartawan berbagi media yang datang meliput dan menyiarkan langsung acara keluarga sang sekretaris jenderal PBB yang paling muda dalam sejarah itu. Sehingga semua warga negara Swiss bisa tahu kalau ada acara sepenting itu malam ini.     

Mansion Jack, 9 PM.     

"Shit, acara tak penting seperti ini diliput. Aku tak mengerti dengan selera masyarakat."     

Nicholas yang sedang berada di ruang santai nampak kesal setengah melihat acara favoritnya digantikan dengan acara ulang tahun pernikahan ke 50 tuan dan nyonya besar Llyod.     

Alice yang sedang sibuk bermain game di ponselnya terkekeh. "Karena itulah aku tak suka menonton siaran televisi."     

"Aku maklum dengan keputusanmu, Alice. Tapi lihat ini, stasiun televisi ini seenak-enaknya mengganti acara favoritku dengan acara sampah seperti ini,"sahut Nicholas penuh emosi karena tak bisa melihat mancing kesukaannya ditiadakan.     

"Tonton saja di YouTube, Nick." Jack yang baru saja selesai meninabobokan Christian ikut bergabung dengan ketiga asistennya bersantai.     

Nicholas yang sedang marah langsung menoleh ke arah Jack yang sudah duduk disamping Erick. "Ok aku akan menonton di YouTube, tapi lihatlah Tuan dengan acara apa mereka mengganti acara kesukaanku."     

Jack menaikkan satu alisnya, ia kemudian menoleh dan menatap ke arah televisi besar yang berada di belakang Nicholas. Kedua mata Jack menyipit, mencoba melihat lebih jelas.     

"Acara apa itu? Aku tak bisa melihat dengan jelas,"tanya Jack penasaran.     

"Acara ulang tahun pernikahan ke 50 kedua orang tua Chester Llyod." Alice menyahut dengan cepat, ia sengaja bicara dengan nada meninggi saat menyebut nama Chester orang yang baru tadi siang Jack temui di area bermain anak-anak bersama Anne.     

"Apa yang dikatakan Alice benar, Nick?"tanya Jack pelan.     

"Iya, acara ulang tahun pernikahan. Ish menyebalkan sekali, merusak mood orang saja,"jawab Nicholas kesal, Nicholas yang sangat menyukai acara memancing di kutub selatan itu merasa kesal saat acara favoritnya diganti.     

Melihat ekspresi kekecewaan Nicholas membuat Jack yakin kalau saat ini asistennya itu benar-benar sedang kesal, ia kemudian menoleh kepada Alice memberikan kode pada sekretarisnya itu untuk menghibur Nicholas. Alice yang paham dengan kode yang diberikan sang tuan kemudian bangun dari sofa dan bergegas menyusul Nicholas yang pergi ke taman yang ada di samping tempat mereka berada saat ini.     

Melihat Nicholas yang akhirnya mau bermain game dengan Alice membuat Jack tersenyum, ia kemudian menyandarkan tubuhnya ke sofa sambil memejamkan kedua matanya.     

"Anda baik-baik saja, Tuan?"tanya Erick pelan.     

Jack tersenyum. "Sangat baik, aku tak pernah sebaik ini, Erick."     

"Apa anda sudah mengambil keputusan untuk membuat Giselle Allen jera?"tanya Erick kembali.     

"Sudah, aku serahkan semuanya pada Luis. Sepertinya meminta tolong pada Luis untuk meyakinkan Frederick untuk mengurus kekasihnya itu adalah pilihan tepat, sebagai mantan polisi khusus yang cukup disegani rupanya membuat Frederick begitu menghormati Luis. Aku harap setelah ini Giselle akan berhenti mengganggu rumah tanggaku, walau bagaimanapun aku tak mau menyakitinya. Aku tak mau apa yang aku lakukan saat ini akan mendapat balasan dari Tuhan nantinya, anak keduaku adalah pertemuan, Erick. Aku tak mau ia mendapatkan imbas dari semua yang aku perbuat pada wanita, aku tak mau putriku mendapatkan karma atas perbuatan ku saat ini,"jawab Jack serius menjelaskan alasannya kenapa tidak mau bertindak terlalu tegas pada Giselle seperti yang ia lakukan dulu pada Shopia Higgins dan kedua orangtuanya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.