I'LL Teach You Marianne

Disputed Land



Disputed Land

Muller Finance Internasional     

Karena meeting belum di mulai Jack dan Aaron terlibat pembicaraan ringan dan tanpa merasa bersalah sama sekali, pasalnya saat ini sedang terjadi perang dingin antara Alice dan Erick. Mantan sepasang kekasih itu saling melempar tatapan tajam, Alice yang mengaku sudah menjalin hubungan asmara dengan Daniel saat ini duduk dengan tenang di samping Daniel tanpa perduli dengan tatapan membunuh dari Erick yang sejak tadi tak mengalihkan pandangan darinya dan Daniel.     

Daniel sendiri yang saat ini dijadikan korban hanya bisa pasrah, sungguh sangat mengenaskan sekali Daniel menjadi tumbal dari pertikaian mantan sepasang kekasih yang masing saling mencintai itu.     

"Dasar brengsek, kenapa kau tak ajak Rose. Harusnya istrimu ikut, Anne pasti senang,"ucap Jack pelan sambil tersenyum.     

"Kau yang brengsek, bukankah aku sudah mengatakan berkali-kali kalau saat ini mertuaku sedang ada acara penting. Jadi Rose tak bisa ikut,"jawab Aaron kesal.     

Jack terkekeh. "Kalau mereka sedang memiliki acara penting kenapa kau tak ikut?"     

"Fuck you, sekali lagi kau bertanya itu kau akan hajar, Jack."     

Tawa Jack semakin keras mendengar perkataan Aaron, sebenarnya Jack sudah tahu kalau saat ini mertua Aaron sedang merayakan ulang tahun pernikahan mereka namun karena Jack suka sekali menggoda Aaron ia sengaja bertanya berkali-kali pada Aaron. Dan Aaron juga tahu kalau sebenarnya Jack hanya bergurau bukan benar-benar ingin membuatnya marah.     

Obrolan singkat itu pun berakhir saat tamu yang mereka nantikan kehadirannya datang, Benjamin Calum sang pemilik tanah yang ada di Melbourne, Australia muncul di hadapan mereka bersama Leonardo Ganke. Damn!     

"Maaf terlambat, Tuan. Tadi dijalan kami memiliki sedikit masalah,"ucap Benjamin Calum pelan sambil tersenyum ramah pada Jack, pria itu tak tahu ada pertikaian apa antara Jack dan Leon yang datang bersamanya.     

Jack tersenyum kaku. "It's ok Tuan, saya paham. Oh iya kenalkan ini Tuan Aaron Sean Connery, CEO dari Connery Corporation perusahaan pengembang properti yang saya bicarakan kemarin pada anda,"jawab Jack berusaha ramah sembari mengenalkan Aaron pada rekan kerjanya yang baru,     

"Halo Tuan, sungguh sebuah kebanggaan untuk saya bisa bertemu dengan anda. Saya sudah mendengar nama besar anda sebelumnya." Benjamin Calum langsung mengulurkan tangannya pada Aaron dengan penuh semangat.     

"Anda terlalu memuji saya, Tuan. Justru saya lah yang beruntung karena bisa bertemu dengan anda,"jawab Aaron pelan berusaha bersikap normal, kebaradaan Leon sungguh membuatnya tak nyaman. Namun karena saat ini mereka sedang berada dalam pertemuan bisnis, ia harus bersikap tenang. Apalagi saat ini ia berada dikantor orang lain.     

Benjamin tersenyum lebar saat Aaron menjabat tangannya. "Oh God, saya hampir lupa. Kenalkan ini Tuan Leonardo Ganke, beliau salah satu pemegang saham di perusahaan kami."     

Leon tersenyum. "Sebenarnya kami sudah saling kenal, baik Tuan Connery ataupun Tuan Clarke kami sudah saling mengenal sejak lama."     

"Wah benarkah? Sungguh sebuah kebetulan yang luar biasa, baiklah kalau begitu jadi kita tak perlu sungkan lagi karena kalian semua adalah kawan lama,"sahut Benjamin Calum tanpa rasa bersalah.     

"Kawan lama kepalamu,"umpat Alice lirih.     

"Sstt...jangan keras-keras, nanti Tuan marah." Daniel langsung memperingatkan Alice.     

Alice hanya memutar bola matanya mendengar perkataan Daniel, sebagai salah satu orang yang sangat tahu siapa Leon ia merasa sangat kesal sekali melihat pria itu muncul kembali dalam kehidupan Jack. Sebanarnya Alice bukan merasa kasihan pada Jack yang kembali diganggu pesaingnya, Alice hanya merasa kasihan pada Anne. Anne adalah orang yang paling tersiksa jika Leon kembali muncul dalam kehidupan rumah tangganya dan Alice tak tega membayangkan jika hal itu terjadi, karena itulah ia kesal sekali saat melihat laki-laki tak tahu diri itu muncul kembali.     

Karena profesional kerja akhirnya Jack tetap melangsungkan meeting dengan tenang, padahal sebenarnya ia punya wewenang untuk membatalkan meeting. Namun Jack tak melakukan itu, ia tak mau membuat pengorbanan Aaron jauh-jauh datang dari Portugal sia-sia. Karena saat ini Jack dan Erick sudah memegang salinan presentasi yang sedang dilakukan Benjamin Calum keduanya terlihat sangat tenang, seperti tak terjadi apapun. Jack sungguh sangat profesional, padahal saat ini Aaron saja sedang mengkhawatirkan dirinya. Sebagai orang yang pernah sama-sama bersaing untuk mendapatkan Anne, Aaron tahu benar bagaimana perasaan Jack saat ini. Karena itu sejak Benjamin Calum melakukan presentasi sejak tadi ia terus mencuri pandang ke arah Jack yang nampak sangat tenang sekali. Setelah menikah dengan Rose dan mendapati kalau dirinya adalah laki-laki pertama untuk Rose, Aaron sudah bersumpah tak ingin menyakiti Rose. Karena itu saat ini Aaron sama sekali tak punya perasaan apapun pada Anne.     

"Kalau hotel-hotel itu selesai dibangun maka kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar, berada di daerah yang memiliki pemandangan bagus dan akses utama yang mudah diakses oleh berbagai kendaraan saya yakin hotel kita nanti akan menjadi hotel paling hebat di Melbourne,"ucap Benjamin Calum penuh percaya diri saat mengakhiri presentasinya di depan.     

"Apa anda yakin, Tuan? Bukankah di Melbourne sudah banyak sekali hotel mewah dan sangat terkenal, atas dasar apa anda bisa yakin sekali kalau hotel ini akan menjadi hotel yang menjanjikan." Alice langsung bertanya dengan kritis tanpa rasa takut.     

Wajah Benjamin Calum berubah pias, ia tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan semacam itu dari seorang wanita yang baru ia temui.     

"Saya memang warga negara Inggris, tapi saya lahir dan besar di kota itu sebelum kami pindah ke London. Jadi saya tahu seluk beluk kota Melbourne melebihi anda yang besar di Sidney,"imbuh Alice kembali sambil tersenyum penuh kemenangan.     

Dari tempat duduknya Erick tersenyum, ia tak menyangka Alice masih sama seperti dulu. Masih berani berargumen jika merasa ada yang salah.     

"Jadi begini nona..."     

"Yang diucapkan sekretaris Connery Corporation benar, Tuan Calum. Saya juga sudah membaca semua proposal anda, rasanya masih ada yang janggal. Tempat yang anda gadang-gadang sebagai tempat strategis itu bukannya adalah lahan sengketa dengan pemerintah setempat yang ingin menjadikannya sebagai taman terbuka hijau, ya? Tapi kenapa anda bersikeras sekali kalau tempat itu akan di jadikan area pembangunan hotel ini?"tanya Erick dengan cepat memotong perkataan Benjamin Calum.     

Benjamin Calum kalut, ia bingung dan tak bisa bekata-kata karena diserang bertubi-tubi oleh dua orang sekaligus. "Tunggu sebentar, biarkan saja menjelaskan ulang perihal lokasi yang akan kita jadikan tempat untuk area pembangunan hotel."     

"Silahkan Tuan, saya menunggunya dengan sabar,"jawab Erick kembali sambil tersenyum.     

Sejak awal Jack sudah merasa lokasi yang digadang-gadangkan Benjamin Calum sedikit aneh, karena itu ia meminta Giselle untuk mencari tahu soal lokasi itu kemarin dan hasil seperti biasa hasil pekerjaan Giselle tak pernah mengecewakan. Tebakan Jack benar, apalagi ditambah pernyataan Alice baru saja. Alasan lain Jack mengundang Aaron tak lain tak bukan ingin melihat apakah Alice masih perduli pada Muller Finance Internasional atau tidak dan pernyataan Alice tadi menjawab semua pertanyaan Jack selama ini.     

Saat suasana sedang tegang tiba-tiba pintu ruang meeting terbuka dari luar secara tiba-tiba.     

"Nick..."     

"Darurat Tuan, maaf..tapi anda harus tahu masalah ini." Nicholas memotong perkataan Jack dengan cepat.     

"Ada apa?"tanya Jack penasaran.     

Nicholas langsung menerobos masuk kedalam ruangan meeting dan menunjukkan ponselnya pada Jack.     

"I-ini Nyonya Anne kan, Tuan?"     

Deg     

Jantung Jack langsung berpacu 10 x lebih cepat saat melihat ponsel Nicholas.     

"D-dimana ini?"tanya jack dingin dengan suara bergetar.     

"Bon Genie."     

Brak     

Kursi yang diduduki Jack langsung jatuh dan menimpa lantai saat Jack bangun secara tiba-tiba dan langsung pergi tanpa berbicara menuju pintu keluar dengan membawa ponsel Nicholas.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.