I'LL Teach You Marianne

Tuhan yang menjaga



Tuhan yang menjaga

Prank     

Sebuah gelas nampak hancur berantakan di lantai pasca menyentuh dinding, setelah dilempar oleh seorang pria yang tak lain adalah Leon dengan penuh emosi.     

"Sabar Tuan,"ucap Wayne Scott pelan mencoba menenangkan tuannya.     

Leon langsung menoleh ke arah asistennya dengan tatapan tajam. "Bagaimana aku bisa sabar saat aku mengetahui wanita yang aku cintai mengalami hal naas seperti itu, yang aku inginkan adalah kematian Jack. Tapi kenapa jadi Anne yang keguguran!! Benar-benar brengsek!!"     

"Tapi bukankah ini hal yang bagus, Tuan."     

"Bagus apanya?"     

Wayne tersenyum. "Setelah Nyonya Marianne keguguran itu artinya dia bisa lebih mudah anda dapatkan, Tuan."     

"Maksudmu?"     

"Jadi begini Tuan, setelah Nyonya Marianne keguguran itu artinya ia akan memiliki banyak waktu untuk menyembuhkan dirinya dan pada masa penyembuhannya itu anda bisa masuk ke dalam hubungan mereka dan membawa Nyonya Marianne pergi dari sisi Jack. Setelah anda berhasil membawa Nyonya Marianne pergi, anda bisa membuatnya mengandung anak anda tuan,"jawab Wayne Scott pelan.     

Leon tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Wayne, ia benar-benar tak berpikir sampai sejauh itu. Yang dikatakan Wayne benar, setelah Anne keguguran maka kesempatannya untuk merebutnya dari Jack semakin besar. Semangat Leon untuk memisahkan Anne dan Jack pun semakin besar saat ini, padahal beberapa saat yang lalu ia marah besar saat mengetahui Anne sakit. Padahal yang terkena tusukan pisau adalah Jack.     

Leon membayar pembunuh bayaran di Korea untuk membuat Jack tak bisa kembali ke Swiss lagi, ia ingin menjebak Jack dengan merebut dokumen penting proyek pembangunan pulau terapung di Korea dan memberikannya pada salah satu pesaing dalam mega proyek itu untuk mereka akui sebagai proyeknya. Jika rencana kemarin berhasil sudah dapat dipastikan perusahaan Jack dan Aaron pasti bangkrut karena dianggap tidak profesional dan mencuri ide perusahaan lain, namun nasib Leon saat itu jelek karena sang eksekutor gagal melakukan tugasnya. Dia justru melukai Jack dan membuat polisi Korea memburu kelompok mereka dalam diam.     

Kepolisian Seoul tak mempublikasikan kasus penusukan Jack pada masyarakat sehingga ia tak tahu kelanjutan kasus itu, pasalnya pembunuh bayaran yang sudah ia bayar itu saat ini bersembunyi untuk menghilangkan jejak.     

Rencana yang disusun oleh Leon dengan sangat rapi itu pun hancur berantakan karena ia kehilangan kesempatan yang sangat bagus, padahal seandainya rencananya berhasil maka ia akan mendapatkan dua keuntungan yang menjanjikan sekaligus. Keuntungan pertama adalah menghancurkan Jack dan keuntungan yang kedua adalah ia mendapatkan sekutu bisnis yang baru, rival perusahaan Connery Corporation yang kalah tender atas proyek di Korea itu padahal sudah menjanjikan banyak hal kepada Leon kalau berhasil membantunya merebut dokumen penting dari Jack.     

Tapi semua kekesalannya itu terobati setelah mendengar perkataan Wayne, kini fokusnya kembali lagi pada Anne. Leon yakin sekali Jack pasti akan lebih fokus pada proyek yang sedang dikerjakannya bersama Aaron daripada mengurusi Anne yang keguguran, karena itu Leon bersemangat sekali saat ini. Mimpinya untuk mendapatkan Anne kembali akan segera terwujud.     

Sementara itu di kediaman keluarga Allen nampak tengah terjadi pertengkaran kecil antara Giselle dan suaminya Frederick. Secara tiba-tiba Giselle yang sudah ada di bandara dan siap terbang ke Jepang untuk berbulan madu bersama Frederick memutuskan untuk membatalkan acara mereka, padahal Frederick sudah jauh-jauh hari menyiapkan bulan madu mereka itu. Ia bahkan juga sudah mengajukan cuti selama sepuluh hari untuk menikmati hari-hari indah bersama Giselle di Jepang.     

"Alasanmu tak masuk akal, Giselle. Bagaimana bisa kau lebih memilih untuk tetap berada di Jenewa setelah aku mempersiapkan semuanya dengan baik?"     

Giselle yang tengah menikmati jeruk terlihat sangat santai dan tak terlihat bersalah sama sekali, ia bahkan pura-pura tak mendengar perkataan suaminya yang sedang kesal padanya.     

"Giselle!!"     

Brak     

Giselle memukul meja dengan keras.     

"Memangnya kenapa Frederick? Toh bulan madu itu bisa dilakukan kapan saja, bukan? Bahkan orang-orang diluar sana juga banyak yang tidak melakukan bulan madu Lalu kenapa kau harus semarah ini padaku?"     

Frederick mengepalkan tangannya, mencoba sabar. "Aku tak akan marah padamu jika kau tak mau membatalkan keberangkatan kita ke Jepang di detik-detik keberangkatan seperti tadi, kalau sejak awal kau memang menolak untuk pergi ke Jepang bersamaku maka aku tak akan semarah ini, Giselle. Padahal kemarin kaulah yang sangat bersemangat sekali pergi ke Jepang."     

Giselle menyeka bibirnya menggunakan tisu. "Memang aku yang sangat bersemangat kemarin, tapi kalau aku tiba-tiba hilang mood untuk berangkat ke negara itu memangnya ada masalah? Tidak bukan? Lagi Pula yang membiayai acara bulan madu kita adalah Daddyku, jadi nggak berhak marah padaku. Dan hoam...aku lelah, aku aku tidur. Kalau kau masih ingin marah lanjutkan saja, aku tak melarangmu." Tanpa rasa bersalah Giselle kemudian berjalan menuju ranjang besarnya untuk segera tidur, meninggalkan Frederick yang masih berdiri dalam keadaan marah.     

Melihat sang istri sudah berada diranjang amarah Frederick tak tertahan, dengan penuh emosi Frederick keluar dari kamarnya dan Giselle untuk menenangkan diri. Kedua orang tua Giselle tak tahu kalau putrinya itu tak jadi berangkat ke Jepang, pasalnya saat ini mereka sedang berada di rumah salah satu kerabatnya yang ada di Zurich.     

Setelah mendengar pintu kamar tidur dengan kasar, Giselle membuka kedua matanya. Ia pun meraih ponsel pintar keduanya dari dalam tas yang ada di atas nakas, keberadaan ponsel itu tak diketahui oleh Frederick. Pasalnya ponsel itu ia gunakan untuk berkomunikasi dengan Leon yang ada di Jerman selain menggunakan email.     

Giselle membatalkan bulan madunya ke Jepang setelah melihat kemunculan Jack di televisi yang sedang membahas soal Anne yang mengalami keguguran, dalam tayangan itu terlihat jelas Jack sedang mendorong kursi roda Anne keluar dari rumah sakit menuju mobil. Sebenarnya niat Giselle ke Jepang juga karena Jack, dia tahu kalau Jack ada di Korea. Karena itu Giselle membuat alibi mengajak suaminya berbulan madu ke Jepang, rencananya Giselle ingin langsung pergi ke Korea setelah tiba di Jepang untuk menyusul Jack.     

"Ck, Kau pikir aku mau menikah denganmu karena aku mencintaimu, Frederick! Tidak Frederick, Aku sama sekali tidak mencintaimu. Satu-satunya pria yang masih akan terus ku cintai dan hidup di dalam hatiku hanyalah, Jack. Hanya Jack satu-satunya pria yang pantas mendampingiku, kau hanya batu lompatanku saja Frederick. Jadi jangan pernah berani mengaturku,"ucap Giselle pelan sembari melepas cincin pernikahan di jari manisnya dan meletakkannya di atas meja menunggu balasan pesan yang ia kirimkan kepada Leon di Jerman.     

Giselle yang belum bisa melupakan Jack memilih patuh kepada ayahnya untuk menikahi Frederick, namun dalam hatinya ia masih bersumpah tak akan melepaskan Jack. Karena itu sampai detik ini ia masih bekerja sama dengan Leon untuk memisahkan sepasang suami istri yang sudah disatukan oleh Tuhan itu.     

Satu hal yang tidak diketahui oleh Gisel ataupun Leon adalah ikatan cinta Jack dan Anne lebih kuat dari batu paling keras, lebih dalam dari lautan dan lebih indah dari Aurora. Kisah cinta penuh liku yang dialami Jack dan Anne selama hampir delapan tahun itu tak akan mudah digoyahkan oleh manusia-manusia egois, mereka tak tahu ada Tuhan yang menjaga ikatan cinta Jack dan Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.