I'LL Teach You Marianne

Arrogant Woman



Arrogant Woman

Giselle memperbaiki riasannya setelah diberitahu Erick soal perintah yang diberikan Jack, meski saat ini make up diwajahnya masih belum banyak hilang namun ia tetap memulasnya lagi. Jangan lupakan juga parfum yang ia semprotkan lagi ke tubuhnya, efek blink-blink pada parfum itu tertinggal di sekitar dada dan lehernya. Giselle sengaja memilih parfum jenis itu supaya tubuhnya terlihat indah dimata Jack.     

Dengan langkah angkuh seperti biasa, Giselle memasuki ruangan meeting. Senyumnya mengembang lebar saat melihat Jack berdiri menatap kaca jendela tembus pandang dengan tangan yang terlipat di dada, dari belakang ia terlihat sangat jantan.     

"Kau memanggilku, Jack,"ucap Giselle pelan dengan suara yang dibuat-buat.     

Perlahan Jack membalik tubuhnya menatap Giselle yang berdiri lima langkah di hadapannya. "Iya, duduklah. Aku ingin bicara serius denganmu."     

Giselle tersenyum, bukannya mengikuti perintah Jack wanita itu justru melangkahkan kakinya mendekati Jack yang masih berdiri disamping jendela. Tanpa rasa malu Giselle berusaha menyentuh dada Jack.     

Akan tetapi dalam gerakan cepat Jack berhasil meraih tangan Giselle sebelum wanita itu menyentuh tubunya. "Jaga sikapmu, Giselle."     

"Kenapa Jack, aku hanya ingin merapikan dasimu,"ucapnya santai mencari alasan.     

Jack langsung melepaskan tangan Giselle dengan kasar. "Aku tak perlu bantuanmu, aku masih bisa merapikannya sendiri."     

Giselle terkekeh. "Jangan seperti itu, Jack. Aku sekretarismu, aku bisa melakukan apapun yang kau perintahkan termasuk hal-hal yang tak bisa dilakukan istrimu."     

Damn!     

"Jaga ucapanmu, Giselle. Kau tahu kan ada istriku di ruangaku saat ini,"hardik Jack dengan keras.     

Tawa Giselle semakin keras. "Memangnya kenapa jika ada istrimu? Toh saat ini dia ada diruanganmu bukan dan kita saat ini hanya berdua disini, jadi jangan takut Jack."     

Rahang Jack semakin keras, ia tak percaya teman sekolahnya yang pendiam ternyata seliar ini. Bahkan dengan terang-terangan menawarkan diri padanya. "Jangan paksa aku berbuat kasar padamu, Giselle. Aku mempekerjakanmu dikantorku karena aku menghargai hubungan pertemanan kita yang sudah terjadi puluhan tahun."     

"Stop...jangan bahas itu, Jack. Kenapa kau selalu mengungkit soal hubungan pertemanan kita? Apa kau tak bisa melihatku sebagai wanita saja, Jack?"     

"Apa maksudmu?"     

Giselle menghela nafas panjang, perlahan ia melepaskan blazer yang sebelumya ia gunakan sehingga tubuhnya yang terbalut blouse berbelahan rendah terlihat jelas. "Lihat aku, Jack. Aku cantik, pintar, dari keluarga terhormat dan seksi. Apa yang kurang dariku? Tak ada bukan!! Aku memenuhi kualifikasi paling besar untuk menjadi istrimu dibanding wanita rendahan itu."     

"Giselle..jaga ucapanmu,"sahut Jack dengan suara meninggi.     

"Apa? Ucapan apa yang harus aku jaga? Semua yang aku katakan benar, wanita yang jadi ibu dari anakmu itu tak sebanding denganku. Aku sudah menyelidiki latar belakangnya yang yatim piatu dan berpendidikan rendah jadi apa yang aku katakan tadi adalah fakta. Kalau kau dulu mengabaikan aku karena Shopia Higgins aku masih terima, tapi ini kau mengabaikan wanita secantik aku karena istrimu yang miskin itu. Sungguh kau sudah tak waras, Jack. Matamu pasti buta,"ucap Giselle panjang lebar merendahkan Anne.     

Jack menggelangkan kepalanya perlahan. "Aku tak menyangka teman baikku yang tulus dan baik saat ini berubah menjadi perempuan yang arogan dan sangat sombong sampai bisa merendahkan seseorang, dimana Giselle yang dulu suka membantu teman-temannya yang aku kenal itu?"     

"Maksudmu Giselle yang memakai kacamata tebal dan menjadi bahan ejekan teman-temannya itu?Hahaha...kau itu sangat naif, Jack. Kau tentu ingat bukan bagaimana aku menjadi bahan tertawaan teman-teman selama 6 tahun kita satu sekolah yang sama, jadi kau jangan ungkit Giselle yang itu lagi. Karena Giselle yang itu sudah mati, saat ini yang berdiri dihadapanmu adalah Giselle Allen yang baru. Giselle yang cantik, seksi dan berkelas, calon Nyonya Clarke yang baru,"jawab Giselle penuh percaya diri sembari membusungkan dadanya.     

"Ternyata aku salah menilaimu, Giselle. Aku salah sudah menganggapmu sebagai temanku yang baik hati itu, kau saat ini tak lebih dari wanita mengerikan yang tak aku kenal. Aku benar-benar keliru sudah menganggapmu temanku, sekarang lebih baik kau pergi dari hadapanku. Kau aku pecat, secara profesional. Aku harap kau tak usah datang lagi ke kantorku besok."     

Kedua mata Giselle terbuka lebar. "Kau tak bisa melakukan ini, Jack. Aku adalah sekretaris yang hebat dan tak pernah melakukan kesalahan, jadi kau tak bisa melakukan ini padaku." Dadanya naik turun menunjukkan betapa marahnya Giselle saat ini.     

Jack menipiskan bibirnya sembari melepaskan dasi yang mengikat tubuhnya dan langsung membuangnya begitu saja di meja. "Kesalahanmu? Baik aku sebutkan kesalahanmu, pertama kau sudah menjelekkan istriku dan menyebutnya sebagai wanita rendahan. Kedua kau menghina wanita yang aku cintai, wanita yang sudah melahirkan anakku yang tampan itu dengan sebutan wanita miskin. Dua kesalahan besar itu cukup membuatmu dipecat."     

"Hahaha...semua yang aku katakan fakta, Jack. Kau tak bisa seenaknya memecatku karena ucapanku itu, sekarang coba katakan padaku apa aku salah menyebutnya wanita miskin? Karena memang kenyataannya seperti itu, tak ada yang mengenalnya kalau dia tak menjadi istrimu, menjadi Nyonya Clarke yang seharusnya menjadi milikku. Jadi kau tak bisa memecatku, kontrak kerjaku jelas Jack. Kalau kau memecatku secara sepihak maka aku bisa menuntutmu dan nama baikmu akan hancur,"ucap Giselle penuh ancaman.     

Perlahan Jack meraih sebuah dokumen yang berada diatas meja, dokumen yang berisi kontrak kerja Giselle sebagai sekretaris CEO Muller Finance Internasional.     

Jack melemparkan surat kontrak itu dan melemparnya ke sisi meja yang dekat dengan tempat Giselle berdiri saat ini. "Lihatlah beberapa pasal yang ada di surat kontrakmu, disitu tertulis jelas aku sebagai atasanmu bisa memecatmu kapan saja jika kau melakukan kesalahan termasuk jika kau berani menghina keluarga atasanmu. Dan apa yang baru saja kau lakukan tadi adalah kesalahan yang sangat besar bagiku karena kau berani menjelek-jelekkan wanita yang aku cintai didepan mataku, jadi aku bisa memecatmu."     

Dengan menahan emosi Giselle meraih surat kontraknya dan langsung membacanya, ia merasa ucapan Jack tak masuk akal. Namun seketika kedua mata Giselle terbuka lebar.     

"Apa-apaan ini...mana ada hal semacam ini!!"pekik Giselle histeris. "Dulu saat aku setuju bekerja denganmu tak ada pasal semacam ini, kau pasti sudah memanipulasinya Jack."     

Jack tersenyum. "Bukankah kau wanita pintar, Giselle. Tapi kenapa kau tak teliti, apa kau tak membaca pasal paling penting di surat kontrak itu? Dalam pasal dua yang ada di surat kontrak itu jelas berbunyi kalau aku sebagai pihak pertama bebas mengganti isi dari kontrak ini, apa kau tak memahai isinya?'     

"Damn..ini penipuan dan kau tak bisa melakukan ini, Jack. Selama dua tahun ini aku sudah membantumu mengurus perusahaan ini dengan sangat baik, jangan karena wanita rendahan itu kau melakukan ini padaku. Ayolah Jack, jangan bodoh. Buka matamu lebar-lebar, aku masih 100 tingkat diatas istrimu. Aku tak masalah dengan anakmu, aku siap menerimanya sebagai anakku. Aku pastikan kau akan menjadi laki-laki yang paling berbahagia di dunia ini setelah menikah denganku, lihat aku Jack. Aku cantik dan seksi...aku juga masih belum pernah melahirkan, tak seperti istrimu. Tubuhku masih kencang tak seperti istrimu, coba kau pikir mana ada wanita sepertiku lagi di dunia ini yang siap menerima anak dari wanita lain sebagai anaknya. Hanya aku, Jack...hanya aku yang mampu melakukan itu..."     

"Benarkah??     

Deg     

"K-kau...."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.