I'LL Teach You Marianne

Not finish yet



Not finish yet

Meskipun kamar yang ditiduri Anne dan Jack saat ini ada dilantai tiga akan tetapi nyatanya hal itu tak berpengaruh cukup banyak untuk menghindari kebisingan, pasalnya saat ini Anne terbangun karena mendengar suara nyanyian burung padahal ia baru tidur dua jam setelah percintaan panasnya dengan Jack. Jack benar-benar melakukan apa yang ia katakan sebelum mereka bercinta. Jack memuat malam mereka menjadi sangat panjang dan penuh cinta.     

Perlahan Anne membuka kedua matanya, suara burung yang bernyanyi menyambut pagi itu benar-benar membuatnya tak bisa melanjutkan tidur. Saat menoleh ke arah jendela Anne akhirnya tahu apa yang menyebabkannya bisa mendengar nyanyian burung itu, rupanya jendela kamar tak ditutup dengan rapa oleh Jack. Alhasil suara puluhan burung yang sedang berada di balkon bisa terdengar jelas oleh Anne.     

"Mau kemana?"Wajah Jack sudah kembali tenggelam di leher Anne. "Hari masih sangat pagi untuk kita meninggalkan ranjang, lagipula aku yakin saat ini kau pasti sangat lelah. Lebih baik kita tidur sampai enam jam kedepan, hari ini aku tak akan membiarkanmu turun dari ranjang, babe." Jack bergumam lirih, menggoda Anne.     

"Jack..."     

"No, kau harus patuh padaku,"sahut Jack dengan cepat.     

Anne tak menjawab perkataan Jack, namun ia masih mengeliat berusaha lepas dari pelukan Jack. Akan tetapi gerakannya itu langsung terhenti saat Jack tiba-tiba sudah berada diatas tubuhnya, mengurungnya menggunakan kedua tangannya yang perkasa.     

"Baik, sepertinya kita bisa melanjutkan permainan kita kembali sekarang. Rupanya tenagamu sudah kembali,"ucap Jack pelan penuh ancaman.     

Mendadak tubuh Anne terasa lemas, seluruh bulu yang berada ditubuhnya meremang. Namun hal itu tak berlangsung lama karena perlahan namun pasti Jack menurunkan wajahnya ke arah Anne.     

"A-aku masih lelah, aku butuh istirahat..aku butuh istirahat Jack!!!"pekik Anne histeris saat bibir Jack hampir menyentuh bibirnya.     

Jack tersenyum. "Benarkah? Bukankah beberapa menit yang lalu kau semangat sekali ingin meninggalkan ranjang?"     

Anne menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak Jack, aku lelah. Sungguh aku butuh istirahat."     

"Baiklah kalau begitu, ayo kita lanjutkan tidur kita kembali,"jawab Jack dengan senyum penuh kemenangan sembari membanting tubuhnya tepat disamping Anne dan langsung melingkarkan tangannya dengan erat ke perut rata Anne.     

Anne menghela nafas panjang, sungguh ia tak akan bisa melepaskan diri dari Jack jika caranya seperti ini. Meskipun kedua mata Anne sudah tertutup akan tetapi otaknya masih bekerja keras, mencoba mencari jalan keluar sampai akhirnya Anne tiba-tiba terpikirkan burung-burung yang membuatnya terbangun.     

"Jack."     

"Hmm?"     

"Berisik, aku tak bisa tidur. Suara burung-burung itu menggangguku,"ucap Anne jujur.     

Jack pun langsung membuka kedua matanya kembali dengan lebar. "Burung?"     

Tanpa bicara Anne langsung menunjuk ke arah jendela yang terbuka. "Lihat sendiri."     

Jack memalingkan wajahnya dan menatap jendela yang ditunjuk oleh sang istri, seketika terdengar suara gigi yang saling beradu dari Jack yang sudah marah. Tanpa bicara Jack kemudian turun dari ranjang dan berjalan menuju jendela tanpa menutupi tubuhnya menggunkan jubah tidurnya, Damn. Anne yang berniat untuk melepaskan diri dari Jack pun membatalkan niatnya saat melihat keindahan tubuh suaminya dari belakang, otot paha yang indah beradu sempurna dengan tubuh Jack yang sangat jantan. Hasil latihan bertahun-tahun memang tak mengkhianati hasil.     

"Done, burung-burung itu sudah pergi. Jendelanya juga sudah aku tutup, jadi sekarang kita bisa tidur kembali dan..."     

Ucapan Jack terhenti saat melihat Anne sudah berdiri di samping ranjang tanpa membalut tubuh polosnya, sungguh Anne terlihat sangat cantik sekali. Lekukan tubuhnya indah dan terukir sempurna, tak ada cela sedikitpun kecuali bekas sayatan pisau bedah dibagain perut bawahnya saat melahirkan Christian dan beberapa love bite buatannya yang bertebaran di hampir seluruh tubuh Anne.     

"Anne..."     

Anne tersenyum tipis, senyum menggoda tepatnya. "Aku ingin ke kamar mandi, kau mau ikut aku?"     

Diberikan pertanyaan seperti itu membuat Jack tak berdaya, sungguh ia tak bisa berkata-kata. Istrinya sudah pandai sekali menggodanya kali ini. Melihat tak ada respon dari Jack membuat Anne tersenyum, dengan penuh percaya diri Anne kemudian berjalan menuju kamar mandi. Kedua mata Jack terus mengikuti langkah kaki Anne, ia seperti terhipnotis saat ini. Tak bergerak dan tak bicara, Anne benar-benar racun. Bunyi pintu yang ditutup membuat Jack tersadar, ia pun langsung menyusul Anne masuk kedalam kamar mandi. Tak lama setelah Jack masuk terdengar suara-suara surga kembali memenuhi kamar baru mereka di Australia.     

Mansion Jack, Swiss.     

Setelah menyadari sang mommy tak ada dirumah Christian menangis sejadi-jadinya, hal yang Anne takutkan terjadi. Christian mencarinya. Seluruh pelayan yang ada di mansion tak ada satupun yang berhasil menenangkan amarah anak tampan yang sedang mencari ibunya itu, bahkan Alice yang tinggal di tempat itu pun juga nampak kewalahan. Pasalnya Christian tak mau digendong siapapun, hanya kata 'mommy' yang terucap dari bibirnya. Sudah seharian kemarin ia tak bertemu dengan sang ibu, karena itu saat bangun pagi tadi ia langsung mencari ibunya dan langsung histeris saat tak berhasil menemukan keberadaan ibunya.     

"Bagaimana ini, Nick? Aku benar-benar tak bisa menenangkan Tuan muda,"ucap Erick putus asa.     

Nicholas yang masih menggunakan piyama tidurnya langsung menoleh ke arah Erick. "Lalu kau pikir aku bisa?"     

"Oh Tuhan, bagaimana ini? Kasihan sekali Tuan muda, dia sudah menangis lebih dari empat puluh menit,"imbuh Erick kembali dengan serak menatap Christian yang masih menangis di pelukan Alice yang mencoba menenangkannya.     

Luis yang baru saja selesai mandi langsung menghampiri kamar sang tuan muda dan meraihnya dari gendongan Alice.     

"Mommy...i want my mommy huhuhu."     

"Ok...ok... kita akan cari mommy, tapi Christian diam dulu. Jangan menangis lagi,"sahut Luis lembut sambil menepuk-nepuk dengan lembut bokong Christian.     

"Mommy...hikss mommy..."     

Dengan penuh kesabaran Luis menenangkan Christian, Erick, Nicholas dan Alice beserta beberapa pelayan lainnya pun hanya bisa diam melihat Luis menenangkan tuan muda mereka. Setelah tangisan Christian reda Luis lalu mengajaknya masuk ke dalam kamar mandi, tak lama setelah mereka masuk terdengar suara tawa Christian yang sedang berada di dalam bathub.     

Alice menghela nafas panjang. "Untung saja ada Luis, kalau tidak entah sampai kapan Christian akan menangis."     

"Iya kau benar, sepertinya selain pada ibunya, Tuan muda hanya menurut pada Luis,"sahut Nicholas pelan menimpali perkataan Alice.     

"Sepertinya begitu, huff benar-benar Tuan menyebalkan. Pergi begitu saja tanpa membawa Christian, kalau sudah menangis seperti itu kan kasihan. Christian pasti sangat merindukan ibunya,"ucap Alice lirih.     

Erick tersenyum. "Tuan dan Nyonya sedang berbulan madu, jadi mana mungkin mereka mengajak Tuan muda. Bersiap saja, sepertinya dalam beberapa bulan lagi kita kan memiliki tuan atau nona muda yang baru."     

Alice dan Nicholas langsung menoleh ke arah Erick.     

"Tuan dan Nyonya berbulan madu?"pekik Nicholas kaget.     

"Dibawa pergi kemana kak Anne?"tanya Alice penasaran.     

"Melbourne, Australia. Selain berbulan madu Tuan kesana karena mengurus kasus si Benjamin Calum yang tak tahu malu itu, memangnya kalian kira bagimana bisa kita mengalahkan pria itu kalau bukan karena campur tangan dari Tuan?"     

"Jadi yang membantu kita, Tuan?"tanya Nicholas dengan cepat.     

Erick terkekeh. "Memangnya menurutmu siapa lagi? Ya sudah aku mandi dulu, setelah itu kita bertemu di meja makan."     

"Ok."     

Alice tak ikut terlibat bicara karena langsung memilih keluar saat Erick mulai membahas Australia, Alice sadar Erick sedang menyindirnya. Alice belum mau berbaikan pada Erick, ia masih kesal pada satu-satunya pria yang masih membuatnya berdebar-debar sampai sekarang itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.