I'LL Teach You Marianne

Membayar dosa



Membayar dosa

Penemuan jasad seorang wanita di dasar danau pertama kali dilaporkan oleh seorang guru dari sebuah sekolah dasar yang kebetulan sedang melakukan camping di dekat danau, seorang guru pendamping yang sedang memancing curiga setelah mendapatkan secarik kain. Padahal danau itu adalah danau yang bersih. Karena merasa ada yang janggal para guru kemudian melakukan pemeriksaan ulang dan terkejut saat menemukan mayat yang sudah membusuk di dasar danau, segera setelah itu mereka menghubungi polisi.     

Para polisi yang sebelumnya ditugaskan Aaron untuk mencari tahu siapa penyerang Jack di hotel, akhirnya menghubungi Aaron kembali dan mengabarkan soal penemuan mayat seorang wanita yang dicurigai sebagai pelaku yang sudah mencoba melukai Jack. Setelah penyelidikan lebih lanjut akhirnya ditemukan fakta bahwa mayat wanita itu benar adalah orang yang sudah perintah untuk melukai Jack atas perintah Giselle Allen, seorang wanita kewarganegaraan Swiss yang sangat mengenal Jack.     

"K-kau yakin Giselle akan melakukan hal sekejam itu, Jack?"tanya Anne pelan saat Jack sudah selesai bicara.     

Jack menghela nafas panjang. "Entahlah, tapi semua bukti yang polisi itu dapatkan mengarah pada Giselle."     

Anne terdiam cukup lama sebelum akhirnya menatap Jack yang sedang memainkan ponselnya.     

"Selama kalian dulu berteman pernahkah Giselle melakukan hal yang membuatmu marah, Jack?"     

"Tidak, Giselle adalah anak pemalu. Dibully bertahun-tahun karena penampilan membuatnya tak berani berteman dengan gadis lain, dia hanya mengekor kemanapun aku pergi. Meski oleh teman-temanku dia dijadikan pesuruh."     

Anne menaikkan satu alisnya. "Dijadikan pesuruh?"     

"Iya, dia diminta membawakan makanan kecil, minuman dan lainnya ketika kami bermain basket. Cara itu cukup kejam sebenarnya tapi itu efektif untuk membuatnya tak dibully lagi, karena kami anak basket pasti akan membelanya jika ada gadis lain yang mencoba membullynya,"jawab Jack pelan mengingat masa-masa sekolahnya dulu.     

Anne menipiskan bibirnya. "Lalu apa bedanya kalian dengan para gadis itu? Sama-sama memanfaatkannya."     

Jack tersenyum. "Yah mau bagaimana lagi, ya sudah tak usah diingat. Itu sudah berlalu dan aku yakin Giselle sendiri pasti tak mau mengingat masa-masa kelamnya itu. Tapi kenapa kau bertanya soal masa sekolah kami, Anne?"     

Anne menghela nafas panjang. "Entahlah, aku punya perasaan kalau bukan dia pelakunya. Dia terlalu memujamu, Jack. Jadi rasanya mustahil orang seperti itu akan menyakitimu."     

Jack melingkarkan tangannya ke pinggang Anne dan menariknya ke pelukannya. "Jangan bahas orang lain, saat ini aku ingin bermesraan denganmu. Jadi stop bahas Giselle atau siapapun, kalaupun Giselle bersalah pasti polisi akan turun tangan."     

"Dasar kau ini, ya sudah ayo tidur aku sudah lelah. Besok pagi kita harus bekerja lagi,"ucap Anne pelan sambil menguap.     

Jack menatap Anne dengan tatapan kecewa, harapannya ingin bermesraan dengan Anne pun sirna karena Anne sepertinya benar-benar kelelahan.     

Setelah mematikan televisi Anne kemudian bergegas naik ke ranjang yang berada tak jauh dari sofa, Anne sepertinya benar-benar kelelahan. Terbukti tak lama kepalanya menyentuh bantal ia sudah tertidur pulas, karena tak ada teman mengobrol Jack kemudian memutuskan untuk menyusul Anne tidur. Rasa kantuknya tiba-tiba datang saat melihat Anne menyelimuti tubuhnya menggunakan selimut.     

Namun baru saja akan melangkahkan kakinya menuju ranjang tiba-tiba ponsel pintarnya berdering.     

"Ck, manusia ini bisanya mengganggu saja,"ucap Jack ketus saat melihat nama Aaron muncul di layar ponselnya.     

"Ada apa?"tanya Jack jengkel saat sudah menerima panggilan masuk dari Aaron.     

"Aktifkan mode video sekarang juga, ada hal penting yang ingin aku tunjukan padamu,"jawab Aaron dengan cepat.     

Jack yang tak mau membuang-buang waktu kemudian melakukan apa yang Aaron minta.     

"Apa ini?"tanya Jack bingung saat melihat tampilan layar ponselnya yang menunjukkan setumpuk dokumen.     

"Ini adalah dokumen yang kami temukan dari kamar wanita bernama Kim Min Si yang ditemukan tak bernyawa di dasar danau, di dokumen-dokumen ini terlihat jelas percakapan antara Kim Min Si dengan Giselle Allen. Hanya saja aku merasa sedikit janggal,"ucap Aaron pelan.     

Jack menaikkan satu alisnya. "Janggal? Janggal apanya?"     

"Semua percakapan ini berasal dari email yang sudah di print dan semuanya tertata cukup rapi diatas meja dan seperti sudah disediakan, entah kenapa aku merasa ini seperti sebuah rekayasa. Karena untuk seorang penjahat yang sudah melakukan upaya penusukan seharusnya tidak sampai serapi ini meninggalkan barang bukti di tempat tinggalnya, setidaknya penjahat itu pasti akan menyembunyikannya atau menghilangkan barang bukti. Bukan seperti ini."     

"Jangan sok tahu, Aaron. Siapa tahu dia benar-benar penjahat yang teledor, jadi hal seperti itu mungkin saja terjadi,"jawab Jack pelan dengan mata berair karena baru saja menguap.     

"Aku bukan sok tahu, di film-film yang sering aku tonton seperti itu, Jack."     

Jack tertawa terbahak-bahak sampai membuat Anne merintih karena merasa terganggu, Jack yang sadar akan kesalahannya langsung menutup rapat bibirnya.     

"Lebih baik kau hentikan kebiasaan menonton film tak berguna seperti itu, Aaron. Perbanyaklah menonton National Geographic supaya kau sadar akan kerusakan bumi ini yang sudah semakin parah. Ya sudah lebih baik kau kirimkan saja semua hal yang menurutmu janggal ke emailku atau ke pesanku saja, aku sudah sangat lelah dan mengantuk sekali besok kita sambung lagi, bye."     

Tanpa menunggu jawaban dari Aaron secara sepihak Jack menutup panggilan internasional itu, ia benar-benar sudah tak kuat untuk membuka matanya lagi. Jack sudah malas membahas soal pelaku penusukan yang menyerangnya di Korea, karena hal itu akan mengingatkannya kembali atas kehilangan princess. Dimana saat ini sebenarnya Jack dan Anne sedang menyembuhkan diri atas rasa kecewa dan sedih atas kepergian princess yang sangat tak terduga itu, maka dari itu Jack memilih untuk menyudahi pembicaraannya dengan Aaron dan lebih memilih untuk tidur bersama Anne yang sebelumnya sempat terganggu karena ia tertawa terlalu keras.     

Tak lama setelah Jack menutup kedua matanya sebuah email masuk ke ponsel Anne, email yang berasal dari teman lamanya. Seorang teman yang sudah dilupakan Anne bertahun-tahun.     

Satu kesalahan yang Anne perbuat adalah ia tak pernah mengganti emailnya, karena di email itu terdapat beberapa email berharga yang pernah dituliskan nenek Catherine Ganke padanya ketika ia melakukan proses cerai dengan Leon.     

***     

The Geneva University Hospitals     

"Anda harus segera melakukan proses pengobatan nona, kondisi anda semakin menurun. Tubuh anda sudah mulai tak bisa menerima obat-obatan lagi,"ucap seorang dokter pada seorang wanita yang baru saja ia periksa.     

Wanita yang baru saja diperiksa dokter itu tersenyum. "Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan dok."     

"Apa itu lebih penting dari nyawamu sendiri?"     

"Saya sudah terlalu lama hidup dengan banyak dosa, karena itu saat ini tujuan saya adalah bertobat dan berbuat baik. Maka dari itu saya datang pada anda untuk memberikan saya obat penahan sakit, setidaknya sampai saya berhasil menebus dosa-dosa saya dimasa lalu dan mendapatkan maaf dari orang-orang yang sudah saya lukai,"jawab seorang wanita cantik yang sedikit pucat dengan liontin huruf S di lehernya, kedua matanya berkaca-kaca menahan tangis menunjukkan penyesalan yang teramat besar.     

Dokter pria paruh baya itu pun menarik nafas panjang dan berkata. "Baiklah, saya akan membantu anda nona."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.