I'LL Teach You Marianne

Charlotte



Charlotte

Bon Genie, Jenewa-Swiss     

Karena jarak yang tak terlalu jauh dari kantor Muller Finance Internasional Anne hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai di pusat perbelanjaan yang paling terkenal di kota Jenewa yang bernama Bon Genie, setelah membayar ongkos taksi Anne langsung turun dan berdiri cukup lama di depan bangunan yang ada di hadapannya sembari mengamati banyak orang yang berlalu-lalang. Rata-rata cara berpakaian orang Jenewa rata-rata formal dan elegan, hal ini terjadi karena rata-rata profesi di sana berkerja di PBB dan organisasi internasional.     

Anne tersenyum melihat cara berpakaian warga Jenewa, ia merasa seperti satu frekuensi dengan orang-orang itu, karena sudah tidak sabar Anne akhirnya langsung masuk ke dalam Bon Genie. Sungguh ia merasa sangat senang, pemandangan didalam mall benar-benar memanjakan matanya. Semua kemarahannya pada Jack langsung hilang seketika.     

"Wow...toko untuk anak-anak,"pekik Anne histeris saat melihat sebuah toko pakaian anak-anak yang berada tak jauh dari tempatnya berada saat ini, tanpa pikir panjang Anne kemudian berbegas pergi ke toko itu.     

Saat Anne datang keadaan toko sedang sepi dan hal ini membuat Anne senang karena dengan itu ia bisa bebas memilih berbagai barang lucu untuk sang putra, meskipun Christian saat ini sudah pandai memilih pakaian sendiri akan tetapi Anne tetap tak menyurutkan semangat Anne untuk berbelanja. Mulai dari alas kaki hingga topi semuanya tersedia, anak laki-laki atau anak perempuan semuanya benar-benar lengkap. Sungguh Anne merasa berada di surga saat ini.     

"Ada yang bisa dibantu, Nyonya?"tanya seorang pramuniaga dengan sopan pada Anne.     

Anne yang sedang melihat-lihat topi langsung menoleh seketika. "Akh iya, saya sedang melihat-lihat topi untuk anak laki-laki dan bingung. Semua koleksi toko ini bagus-bagus dan jujur saya tak tahu harus memilih yang mana."     

Sang pramuniaga tersenyum mendengar perkataan Anne. "Bukan hanya Nyonya saja, akan tetapi para pengunjung lainnya pun juga akan mengatakan kalimat yang sama seperti yang baru saja Nyonya ucapkan. Kalau saya boleh tahu berapa usia putra anda?"     

"Dua tahun, tapi tubuhnya tinggi. Orang-orang yang baru melihatnya pasti akan mengiranya umur tiga tahun,"jawab Anne penuh semangat.     

"Sungguh anak yang luar biasa sehat, baiklah saya akan memberikan beberapa rekomendasi untuk anda."     

"Silahkan nona, saya akan mendengarnya." Anne langsung menyahut dengan cepat.     

Semenit kemudian sang pramuniaga mulai menjelaskan semuanya kepada Anne, mulai dari topi casual paling favorit hingga topi musim dingin disebutkan dengan baik oleh sang pramuniaga itu. Anne benar-benar tak mengeluarkan kata-kata sama sekali saat sang pramuniaga menjelaskan, ia menjadi pendengar yang setia.     

"Biasanya anak laki-laki akan tumbuh lebih cepat dari anak perempuan, karena itu anda harus mensiasatinya dengan baik Nyonya. Karena saat ini putra anda sudah berumur dua tahun empat bulan saya sarankan anda memilih pakaian untuk anak umur empat tahun saja untuk jaket dan cardigannya, tapi untuk pakaian sehari-hari anda tetap bisa memakai yang untuk usia tiga tahun,"ucap sang pramuniaga lembut mengakhiri penjelasannya.     

"Wah terima kasih masukannya, saya juga sedang berpikir seperti itu tadi, Nona. Karena jujur saja anakku tumbuh dengan cepat sekali, padahal rasanya baru kemarin aku menyusuinya untuk pertama kali." Kedua mata Anne berkaca-kaca saat mengingat perjuangannya melahirkan dan membesarkan Christian di hari-hari pertama kehidupannya.     

Sang pramuniaga menyentuh tangan Anne dengan lembut. "Anak anda akan bangga dan berterima kasih pada anda ketika dia dewasa nanti, Nyonya. Saat ini sudah sangat jarang sekali wanita yang masih mau menyusui bayinya."     

Anne tersenyum. "Terima kasih doanya nona, baiklah kalau begitu saya mau satu set semuanya yang sudah saya sebutkan tadi, ya."     

"Baiklah, kalau begitu silahkan duduk Nyonya. Saya akan menyiapkan semuanya,"ucap sang pramuniaga dengan sopan.     

Anne menganggukkan kepalanya, ia kemudian duduk di sebuah sofa bulat yang berada di tengah-tengah toko, saat menunggu sang pramuniaga menyiapkan barang-barang yang sudah dibeli Anne mengamati ke luar toko. Ia tersenyum saat melihat ada seorang anak gadis kecil yang sepertinya baru belajar berjalan, sungguh sangat menggemaskan. Tapi tunggu, baru belajar berjalan!! Damn.     

Anne langsung bergegas keluar dari toko saat melihat anak cantik itu terjatuh, jiwa keibuannya yang tinggi langsung membuat Anne menolong anak itu. Dalam waktu singkat Anne langsung menggendong anak itu yang terlihat hampir menangis, sepertinya ia terpisah dari orang tuanya. Tapi bagaimana mungkin ada seorang bayi yang baru belajar berjalan ada ditengah-tengah mall yang ramai, pramuniaga yang sebelumnya melayani Anne langsung keluar dari toko untuk menghampiri Anne.     

"Nyonya..."     

"Akh syukurlah kau datang, nona. Anak ini, dia sepertinya tersesat atau terpisah dari orang tuanya. Bagaimana ini?"     

"Apa? Tersesat!! Bagaimana bisa?"     

Anne menggeleng dengan cepat, ia kemudian menjelaskan aoa yang terjadi pada sang pramuniaga.     

"Kalau dari pakaiannya sepertinya anak ini bukan anak orang sembrangan, Nyonya. Lihatlah, merk pakaian anak ini berasal dari salah satu rumah mode asal Paris,"ucap sang pramuniaga pelan sambil menyentuh pakaian yang digunakan oleh anak yang ditolong oleh Anne.     

Anne langsung menoleh dan tersenyum saat melihat huruf F besar di baju anak kecil yang sedang ia gedong, merk pakaian dengan logo F besar tidaklah murah. Karena itu ia setuju dengan perkataan sang pramuniaga yang saat ini sedang menyentuh pipi anak yang sedang ia gendong.     

"Lalu bagaimana ini, orang tuanya pasti khawatir kalau anaknya tak ada. Apa yang biasa dilakukan jika ada kasus seperti ini, nona?"tanya Anne sedikit khawatir, ia merasa kasihan dengan anak yang berada dalam pelukannya. Sepertinya anak itu lapar, sejak tadi ia berusaha mendekatkan mulutnya ke dada Anne. Berusaha mencari makan dan tentu saja Anne sudah tak memproduksi ASI, Christian berhenti menyusu saat ia berusia satu tahun yang mana itu jelas langsung membuat kedua payudara Anne berhenti memproduksi ASI.     

"Tunggu, nyonya. Saya akan melaporkan pada pihak keamanan, lebih baik anda ikut saya masuk kedalam. Takutnya ada orang salah paham pada kita nanti,"jawab sang pramugari dengan cepat.     

Anne tak membantah ucapan pramuniaga itu, ia langsung masuk ke dalam toko yang pintunya langsung di tutup setengah oleh pramuniaga lainnya. Entah mengapa dua pramuniaga itu merasa anak yang saat ini berada dipelukan customer mereka adalah korban kejahatan, karena rasanya sangat mustahil anak berusia satu tahun lebih yang baru belajar jalan ada di sebuah mall yang sangat ramai. Apalagi melihat pakaian yang digunakan anak itu adalah pakaian mahal, kecurigaan para pramuniaga itu pun semakin besar. Hanya Anne saja yang tak berusaha untuk tak berpikir ke arah sana, meskipun hati kecilnya merasa ada hal besar yang sudah menimpa bayi yang saat ini ada dalam pelukannya itu.     

Tak lama kemudian salah seorang pramuniaga senior di toko itu menghampiri Anne. "Nyonya, anak ini benar-benar korban penculikan. Saat ini pihak keluarganya sedang dalam perjalanan ke toko ini."     

"Pen-penculikan...bagaimana bisa!"jerit Anne tanpa sadar.     

"Baby sitter, baby sitter anak inilah orang yang berusaha menculiknya. Tadi saat saya menghubungi pusat informasi pihak keluarga sedang berada disana dan baru saja menjelaskan kronologi hilangnya anak ini."     

"Jesus...jahat sekali orang itu!!! Malang sekali nasibmu nak. Tenang ya, saat ini kau sudah aman. Aunty akan menjagamu sampai orang tuamu datang." Anne memberikan kecupan pada bayi cantik yang terlihat sangat kelaparan sekali itu dan sungguh Anne tak tega. Ia tahu kalau bayi yang ada dalam pelukannya itu sedang kelaparan, insting seorang ibu tak mungkin bisa salah.     

Brak     

"Charlotte!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.