I'LL Teach You Marianne

Provokasi Alice



Provokasi Alice

"Ya Tuhan, ini apa Jack?"     

Anne menjerit tak percaya saat melihat tangannya penuh dengan perhiasan, enam dari sepuluh jarinya saat ini sudah terpasang berbagai cincin berlian indah yang menyilaukan mata. Belum cukup dengan jari, Jack juga sudah memasangkan gelang di kedua tangan Anne.     

"Kau ingin membuatku menjadi toko perhiasan berjalan?"     

Jack terkekeh. "Apa yang toko perhiasan berjalan?"     

Anne langsung mengangkat tinggi kedua tangannya ke udara. "Ini Jack, lalu ini apa namanya?"     

Jack tersenyum dan kemudian berlutut di hadapan Anne yang masih duduk di atas ranjang. "Aku ingin kau memakai ini supaya mereka tahu kalau kau adalah istriku, terutama para laki-laki yang sudah tidak mempunyai istri lagi."     

"Sepertinya aku tahu kemana arah pembicaraanmu ini, Jack. Tapi ayolah, ini semua tidak perlu Jack. kau tak perlu memakai kan aku perhiasan sebanyak ini, sungguh. Tanpa menggunakan perhiasan sebanyak ini mereka juga pasti akan tahu kalau aku sudah menikah, aku seorang wanita beranak satu Jack. Orang pasti akan tahu kalau aku sudah punya anak ceritakan mungkin ada yang berpikir kalau aku masih single, itu mustahil,"ucap Anne pelan sambil terus meregangkan jari-jarinya yang sudah dipakaikan perhiasan oleh Jack beberapa saat yang lalu.     

Jack terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya ia beranjak bangun dan mengajak Anne berdiri ke depan kaca besar yang berada di kamar mereka. "Lihat dirimu di kaca, dengan penampilan seperti ini memang ada yang bisa tahu kalau kau sudah menikah dan punya satu anak? Tidak Anne, tidak akan ada. Buktinya kemarin sudah jelas, si Chester Llyod brengsek itu sepertinya sangat menikmati waktu bersamamu. Dia bahkan tak khawatir sama sekali putrinya dipeluk olehmu, karena apa? Karena dia mengira kau masih single Anne, masih belum menikah."     

Anne menghela nafas panjang, ia kemudian membalik tubuhnya ke arah Jack yang berdiri di belakangnya. "Kemarin itu beda Jack, kemarin adalah sebuah kejadian yang tak terduga. Anak itu lapar setelah dibawa kabur pengasuhnya, aku tak mungkin tega meninggalkannya begitu saja disaat anak itu terus membuka mulutnya karena lapar. Karena itulah aku membantu Chester membuatkan susu baru untuk Charlotte dan membantu menyusuinya, sebelum akhirnya kau datang bersama Christian."     

"Tetap saja aku tak suka, cara Chester menatapmu itu sangat dalam dan…"     

"Dan apa seperti cara Giselle menatapmu?"Anne langsung memotong perkataan Jack dengan cepat.     

Jack langsung diam membisu, perkataan Anne yang tak terduga itu membuatnya bingung harus bicara apa.     

"Jack, apakah setelah semua yang terjadi pada kita selama bertahun-tahun ini kau masih meragukan aku?"tanya Anne pelan dengan tatapan tajam pada Jack yang terlihat sangat kelelahan, kedua mata Jack terlihat sayu seperti kurang tidur.     

"Aku hanya tak mau kehilanganmu lagi Anne, sudah cukup aku kehilanganmu dua kali. Aku tak mau kehilanganmu lagi di masa depan, Anne,"jawab Jack jujur.     

Anne tersenyum. "Kalau aku mau pergi darimu sudah sejak dari lima tahun yang lalu aku melakukannya Jack, ketika kau dinyatakan meninggal saat itu. Tapi nyatanya tidak, bukan? Sampai akhirnya kita bertemu lagi di Luksemburg, meskipun pertemuan itu tak seindah yang kubayangkan tapi aku bersyukur pria yang menorehkan luka padaku di Luksemburg adalah kau. Bahkan saat kau kembali membuat luka padaku dengan berbagi ucapan kasar yang kau katakan saat itu ketika kau mendapatkan foto palsu dari Shopia nyatanya aku tetap kembali padamu bukan, jadi sebenarnya ketakutanmu itu sungguh tidak beralasan."     

"Seharusnya yang berkata seperti itu adalah aku, kau yang selama ini selalu dikelilingi wanita-wanita yang berasal dari masa lalumu. Dulu Shopia sekarang Giselle, bahkan saat aku mengatakan kalau Giselle punya perasaan padamu kau tak percaya sampai akhirnya dia mengaku sendiri. Diantara kita berdua dari dulu yang selalu menjadi sumber masalah adalah kau Jack, bukan aku. Kau yang menghilang tiba-tiba di selat Inggris, kau yang lupa ingatan dan hidup sebagai Alan, dan kau juga yang mengusirku pergi dari hidupmu saat itu. Semuanya sumber masalah ada padamu, jadi jangan khawatirkan aku. Sekali lagi aku tegaskan padamu, meskipun aku bukan berasal dari keluarga kaya dan berpendidikan tinggi seperti Sophia dan Giselle tapi aku masih punya iman dan takut akan Tuhan. Aku tak mungkin mengingkari janji suci yang kita lakukan di depan altar, dua kali kita mengucapkan janji sehidup semati Jack dan itu sudah cukup membuatku sadar bahwa aku adalah istrimu. Tapi kenapa kau masih saja meragukan aku? Harus dengan cara apa supaya kau percaya padaku? Aku sudah mengikuti semua kemauanmu, dari awal. Mulai dari berhenti kuliah, tinggal di Luksemburg sampai akhirnya sekarang kau membawaku ke Swiss. Apa semua kepatuhanku itu apakah belum cukup untuk membuktikan semua kesetiaanku padamu?"     

Wajah Anne memerah setelah bicara panjang lebar seperti itu, ia merasa dadanya kini menjadi lebih baik setelah mengeluarkan semua uneg-unegnya.     

"Maaf… maafkan aku Anne, a-aku…"     

"Apa kau masih belum percaya dengan rasa cintaku padamu?"     

Jack langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Bukan, bukan itu Anne. Aku hanya terlalu takut kalau…"     

"Kalau aku meninggalkanmu?" Anne kembali memotong perkataan Jack.     

Seperti anak kecil, Jack langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat disertai ekspresi yang sangat menggelikan untuk seorang Jackson Knight Clarke. Semua keangkuhan dan kesombongannya hilang saat ini dan berganti sebuah tatapan menyedihkan penuh harap pada Anne.     

Anne tersenyum. "Dasar bodoh, aku mencintaimu Jack. Mana mungkin aku meninggalkanmu."     

Jack langsung memeluk Anne dengan erat, tubuhnya bergetar saat ini dan Anne bisa mendengar isak tangis dari Jack yang tengah memeluknya. Seketika Anne langsung mendorong tubuh Jack menjauh darinya.     

"Kau menangis?"     

Jack menatap Anne dengan mata berkaca-kaca. "Aku tak mau kehilangan lagi, Anne. Sungguh aku tak mau."     

"Memangnya siapa yang mau pergi, kenapa kau terus berkata seperti itu?"     

"Alice,"jawab Jack singkat.     

Anne menaikkan satu alisnya. "Alice, mana mungkin Alice bicara seperti itu. Meskipun kalian tak akrab tapi Alice tak mungkin mengatakan hal tak mungkin seperti itu, Jack."     

Jack melingkarkan tangannya ke pinggang Anne. "Tadi malam setelah kita selesai makan malam Alice mengatakan kalau saat ini aku sudah punya saingan yang sepadan untuk mendapatkanmu, si Chester Llyod itu. Rupanya Alice juga sudah mengetahui soal fotomu di toko bersama Chester dan anaknya, Alice mengatakan kalau kau punya kesempatan bagus untuk meninggalkanku dan pergi pada Chester Llyod yang merupakan sekretaris jenderal PBB itu. Karena itulah aku menjadi tak tenang, semalam aku pergi ke Edenly jewelry untuk minta dibuatkan replika cincin pernikahan kita yang sudah aku buang entah kemana itu."     

Anne menggigit bibir bawahnya menahan tawa. "Karena kata-kata Alice kau jadi pergi ke toko perhiasan semalam suntuk dan membuat semua ini untukku?"     

"Iya, dia bahkan mengatakan kalau laki-laki yang mendekatimu tak selevel dengan wanita yang mendekatiku. Sepertinya Alice juga tahu soal Giselle yang berusaha mengusik kita, Anne,"jawab Jack dengan suara serak.     

"Dan kau terusik dengan kata-kata Alice itu?"     

"Tentu saja Anne, si Alice itu benar-benar kurang ajar. Dia bahkan mengatakan kalau Chester lebih baik dari aku dan lebih pantas untuk menjadi suamimu, tentu saja aku marah, kesal dan takut." Suara Jack merendah saat bicara seperti itu.     

Tawa Anne akhirnya pecah, ia tak bisa menahan dirinya lebih lama lagi. Sungguh ia harus menceritakan hal ini pada Alice nanti.     

"Kau ini kenapa percaya dengan gurauan Alice, kau sudah mengenalnya sangat lama sekali dan dia juga sudah cukup lama menjadi sekretarismu. Tapi kenapa kau bisa terprovokasi ucapannya, hm?"     

Jack menatap Anne dengan tajam. "Karena yang dikatakan Alice benar, sepertinya pesonamu memang berhasil membuat para pria berkuasa terpikat dan aku…"     

"Kalau kau tahu aku punya pesona seperti itu makanya kau harus hati-hati, jangan kecewakan aku lagi. Jangan sampai aku…"     

"Anne!!!"     

"Haha...aku bergurau Jack, kenapa kau sensitif sekali."     

Jack pun kembali mengeratkan pelukannya pada Anne. "Jangan tinggalkan aku lagi Anne, aku mohon. Meskipun aku marah atau sedang menggila sekalipun."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.