I'LL Teach You Marianne

Murkanya pecinta asparagus



Murkanya pecinta asparagus

Semua orang yang ada di meja makan terkejut melihat betapa manjanya Alan pada Anne, ia tak mau pelayan yang melayaninya. Hanya boleh Anne yang menyentuh peralatan makan dan makanannya.     

"Apa lagi?"tanya Anne menahan emosi saat Alan tiba-tiba meraih tangannya yang akan memotong daging.     

"Aku tak mau makan sendiri,"jawab Alan singkat.     

Kedua bahu Anne terangkat. "Lalu apa maumu?"     

Alan tersenyum lebar, ia sudah menunggu kalimat itu keluar dari bibir Anne. Tanpa bicara Alan lalu menggeser piringnya ke arah Anne dan memposisikan garpu serta pisaunya tepat dan sempurna supaya Anne mudah meraihnya.     

"Apa maksudnya ini?"     

"Aku hanya mau makan jika kau yang menyuapiku." Alan menyeringai lebar tanpa rasa bersalah.     

Seketika kepala Anne terasa sakit, ia benar-benar bisa gila jika menghadapi suaminya yang sangat manja dan menyebalkan. Karena tak mau menambah masalah Anne pun mengalah dan memilih untuk melakukan permintaan suaminya yang duduk sangat tenang di sampingnya itu, semua orang yang ada dimeja makan nampak tersenyum melihat kemesraan Anne dan Alan. Terutama tuan David Clarke yang tersenyum sampai berkaca-kaca, ia merasa haru melihat cucunya bahagia bersama wanita yang dicintainya. Sekelebat bayangan putra tunggalnya Calvin dan Megan istrinya muncul dalam ingatan tuan David Clarke saat ini, ia seperti kembali ke 30 tahun yang lalu saat makan malam keluarga pertama saat Calvin mengajak pulang Megan untuk dikenalkan padanya. Waktu itu Calvin belum mengutarakan niatnya untuk menikahi Meghan pada kedua orangtuanya, karena itu tuan David Clarke muda saat itu masih menyambut hangat Megan karena menganggapnya sebagai kekasih biasa saja tanpa ada keseriusan yang lebih jauh. Namun setelah Calvin mengatakan niatnya kalau ia akan menikahi Megan seketika kemarahan tuan David Clarke pun datang dan membuat makan malam keluarga itu menjadi rusak, Calvin saat itu marah besar saat mendengar ayahnya menolak Megan yang bukan siapa-siapa, yang bukan keturunan orang kaya seperti mereka.     

Pertengkaran ayah dan anak itupun berhenti saat Yolanda istri David Clarke melerai dan meminta Calvin pergi bersama Megan, ia terpaksa meminta putra semata wayangnya keluar dari rumah karena David Clarke sudah menghunuskan pistol ke arah kening Calvin. Yolanda lebih baik melihat anaknya pergi dari rumah, daripada harus melihat jasad anaknya. Tak lama setelah pertengkaran itu Calvin pun menikahi Megan secara diam-diam di gereja St. Wilibord yang terdapat di kota Echternach yang berbatasan dengan Jerman, ketika mendengar putra semata wayangnya menikah secara diam-diam saat itu David Clarke murka. Ia mengerahkan anak buahnya untuk memisahkan sepasang suami istri yang sudah sah secara agama dan negara itu, sampai akhirnya Megan ditahan oleh anak buah tuan David Clarke agar Calvin mau meninggalkan istrinya itu. Namun setelah tahu kalau saat itu Megan sedang hamil tuan David Clarke pun membebaskan anak dan menantunya dengan syarat anak yang sedang dikandung Megan harus diberikan kepadanya, karena tahu saat itu kalau istrinya sedang mengandung bayi kembar akhirnya Calvin pun menyetujui syarat yang diberikan sang ayah. Sampai waktunya tiba Megan melahirkan dengan lberat hati ia memberikan satu bayi kembarnya kepada ayahnya dan membawa pergi istri serta anak keduanya dari Luksemburg, mencoba menata hidup yang baru tanpa bayang-bayang nama besar keluarganya.     

Tanpa terasa air mata tuan David Clarke mengalir membasahi wajahnya dan membuat Luis terkejut, dengan sigap pria itu meraih tisu dan menyeka air mata yang membasahi wajah tuannya.     

"Anda baik-baik saja Tuan?"tanya Luis setengah berbisik saat tuan David Clarke menyeka sendiri air mata harunya.     

"Aku baik-baik saja Luis, aku hanya sedang teringat masa lalu. Semuanya seperti baru terjadi kemarin, saat Calvin membawa pulang Megan. Dan mereka datang lagi padaku untuk menyerahkan Alan dan pergi tak pernah kembali, sampai akhirnya Yolanda pergi selama-lamanya dan disusul Alan dua tahun yang lalu. Rasanya semua orang yang pernah aku buat sakit hati dan kecewa pergi tanpa memberikan maafnya padaku Luis, mereka sudah bahagia diatas sana berkumpul tanpa diriku yang masih tersiksa di dunia,"jawab tuan David Clarke lirih, hanya Luis saja yang mendengar perkataannya itu.     

Luis menepuk tangan keriput tuan David Clarke. "Mereka pasti sudah memberikan maaf pada anda Tuan, Tuan Calvin dan Nyonya Megan pasti sangat berterima kasih kepada anda karena sudah menolong tuan muda Jack. Percayalah tuan anak, istri, menantu serta cucu anda pasti sangat bangga pada anda, jadi jangan bersedih seperti itu. Semangat Tuan, anda masih memiliki satu tugas besar lainnya. Menemukan orang yang sudah membunuh tuan muda Alan dan menyaksikan nyonya Anne melahirkan bayi-bayi lucu penerus keluarga Clarke, seperti keinginan anda."     

Tuan David Clarke langsung tersenyum mendengar perkataan Luis, ia lalu menarik nafas panjang dan kembali fokus pada makanannya yang belum tersentuh. Senyumnya kembali mengembang saat melihat Anne marah-marah pada Alan karena Alan banyak sekali permintaan, mulai dari potongan daging yang terlalu besar di mulutnya, saus yang tak mengenai dagingnya dan potongan asparagus yang tak sengaja terpotong oleh Anne. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang cucu yang sangat ajaib itu, sejak tadi rupanya segala gerak-gerik tuan David Clarke diperhatikan Erick. Ia juga samar-samar mendengar perkataan taun David Clarke yang sangat merindukan anak, istri dan cucunya yang sudah meninggal. Erick pun merasa kasihan pada tuan David Clarke, pria itu benar-benar sangat merindukan kehangatan keluarga. Tanpa sengaja air mata Erick pun menetes tiba-tiba.     

"Kau kenapa?"bisik Alice pada Erick yang segera menyeka air matanya yang meluncur bebas di pipinya.     

"Aku baik-baik saja, mataku hanya terasa gatal saja tiba-tiba,"bohong Erick, ia tak mau ada yang melihatnya menangis.     

Alice tersenyum ia lalu meletakkan beberapa batang asparagus bakar kesukaan Erick keatas piringnya, kedua mata Alan menatap tajam ke arah Erick yang sedang menikmati asparagus bakar dengan lahap.     

"Kau seperti kambing Erick,"celetuk Alan tiba-tiba mengejek Erick.     

Semua orang yang sedang makan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Alan yang baru saja menyebut Erick sebagai kambing.     

"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Coba lihat saja pada Erick yang sedang makan asparagus dengan lahap,"ucap Alan kembali.     

Anne mencubit pinggang Alan dengan cepat, yang disambut dengan pekik kesakitan dari Alan. "Sayang, sakit."     

"Itu untukmu agar tak asal bicara, mana ada asparagus makanan kambing,"sahut Anne ketus.     

Dengan menahan kesakitan Alan lalu meraih ponselnya dan melakukan pencarian gambar asparagus, setelah itu ia menunjukkan pada Anne. "See, pohon seperti ini kenapa harus dimakan. Padahal makanan lain masih banyak, masih banyak jenis sayur lainnya yang bisa diolah."     

"Jadi yang makan asparagus itu kambing?"     

"Yes, definitely."     

Anne meletakkan pisau dan garpu yang berada di tangannya ke atas piring dan menoleh kembali pada Alan. "Kalau begitu bercinta saja dengan orang lain, karena aku kambing."     

Setelah berkata seperti itu Anne lalu meraih dua batang asparagus bakar yang ada diatas piring dan langsung memakannya dengan lahap, sebelum akhirnya pergi dari meja makan meninggalkan Alan yang sangat terkejut ketika diminta bercinta dengan orang lain.     

"Baby, kau bukan termasuk dalam jenis itu sayang….kau bukan kambing sayang…"jerit Alan dengan keras sambil berlari menyusul Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.