I'LL Teach You Marianne

Pria super posesif



Pria super posesif

Anne terdiam cukup lama mendengar perkataan Jack, perlahan ia melepaskan tangan Jack dari perutnya setelah melempar kan sisa roti yang ada di tangannya ke danau agar dimakan oleh angsa angsa yang sedang menatapnya penuh harap.     

"Kau bisa kan mengabulkan permintaanku itu, Anne?" Jack kembali memberikan pertanyaan yang sama pada Anne.     

"Aku pergi karena kau yang memintaku pergi waktu itu, Jack. Bukan karena kemauanku sendiri."     

Deg     

Wajah Jack langsung terasa panas saat diingatkan soal kejadian tiga tahun yang lalu.     

"Anne... a-aku…"     

Anne tersenyum, ia kemudian membalik tubuhnya menghadap Jack yang sudah menatapnya dengan mata berkaca-kaca.     

"Jangan bahas semua yang sudah berlalu, aku tak mau mengingat-ingat semua itu. Lagipula kita hidup di masa sekarang, bukan di masa lalu. Jadi berhenti mengungkit semua yang sudah kita lewati."     

"Aku benar-benar minta maaf, Anne."     

Anne menggelengkan kepalanya. "Mau berapa kali lagi kau mengucapkan kata maaf kepadaku, hm? Memangnya dengan terus menerus mengulang kata itu kau bisa merubah semuanya? Tidak Jack, kau justru akan menyakiti dirimu sendiri dan aku tak mau hal itu terjadi."     

"Aku sangat mencintaimu, Anne."     

Anne kembali tersenyum, ia kemudian meraih wajah Jack menggunakan kedua tangannya dan mendaratkan sebuah kecupan di bibir Jack dengan lembut.     

"Jangan ucapkan kata maaf lagi, aku tak mau mendengarnya,"ucap Anne pelan.     

"Oh, Anne."     

Jack pun kembali memeluk Anne dengan erat, berkali-kali ia mendaratkan ciuman di kening Anne sehingga membuat rambut Anne berantakan. Jack tak memperdulikan banyaknya orang yang sedang memperhatikan mereka saat ini, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah melampiaskan perasaannya saat ini pada Anne.     

Jack baru melepaskan pelukannya dari Anne saat ada anak kecil usia lima tahun tiba-tiba menarik-narik celananya, anak itu meminta bantuan pada Jack untuk mengambilkan balonnya yang tersangkut di pohon yang berada tepat di samping tempat Jack dan Anne berdiri. Karena anak itu hampir menangis akhirnya Jack pun menuruti kemauan anak itu, beruntung Jack memiliki tubuh yang tinggi sehingga dalam satu kali lompatan balon milik anak lelaki itu berhasil ia ambil.     

"Terima kasih uncle tampan,"ucap anak lelaki itu dengan polosnya, kedua matanya berbinar menunjukkan betapa bahagianya dirinya saat ini.     

"Uncle tampan." Jack mengulang ucapan anak lelaki itu dengan cepat.     

Anak lelaki itu menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Iya uncle tampan, tapi uncle aku punya satu permintaan lagi."     

Jack langsung menaikkan satu alisnya. "Satu permintaan lagi, apa itu?"     

Tanpa rasa bersalah anak lelaki itu menaikkan tangannya dan menunjuk ke arah Anne. "Aku ingin mencium aunty cantik itu."     

Deg, sebuah palu tak kasat mata langsung memukul dada Jack dengan keras.     

"Apa kau bilang!!!"pekik Jack dengan keras.     

Mendengar nada suara Jack yang meninggi membuat anak itu langsung menangis seketika dengan keras.     

Anne yang sedang berdiri dibelakang Jack berusaha untuk meraih anak itu, akan tetapi Jack dengan sigap menahan pinggangnya sehingga membuat Anne tak bisa bergerak.     

"Jack…"     

"Tidak, kau tak boleh menyentuhnya. Enak saja, memangnya dia siapa berani meminta izin untuk menciummu,"sengit Jack dengan keras.     

"Iya tapi…"     

"Bastian, astaga...kau kenapa bermain sampai sejauh ini?"     

Suara seorang pria membuat Anne tak melanjutkan perkataannya, begitu pula dengan Jack yang langsung menoleh dengan cepat ke arah si empunya suara.     

Anak lelaki yang dipanggil Bastian itu langsung berlari mendekati seorang pria yang sedang berlari ke arah mereka, begitu tiba di depan pria yang usianya tak jauh berbeda dengan Jack itu tiba-tiba si anak lelaki itu langsung digendong oleh sang pria yang baru datang.     

"Kenapa bermain sejauh ini, Papa kira kau hilang, nak,"ucap sang pria asing itu dengan lembut yang ternyata adalah ayah dari anak lelaki yang sebelumnya meminta bantuan Jack.     

Anak itu mengangkat wajahnya dari dada sang ayah dan menoleh ke arah Anne. "Aunty itu seperti mama."     

Ayah dari si anak kecil itu langsung menoleh dan menatap ke arah Anne yang sudah dipeluk Jack dengan kuat.     

"Apa lihat-lihat? Dia istriku, ajari sopan santun pada anakmu!"     

"Jack…"     

Jack semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Anne. "Tidak, kau tak diperbolehkan mencium atau dicium siapapun selain aku dan Christian!"     

Wajah Anne langsung memerah, begitu juga ayah si anak kecil yang kini menatap mereka dengan tatapan bingung.     

"Maaf Tuan, maafkan anak saya. Sejak kecil Bastian tak pernah bertemu dengan ibunya karena istriku meninggal saat melahirkan Bastian, karena itulah setiap kali melihat seorang wanita Bastian selalu seperti ini."     

Anne langsung menepuk dada Jack meminta untuk dilepaskan, namun Jack yang tak mau berbagi Anne dengan siapapun bersikeras untuk tak mau melepaskan pelukannya.     

"Sebagai ayah Bastian saya minta maaf, sekali lagi mohon maafkan putraku."     

Jack tersenyum, ia kemudian mengendurkan sedikit pelukannya dari tubuh Anne. "Permintaan maafmu aku terima."     

Bug     

Anne kembali memukul dada Jack, ia kesal sekali dengan cara bicara Jack. Namun Jack tetaplah Jack.     

"Maafkan suamiku, dia agak sedikit berlebihan, Tuan."     

"Kenapa jadi kau yang meminta maaf padanya? Aku yang sudah membantu anaknya mengambilkan balon di pohon, Bukankah seharusnya aku yang mendapatkan ucapan terima kasih bukan malah kau yang meminta maaf, Anne,"sahut Jack ketus.     

"Jack…."     

"Ehem...apa yang dikatakan suami anda benar Nyonya Anne, seharusnya anda tak perlu meminta maaf pada saya. Sayalah yang seharusnya mengucapkan terima kasih pada anda."     

"Nyonya Anne, kau menguping pembicaraan kami!!"pekik Jack dengan keras. "Panggil istriku Nyonya Clarke, kau siapa beraninya memanggil nama istriku secara langsung seperti itu."     

Oh Tuhan, Jack!     

Sekali lagi, wajah pria itu kembali pucat. Dua kali dibentak oleh Jack membuatnya tak bisa berkata-kata, dosa apa yang ia tanggung sehingga harus berhadapan dengan serigala posesif seperti Jack.     

Anne sendiri langsung menutup rapat kedua matanya, ia benar-benar tak kuasa menahan rasa malu karena sikap Jack yang berlebihan.     

"Ma-maafkan saya Tuan Clarke, saya benar-benar tidak tahu. Sekali lagi saya mohon maaf atas tindakan lancang saya dan terima kasih juga sudah membantu Bastian, sekali lagi maaf dan permisi. Maaf jika kehadiran kami mengganggu anda berdua,"ucap ayah dari Bastian dengan tulus.     

Jack tak merespon perkataan pria malang itu, ia hanya menatapnya tanpa berkedip dengan pandangan yang penuh intimidasi bergantian kearah Bastian yang sudah sangat ketakutan di pelukan ayahnya.     

Karena sadar kehadirannya tak diinginkan, akhirnya ayah dan anak itu bergegas pergi dari hadapan Jack dan Anne. Anne pun hanya bisa menatap pilu ke arah Bastian yang masih menatapnya dari balik pundak sang ayah, Anne benar-benar tak tega melihat anak lucu itu.     

"Awww!!!"     

Jack menjerit keras saat Anne mendaratkan cubitan di perutnya secara tiba-tiba.     

"Baby…"     

"Kau keterlaluan, Jack. Dia hanya anak kecil dan kau sudah segalak itu, kasihan dia Jack. Kau dengar bukan apa yang dikatakan ayahnya, anak itu hanya merindukan ibu yang tak pernah ia lihat. Jadi sebenarnya apa yang dilakukan itu tidak bersalah,"ucap Anne dengan suara meninggi memotong perkataan Jack.     

Jack menaikkan satu alisnya. "Dia tetap laki-laki Anne, lagipula untuk apa kau memikirkan anak dari orang lain yang tak ada hubungannya dengan kita. Seharusnya ayah anak itulah yang memikirkan anaknya, bukan kita, bukan kau. Kau adalah istriku, ibu dari anak-anakku dan tak akan kuijinkan siapapun mendapatkan sentuhan apalagi ciumanmu yang berharga ini. Hanya aku dan anak-anak kita saja yang boleh merasakan halusnya kulitmu!!"     

Tuhan, selamatkan Anne dari pria posesif mengerikan ini!!     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.