I'LL Teach You Marianne

Bijaknya seorang Jack



Bijaknya seorang Jack

The Geneva University Hospitals     

Anggota the warrior yang sudah sampai terlebih dahulu ke rumah sakit sudah mensterilkan rumah sakit sehingga ketika Jack dan Anne tiba di tempat itu mereka tak mengalami kesulitan, bahkan mereka bisa langsung menggunakan akses khusus untuk naik ke ruangan VIP tempat dimana Charlotte Llyod di rawat. The Geneva University Hospitals adalah salah satu rumah sakit terbesar di Swiss, bahkan yang terbesar di Eropa untuk saat ini.     

Sepanjang jalan menuju ruangan Charlotte, Anne terus menggandeng tangan Jack. Ia berusaha menenangkan Jack agar tak membuat masalah, Anne sadar suaminya adalah manusia ajaib yang tak ada duanya. Karena itu ia harus tetap memastikan emosi suaminya itu tetap terkontrol, Anne tak mau Jack membuat masalah di rumah sakit. Apalagi di rumah sakit yang namanya sudah sangat terkenal diseantero Eropa.     

"Di ruangan inilah Charlotte Llyod di rawat, Tuan,"ucap seorang suster wanita yang menjadi pemandu jalan dengan sopan.     

Anne tersenyum. "Terima kasih banyak atas bantuannya, suster."     

"Baiklah kalau begitu saya permisi."     

Anne menganggukan kepalanya merespon perkataan sang suster yang langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.     

"Are you ready?"tanya Anne lirih pada Jack yang masih tak berkedip menatap pintu yang tak tertutup dihadapan mereka.     

"Sure."     

Anne menipiskan bibirnya. "Ingat, jaga emosimu. Aku tak mau kau marah, kau mengerti kan?"     

Jack langsung menoleh ke arah Anne dengan cepat. "Tentu saja, aku bukanlah seorang pemarah. Tapi kalau si Chester brengsek itu macam-macam maka jangan salahkan aku kalau..."     

"Ssttt ini rumah sakit, jangan bicara yang tidak-tidak. Lagipula Chester tak mungkin berani macam-macam, banyak orang dirumah sakit ini apalagi ada kau bersamaku."     

Jack tak merespon perkataan Anne kembali, ia terlalu malas membahas si Chester Llyod brengsek itu. Karena yakin Jack sudah tenang, Anne lalu memberikan kode pada anggota the warrior yang menemani mereka untuk mengetuk pintu yang masih tertutup itu. Baru dua kali ketuk seorang wanita paruh baya yang berpakaian seperti pelayan terlihat membuka pintu itu dari dalam dengan perlahan.     

"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?" pelayan paruh baya itu bertanya dengan takut-takut.     

Anne tersenyum. "Kami kemari ingin menjenguk Charlotte, tadi Ches akh maksudnya Tuan Chester Llyod yang meminta kami datang."     

"Akh jadi anda berdua teman Tuan?"     

Jack langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak juga, kami hanya baru kenal."     

Sang pelayan langsung membuka lebar mulutnya tanpa sadar karena ucapan Jack, belum juga kesadarannya kembali pelayan itu kembali dikejutkan oleh Jack yang langsung melewatinya, menerobos masuk ke kedalam ruangan Charlotte. Jack tak suka basa-basi terlalu lama, baginya semakin cepat mereka bertemu Charlotte yang sakit maka semakin cepat juga mereka pulang.     

"T-tunggu, kalian tak bisa masuk seperti itu..."     

Ucapan sang pelayan langsung terhenti saat melihat Chester sudah mengangkat tangannya memberikan perintah padanya untuk diam, tanpa bicara lagi pelayan itu pun langsung mundur dan kembali pada posisinya berdiri di dekat pintu masuk.     

"Hi, kita bertemu lagi."     

Damn, sungguh sapaan yang baru saja Jack ucapkan sangatlah tidak bersahabat sekali dan Anne hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan kuat mencoba menahan diri agar tidak marah.     

Chester tersenyum mendengar perkataan Jack, ia kemudian mendekati Jack dan Anne yang berdiri tak jauh dari ranjang Charlotte.     

"Terima kasih sudah mau datang, Anne,"ucap Chester lembut.     

"Tak usah berterima kasih, ini bukan hal besar,"jawab Anne dengan cepat sembari melepaskan cengkraman tangan Jack untuk mendatangi Charlotte yang sedang terlellap.     

Melihat Anne langsung membelai wajah Charlotte membuat Cherser tersenyum hangat. "Maafkan aku sudah merepotkan anda berdua, Tuan Clarke."     

"It's ok, ini bukan hal besar seperti yang dikatakan istriku tadi. Jadi kau tak usah berkata seperti itu,"jawab jack dengan cepat, meskipun wajah Jack terlihat ramah akan tetapi kedua matanya tetap saja menunjukkan permusuhan yang sangat kental. Jack sengaja menggunakan nada tinggi saat menyebut kalimat 'istriku' agar Chester sadar kalau ia sudah mengganggunya dan Anne.     

Chester menipiskan bibirnya mendengar perkataan Jack, sebagai sesama laki-laki ia tahu kalau saat ini Jack sedang marah padanya karena itu ia berusaha untuk tetap tersenyum pada pria yang saat ini terlihat sangat tak bersahabat itu.     

"Maaf jika pesanku mengganggu kalian, hanya saja sungguh putriku terus menyebut nama istrimu dari tadi malam. Karena itu aku tak punya pilihan lain untuk tak mengabarinya terkait kondisi Charlotte,"ucap Chester pelan mencoba memberi penjelasan pada Jack.     

Jack menghela nafas panjang, setelah melihat anak sekecil Charlotte mendapat infus akhirnya Jack luluh. Perlahan kekesalannya pada Chester memudar, tanpa bicara Jack melangkahkan kakinya mendekati ranjang menuju tempat dimana Charlotte terbaring.     

"Hi little princess, wake up. Look who is here,"bisik Jack lembut pada Charlotte saat sedang membelai wajah Charlotte yang dipenuhi keringat.     

Anne tersenyum mendengar perkataan Jack, hatinya merasa hangat melihat Jack bisa bersikap seperti itu pada Charlotte mengingat betapa marahnya Jack beberapa saat yang lalu.     

"Tubuhnya berkeringat, apa dia tidak apa-apa?"tanya Jack pelan pada Anne yang berdiri di sisi ranjang Charlote yang lain.     

"It's ok, ini efek dari obat sepertinya."     

"Kau yakin?" Jack kembali memastikan pada Anne.     

Anne menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Untuk anak seusia Charlotte hal ini wajar, dulu saat Christian seusia Charlotte ia juga sering keluar masuk rumah sakit."     

Jack langsung membisu mendengar pengakuan sang istri, tanpa bicara Jack kemudian berjalan dengan cepat menuju sisi ranjang Charlotte dan langsung memeluk Anne dengan erat dihadapan semua orang. Dihadapan Chester Llyod yang baru saja menjadi duda.     

"Jack..."     

"Satu menit, biarkan aku memelukmu satu menit,"bisik Jack lirih tepat ditelinga Anne.     

"Are you ok?"     

Jack tak menjawab pertanyaan Anne, ia lebih memilih untuk tetap menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Anne tanpa memperdulikan perasaan Chester yang saat ini sudah sangat gelisah melihat apa yang sedang ia lakukan pada Anne saat ini.     

Seperti yang dikatakan Jack sebelumnya setelah satu menit pelukannya pun terlepas dari tubuh Anne, meski kedua matanya masih sedikit merah namun ia sudah bisa tersenyum walau terlihat sekali dipaksakan.     

"Charlotte sepertinya akan tumbuh gigi, karena itu tubuhnya panas,"ucap Chester tiba-tiba memecah kecanggungan yang terjadi di ruangan itu.     

Jack langsung menoleh ke arah Chester. "Kalau ia hanya akan tumbuh gigi kenapa harus dibawa ke rumah sakit? Bukankah itu adalah hal wajar?"     

Chester tersenyum, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju ranjang sang putri dan langsung duduk di sebuah kursi tempatnya duduk sebelumnya saat menenangkan sang putri yang terus merengek sejak tadi malam.     

"Seandainya ibunya masih ada, mungkin aku tak akan sepanik ini. Mengurus seorang anak berusia 14 bulan bukanlah hal yang mudah untuk seorang pria sepertiku,"jawab Chester lirih sambil terus membelai wajah sang putri yang tengah terlelap.     

Deg, seketika sebuah pukulan gada besar terasa menghantam dada Jack saat ini karena ucapan Chester. Ia merasa sedikit berasalah saat ini, akan tetapi hanya sedikit karena setelah itu ia langsung melingkarkan tangannya dengan kuat ke pinggang Anne yang langsung terkejut melihat perubahan sikap Jack yang sangat tiba-tiba itu.     

"Ya sudah, kalau begitu carikan ibu baru untuknya. Cari wanita yang single dan belum menikah tentunya, bukan mengusik wanita yang sudah memiliki suami dan satu anak. Untung saja suami dari wanita yang kau usik itu sangat bijaksana."     

Damn....bijaksana? Bijaksana dari mana Jack?'     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.