I'LL Teach You Marianne

Papan iklan?



Papan iklan?

Anne terbangun dari tidur panjangnya saat ia mencium aroma mint bercampur musk, kesadarannya pun semakin jelas saat merasakan tengah bersandar pada sesuatu yang lebih empuk dari kursi tempatnya duduk tadi.     

Dan, deg! Akhirnya Anne sadar kalau saat ini ia sedang bersandar di tubuh Jack.     

"Jack!"     

"Sudah bangun?" Jack langsung memberikan pertanyaan kepada Anne dengan senyum yang mengembang sempurna.     

Anne langsung duduk dengan tegak, secara reflek Anne menyeka bibirnya, memastikan tidak ada air liur yang keluar. "Kenapa kau tak duduk di kursimu sendiri, kenapa…"     

Anne terdiam, ia akhirnya sadar kalau saat ini sudah tidak berada di dalam pesawat lagi. Interior ruangan tempatnya berada saat ini berbeda dengan pesawat yang sebelumnya ia naiki.     

"Welcome to our home."     

Suara lembut Jack membuat Anne akhirnya sadar kalau saat ini ia sudah tiba di tempat tujuan, Swiss. Rumah utama Jackson Knight Clarke.     

"Kenapa cepat sekali? Bukankah kita baru saja naik ke…"     

"Kau sudah tidur lebih dari 8 jam, princess."     

Anne membuka mulutnya lebar, ia tak percaya kalau sudah tidur selama itu. Pasalnya ia merasa baru saja merebahkan tubuhnya ke kursi yang nyaman di dalam pesawat, ya kursi nyaman itu lah yang akhirnya membuat Anne langsung tertidur pulas.     

Jack terkekeh pelan sebelum di detik selanjutnya membuat Anne semakin terkejut saat ia mendaratkan sebuah ciuman penuh hasrat, sama seperti tadi malam. Beruntung Anne masih cukup waras untuk menghentikan Jack agar tidak berbuat lebih jauh lagi, apalagi saat ini ia akhirnya sadar sedang berada di sebuah mobil Limousine di mana sudah ada Erick dan Nicholas yang sedang mengapit Christian menatap mereka dengan penuh penasaran.     

"Apa yang salah?"tanya Jack tanpa merasa bersalah.     

Anne yang kesal pada Jack lantas memberikan jurus andalannya, cubitan maut yang ia lancarkan ke bagian paha yang sontak membuat Jack memekik kesakitan.     

"Anne…"     

"Pertama kita sedang ada di mobil, kedua ada anakmu melihat kita, kau mau membuat otaknya yang masih suci itu rusak, hah?"     

"Memangnya salah jika aku memberikan ciuman padamu? Toh kita adalah suami istri yang sah dan untuk Christian aku rasa itu tak masalah jika dia melihat kedua orang tuanya bermesraan…"     

"Erick.. Nicholas, memangnya kau tak lihat ada kedua asistenmu itu, Jack?"Anne yang sudah kesal langsung memotong perkataan Jack dengan cepat.     

Jack langsung menoleh, menatap ke arah Erick dan Nicholas yang sejak tadi duduk dengan sikap sempurna tanpa ekspresi. "Katakan, apa yang kalian lihat?"     

"Saya tak melihat apa-apa, Tuan." Erick menjawab cepat.     

"Begitu juga saya, Tuan." Tak mau kalah, Nicholas langsung menimpali perkataan Erick.     

Anne menggeleng kepalanya perlahan, ia kini mulai sadar bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang tak waras di dalam mobil ini. Kecuali Christian yang masih tak tahu apa-apa, Anne benar-benar dibuat gila oleh ketiga pria yang berada didekatnya itu. Jack tersenyum puas saat mendengar perkataan kedua anak buahnya, ia terlihat sangat senang sekali bisa menggoda istrinya yang terlihat sudah sangat kesal itu.     

Perjalanan penuh tekanan itu akhirnya selesai saat mereka tiba di sebuah rumah besar bergaya Victoria dengan gerbang yang menjulang tinggi, pintu gerbang itu langsung terbuka secara otomatis ketika mereka tiba. Dari dalam mobil Anne bisa melihat keadaan sekeliling, termasuk sebuah pancuran besar yang berada di tengah-tengah taman dengan patung dua mermaid yang yang sedang memegang kerang.     

"Ini rumahmu?"Anne bertanya lirih tanpa sadar, namun suaranya terdengar sedikit bergetar.     

Jack yang baru saja meraih Christian yang kedua matanya sudah sangat sayu tersenyum tipis. "Rumah kita, tepatnya. Kau Nyonya dirumah ini, baby."     

Anne menelan ludahnya, ia tak percaya akan melihat sebuah rumah begitu besar seperti ini. Anne mengira mansion milik kakek David adalah yang terbesar dan termegah yang akan ia lihat, namun kini nyatanya Jack membawanya pergi ke sebuah rumah yang lebih pantas disebut sebagai istana. Erick dan Nicholas keluar dari dalam mobil terlebih dahulu, mereka pun langsung membuka pintu mobil lebar-lebar memberikan jalan kepada Jack yang sedang menggendong Christian agar bisa keluar dari mobil dengan aman. Ketika Jack sudah keluar dari mobil langsung Anne kemungkinan turun dari mobil, suaranya tercekat saat melihat secara langsung betapa besar dan megah rumah yang dimiliki oleh Jack.     

"Aku merenovasi total rumah ini selama kurang lebih dua tahun."     

Anne menoleh ke arah Jack. "Direnovasi selama dua tahun?"     

"Iya, aku menghabiskan waktuku dengan merombak semua rumah ini selama aku mencarimu dua tahun terakhir ini."     

Kepala Anne tertunduk secara perlahan, ia tak menyangka ternyata kepergiannya memberikan efek yang begitu besar pada Jack.     

"Tapi sepertinya semua usahaku berbuah manis, karena sekarang kalian berdua sudah kembali. Ya sudah ayo masuk, Christian sepertinya tidak nyaman tidur dalam posisi seperti ini."     

Anne menganggukkan kepalanya, ia kemudian berjalan mengikuti Jack yang terlihat sangat senang karena berhasil membawa pulang putranya yang ia cari keberadaannya selama 3 tahun terakhir itu. Para pelayan yang memakai seragam putih-hitam nampak berbaris sambil menundukkan kepalanya, menyambut kedatangan sang tuan bersama istrinya. Tak ada satupun dari pelayan itu yang berani mengangkat wajahnya sebelum Anne lewat, meskipun belum bertemu Anne secara langsung namun mereka semua sudah tahu siapa nyonya di rumah tempat mereka bekerja saat ini.     

"Selamat datang, Nyonya Clarke." Sekitar dua puluh pelayan itu langsung memberikan sambutan pada Anne.     

Anne yang baru akan berjalan melewati para pelayan itu langsung menghentikan langkahnya, ia merasa bingung kenapa orang-orang itu bisa mengenali dirinya padahal jelas-jelas ia belum memperkenalkan dirinya secara resmi.     

Melihat kebingungan sang nyonya Erick tersenyum. "Masuklah Nyonya, semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan anda sudah ada di dalam."     

"Di dalam rumah?" Anne mengulang perkataan Erick.     

"Benar Nyonya."     

Tanpa menunggu lama, Anne lantas mempercepat langkahnya masuk ke dalam rumah dan hampir berteriak ketika baru saja melangkahkan kakinya masuk ke pintu utama.     

"Jesus, apa ini,"ucap Anne lirih.     

Kedua mata Anne langsung terbuka lebar menatap foto dirinya yang terpasang besar sekali di dinding, foto yang berasal dari susunan empat layar Videotron itu memiliki waktu 30 detik menampilkan satu foto sebelum akhirnya berganti dengan foto yang lain. Rata-rata foto yang ditampilkan pada Videotron itu adalah foto-fotonya saat masih kuliah di UAL. Dalam foto-foto itu Anne terlihat sangat ceria, selalu tersenyum, penuh semangat dan sangat cantik dengan tampilan naturalnya yang menggemaskan. Meskipun saat ini usianya sudah tak semuda seperti yang ada di foto, namun Anne jauh lebih cantik dengan kedewasaannya.     

Melihat Erick dan Nicholas masuk kedalam rumah Anne langsung menoleh pada kedua asisten suaminya itu. "Ini apa maksudnya?"     

"Videotron, Nyonya."     

"Aku tahu ini videotron, maksudnya kenapa bisa bisanya di dalam rumah dipasang videotron seperti ini? Memangnya ini sebuah museum? Atau pusat perbelanjaan sehingga dipasang videotron sebesar ini?"     

Erick dan Nicholas saling pandang selama beberapa saat, sebelum akhirnya Erick melangkahkan kakinya kembali mendekati Anne.     

"Ini ide Tuan, Nyonya. Jadi jangan tanya kami berdua."     

Damn!     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.