I'LL Teach You Marianne

Perkataan 'mengganggu' Alice



Perkataan 'mengganggu' Alice

Saat Aaron, Daniel dan Alice pulang Jack nampak sangat berbeda. Ia tenang dan terlihat tak menunjukkan aura permusuhannya dengan Alice sehingga membuat Anne sedikit curiga, ia yakin sekali ada sesuatu yang sudah terjadi sehingga Jack berubah menjadi pendiam seperti itu.     

"Aku mau ke kamar Christian, kau pergilah ke kamar terlebih dahulu," Jack pelan saat mobil yang membawa Aaron dan anak buahnya sudah pergi.     

"Ok."     

Setelah mendengar jawaban sang istri Jack pun bergegas pergi menuju kamar Christian dan meninggalkan Anne sendirian di depan pintu, dari tempatnya berdiri Anne menatap Jack tanpa berkedip. Ia semakin yakin ada yang sudah terjadi pada suaminya.     

"Tuan juga seperti itu saat tahu anda pergi dengan kondisi hamil saat itu, Nyonya,"ucap Erick pelan setengah berbisik.     

"Seperti itu bagaimana?"tanya Anne bingung.     

"Ya seperti itu, tiba-tiba menjadi pendiam dan langsung masuk kamar,"jawab Erick singkat.     

Anne langsung menatap tajam ke arah Erick.     

"Jangan ganggu Nyonya, biarkan saja. Nanti kalau sudah tenang Tuan akan kembali seperti biasa,"imbuh Erick kembali sambil tersenyum.     

Anne tak merespon perkataan Erick, otaknya masih berpikir keras dengan apa yang sudah terjadi pada Jack. Pasalnya sebelum ini ia mereka baik-baik saja, bahkan saat menikmati makan malam bersama saja Jack masih tertawa karena gurauan Aaron. Anne benar-benar dibuat bingung saat ini, sungguh perubahan sikap Jack yang drastis itu membuatnya sedikit khawatir.     

Luis yang sejak tadi diam mendengar perkataan Erick kemudian mendekati Anne. "Yang dikatakan Erick benar Nyonya, berikan waktu padanya. Nanti kalau Tuan sudah tenang ia akan kembali seperti sedia kala."     

"Baiklah kalau begitu, ya sudah aku kembali ke kamar dulu."     

"Siap Nyonya."     

Tanpa bicara lagi Anne kemudian bergegas menuju kamarnya untuk menyegarkan diri, karena sudah mendengar perkataan Erick dan Luis akhirnya Anne sedikit tenang. Meski saat ini ia masih sangat bingung dengan perubahan sikap Jack yang sangat drastis itu.     

Setelah sang nyonya tak terlihat lagi Luis kemudian menutup pintu utama dan meminta Erick dan Nicholas untuk beristirahat karena hari sudah malam, akan tetapi karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan akhirnya Erick dan Nicholas pergi ke ruang kerja. Leonardo Ganke benar-benar belum menyerah, pria itu masih saja mengusik rumah tangga tuan mereka. Karena itulah mereka harus bekerja keras, menyelesaikan pekerjaan mereka malam ini supaya tangan kanan barunya di Benjamin Calum yang bodoh itu sadar kalau dia hanya dimanfaatkan oleh Leon.     

Sesampainya di kamar Anne langsung pergi menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya sebelum tidur, hari ini benar-benar menjadi hari yang panjang untuknya. Semua peristiwa tak terduga terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam, mulai dari yang dipecatnya Giselle yang ternyata memang benar menyimpan perasaan pada Jack, sampai pertemuannya dengan putri tunggal Chester Llyod yang menjadi korban penculikan pengasuhnya sendiri hingga pertemuannya dengan Aaron dan Alice kembali. Dari Alice juga akhirnya Anne tahu betapa mendirikannya Jack saat mereka berpisah dulu, meski sudah mendengar semuanya dari Luis namun tetap saja ketika ada orang lain lagi yang menceritakan apa yang sudah dilalui Jack selama perpisahannya dulu rasanya Anne ikut sakit. Meski ia sendiri adalah korban dari keegoisan Jack saat itu, akan tetapi tetap saja Anne merasa iba ketika mengetahui apa yang sudah Jack alami selama tiga tahun terakhir.     

Jack menatap Christian dalam diam selama hampir 30 menit, melihat putranya tidur membuat perasaan Jack merasa sedikit hangat saat ini.     

"Daddy tak akan membiarkan kau tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tua yang lengkap, Son. Daddy akan membuatmu tumbuh menjadi anak yang paling bahagia di dunia ini,"ucap Jack pelan sambil meraba wajah Christian yang sangat mirip dengannya itu.     

Kata-kata yang diucapkan Alice sebelum ia pulang sungguh mengusik hati Jack dan mengguncang jiwanya, sungguh apa yang dikatakan Alice benar-benar membuatnya tak tenang. Setelah kembali mengingat kata-kata Alice secara tiba-tiba Jack bangun dari kursi tempatnya duduk dan bergegas pergi meninggalkan kamar sang putra dan langsung menuruni anak tangga menuju lantai satu, tujuan Jack adalah ruang kerja tempat dimana kedua asistennya bekerja.     

Brak     

Pintu ruang kerja dibuka secara kasar oleh Jack sehingga membuat Erick dan Nicholas yang sedang bekerja terkejut.     

"Kalian ikut aku pergi sekarang juga, ada hal penting yang harus aku urus secepatnya,"ucap Jack dengan keras begitu ia muncul dari balik pintu.     

"Baik Tuan,"jawab Erick dan Nicholas secara kompak, keduanya pun bergegas meletakkan berkas-berkas yang baru mereka baca di atas meja kembali.     

Meskipun saat ini mereka sedang bekerja namun jika Jack memerintahkan mereka untuk pergi maka keduanya akan pergi, bagi kedua pria itu perintah Jack tetap nomor satu di atas pekerjaan mereka yang menggunung.     

Setelah menutup pintu ruang kerja Nicholas berlari menyusul Erick yang sudah berjalan dibelakang Jack menuju ke helipad yang berada di dekat taman. Menyadari sang tuan ingin pergi menggunakan helikopter Erick dan Nicholas langsung sadar kalau saat ini mereka dalam misi penting, karena biasanya Jack akan menggunakan helikopter jika dalam keadaan mendesak dan tak mau membuang-buang waktu di jalan raya.     

"Kita mau kemana, Tuan?"tanya Erick pelan pada Jack ketika ia sudah berada di kursi pilot.     

"Endenly."     

"Edenly?"     

"Iya, apa perlu aku ulang, Erick?"     

Well sang tuan sedang marah rupanya.     

****     

"Mommy...mommy...mommy…"     

Charlotte terus merengek, memanggil sang ibu saat berada di atas tempat tidur Chester sang ayah.     

Saat ini dokter tengah memeriksa anak cantik yang tiba-tiba panas tinggi itu ketika dibawa pulang dari mall dan hal itu membuat Chester Llyod panik.     

"Bagaimana dok, Charlotte baik-baik saja bukan?"tanya Chester dengan suara serak, ia tak tega melihat putrinya terus merintih dalam tidurnya.     

Dokter yang baru saja memeriksa Charlotte tersenyum. "Tidak apa-apa tuan, nona hanya demam biasa karena akan tumbuh gigi. Hal semacam ini sudah biasa terjadi pada anak kecil."     

"Tapi kenapa panasnya tinggi sekali? Apa kau yakin itu tak berbahaya untuknya?"tanya Chester kembali.     

"Yakin Tuan, panas tubuh nona Charlotte masih normal. Mungkin karena ini adalah pertama kalinya nona Charlotte seperti ini anda jadi khawatir, tapi percayalah putri anda baik-baik saja,"jawab sang dokter lembut berusaha menenangkan Chester yang sangat panik.     

Chester menghela nafas panjang. "Seandainya Flo tidak memutuskan untuk mengakhiri hidupnya mungkin saat ini aku tidak akan sepanik ini, dok. Sungguh aku tak bisa kehilangan putriku setelah apa yang aku lalui."     

Dokter laki-laki berusia lanjut itu tersenyum dan menepuk pundak Chester untuk memberikan dukungan. "Percayalah Tuan, saat ini kau tak sendiri. Ada orang-orang baik yang akan membantumu mengurus nona Charlotte, seperti wanita baik yang sudah menolong nona Charlotte dari upaya penculikan tadi siang misalnya."     

Chester langsung menoleh kearah sang dokter dengan cepat. "Anda tahu soal penculikan Charlotte?"     

"Tentu saja, saya adalah dokter keluarga ini. Jadi mungkin saya tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi kepada nona Charlotte,"jawab sang dokter kembali sambil tersenyum. "Dari foto yang saya lihat ia terlihat sangat keibuan sekali dan tulus, seandainya…"     

"Benarkah? Katakan siapa wanita itu? Aku ingin bertemu dengannya." Nyonya besar Llyod yang tiba-tiba muncul di kamar putra tunggalnya memotong perkataan dokter Albert, sang dokter keluarga Llyod.     

"Dia adalah istri Jackson Knight Clarke dan ibu seorang anak laki-laki yang berusia dua tahun, tentu saja jiwa keibuannya terlihat jelas,"jawab Chester dengan cepat, suaranya sedikit bergetar saat menyebut nama Jack. Meskipun ia adalah orang yang cukup berpengaruh di Swiss akan tetapi tetap saja nama besar Jack membuatnya berpikir dua kali jika ingin mencari masalah dengannya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.