I'LL Teach You Marianne

Another surprise party?



Another surprise party?

Jenewa, Swiss     

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 15 jam pesawat jet milik Aaron tiba di Bandar Udara Internasional Cointrin Jenewa, kedatangan mereka langsung disambut anggota the warrior yang sudah bersiap di bandara satu jam sebelum pesawat jet itu mendarat. Karena sampai saat ini kondisi Jack masih dirahasiakan, alhasil saat ini kedatangan Jack dijaga ketat.     

Jack yang masih duduk di kursi roda hanya bisa pasrah dan tak banyak bicara ketika diajak melewati jalan yang berbeda saat pulang.     

"Kita mau kemana, Erick?"tanya Jack pelan setelah hampir tiba di area pemakaman.     

Erick diam, ia meremas kedua tangannya diatas paha. Erick belum sanggup mengatakan hal yang sebenarnya pada sang tuan.     

"Kita akan ke pemakaman, Tuan." Luis menjawab pelan pertanyaan yang diberikan Jack.     

"Pemakaman, apa ada yang meninggal?"     

"Tidak Tuan, kita hanya akan meletakkan bunga-bunga ini di makam kedua orang tua anda dan sekitarnya,"jawab Luis kembali.     

Jack mengulas senyum. "Terima kasih Luis, rasanya sudah lama sekali aku tidak mengunjungi mereka. Terima kasih sudah diingatkan."     

Luis mengangguk. Tak lama kemudian mobil yang mereka naiki pun tiba di area makam, Erick dan yang lain langsung turun menyisakan Jack dan Luis yang masih berada di dalam mobil. Seperti yang sudah disepakati sebelumnya, Luis akan menjadi orang yang akan memberitahukan perihal princess pada Jack. Keputusan itu diambil karena tak ada satupun orang yang berani mengatakan kabar itu pada Jack, mereka terlalu takut untuk membuka pembicaraan dengan Jack.     

"Sebelum turun ada hal penting yang ingin saya bicarakan pada anda empat mata, Tuan,"ucap Luis pelan membuka percakapan.     

Jack yang sedang menatap ke arah anak buahnya yang sudah berada di luar mobil langsung mengalihkan pandangannya ke arah Luis. "Hal penting, hal penting apa?"     

Luis menghela nafas panjang. "Anda percaya dengan takdir, Tuan?"     

"Tentu saja aku percaya."     

"Atas dasar apa anda percaya takdir?"     

Jack terkekeh. "Oh ayolah, Luis. Kau sendiri tahu kan apa yang menyebabkan aku percaya pada hal semacam itu? Semua yang terjadi padaku dan Anne selama bertahun-tahun inilah yang membuatku percaya akan takdir dan jodoh surga yang ditetapkan Tuhan."     

"Lalu bagaimana cara anda menyikapi takdir yang tak sesuai dengan harapan anda, Tuan?"     

"Anne selalu mengatakan bahwa setiap manusia memiliki takdirnya masing-masing, entah itu baik atau buruk semuanya harus dilalui karena apa yang terjadi pada kita sudah diatur oleh Tuhan dan….tunggu, kenapa sejak tadi kau memberikan aku pertanyaan-pertanyaan semacam ini, Luis? Apa yang sedang coba kau tutupi dariku?" Jack yang sudah sadar langsung memberikan pertanyaan menohok pada Luis.     

Luis meremas kedua tangannya diatas paha sebelum akhirnya meraih ponselnya dari dalam saku jaketnya.     

"Saya tahu anda adalah seorang pria yang hebat dan kuat, karena itu saya memilih untuk memberitahukannya kepada anda secara langsung. Saya harap anda tak menyalahkan siapapun, karena seperti yang anda katakan tadi bahwa semua yang terjadi pada kita sudah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan."     

Jack menaikkan satu alisnya mendengar perkataan Luis, perlahan ia meraih ponsel Luis yang diberikan padanya. Tanpa bicara Jack kemudian menekan ikon play untuk memutar video yang sudah disiapkan Luis.     

Awalnya Jack tak memberikan ekspresi apapun sampai akhirnya tiba-tiba ia melihat bayi cantik yang sudah memakai pakaian putih nampak tengah tertidur pulas di sebuah ranjang bayi dan bayi itu memiliki wajah seperti Anne, bentuk bibirnya, bingkai alisnya dan hidungnya semua seperti Anne.     

Jantung Jack terasa seperti diremas saat melihat bayi cantik itu dipindahkan ke sebuah peti mati, awalnya Jack mencoba tak berpikir terlalu jauh. Ia berusaha berpikir positif dan tak mau berspekulasi yang tidak-tidak sampai akhirnya dinding pertahanan Jack roboh ketika melihat nama belakangnya tertera pada sebuah kertas yang berada di dekat peti mati bayi kecil itu.     

'Princess Clarke' nama itu dapat Jack baca dengan jelas.     

"A-apa maksud dari semua ini, Luis?"tanya Jack serak menahan tangis, ia masih berusaha untuk berpikir positif sampai saat ini.     

Luis menahan air matanya. "Nyonya jatuh saat sedang berusaha menolong Christian yang sedang memanjat balkon pada tengah malam dan princess tak tertolong, Tuan."     

Blar…     

Sebuah petir terasa mengenai dada Jack saat ini.     

"Princess tak tertolong."     

"Princess tak tertolong."     

"Princess tak tertolong."     

Tiga kalimat itu terngiang-ngiang dalam otak Jack saat ini, dadanya terasa sesak secara tiba-tiba. Bukan karena luka operasinya, tapi karena rasa sakit didalam dada yang tak dapat dideskripsikan.     

Tanpa Jack sadari air matanya mengalir deras membasahi wajahnya, meski ia tak berbicara apa-apa. Ingatan-ingatan indah yang sudah ia lalui bersama Anne beberapa minggu yang lalu pun langsung berputar dalam otaknya.     

Perlahan Jack mengalihkan pandangannya ke arah Luis yang tak berbicara lagi, tatapannya saat ini mengerikan dan sangat mengintimidasi. Beruntung Luis adalah orang yang sudah terlatih, sehingga ia masih bersikap tenang saat Jack memberikan aura membunuh padanya.     

"Kalau anda ingin marah saya minta tahan kemarahan anda karena saat ini yang perlu anda pikirkan adalah Nyonya, Tuan,"imbuh Luis kembali.     

"A-anne.."gumam Jack terbata, sorot matanya sedikit meredup saat menyebut nama Anne.     

Luis menyentuh pundak Jack perlahan. "Saya tahu anda sangat sedih tapi tolong ingat bahwa istri anda adalah orang yang sangat membutuhkan hubungan kita saat ini, bayangkan betapa sedihnya seorang ibu ketika tahu bayi yang ia lahirkan secara caesar tidak selamat. Nyonya tidak hanya menahan rasa sakit karena bekas operasi caesar di perutnya, tapi juga rasa sakit karena kehilangan princess, putri yang anda berdua nantikan kehadirannya. Jadi saya minta tolong jaga emosi anda, Tuan. Anda boleh marah dan lampiaskan semuanya padaku setelah kondisi Nyonya membaik."     

"Kapan kejadian ini terjadi?"     

"Dua malam yang lalu, saat ini nyonya belum tahu kalau princess sudah meninggal. Nyonya juga masih terbaring di ranjang rumah sakit karena tangannya patah, Tuan."     

Jack langsung memejamkan kedua matanya dengan cepat, mendengar dua berita menyakitkan sekaligus membuat Jack benar-benar tak bisa berkata-kata. Semua rencana-rencana indah yang sudah diatur untuk beberapa bulan kedepan bersama Anne dan anak-anaknya sudah tertata rapi. Bahkan kapal pesiar besar yang diberi nama princess pun sudah selesai pengerjaannya, hanya menunggu beberapa detail kecil saja sebelum siap digunakan.     

Jack membeli sebuah kapal pesiar untuk princess pada saat ia akan dilahirkan nanti dan keberadaan kapal pesiar itu tak diketahui siapapun kecuali dirinya, Jack sengaja mempersiapkan itu tanpa meminta bantuan siapapun karena ia ingin agar putrinya tahu bahwa hadiah atas kelahirannya dipersiapkan langsung oleh sang ayah.     

Perlahan Jack membuka kedua matanya yang sudah penuh dengan air mata yang tertahan. "Ayo kembali ke rumah sakit, Luis. Aku harus melihat kondisi istriku terlebih dahulu."     

****     

Setelah rombongan mobil mewah dengan plat yang diawali huruf C besar itu pergi dari area pemakaman nampak seseorang muncul dari balik pohon, di tangannya tergenggam sebuah kamera kecil.     

"Let's prepare a surprise party,"desis orang misterius itu lirih.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.