I'LL Teach You Marianne

Insting seorang ibu



Insting seorang ibu

Jack hanya tersenyum lebar saat menikmati makan malam, ia justru terus menggoda Anne yang duduk di seberangnya menyuapi Christian makan dengan sabar. Sesekali Anne memberikan lirikan tajamnya pada Jack, memberi peringatan kepadanya untuk tidak terus berbicara sembarangan. Pasalnya sejak tadi Jack selalu menanyakan penyebab Anne menggunakan scarf di lehernya padahal tanpa di jelaskan semua orang juga tahu kalau penyebab Anne memakai scarf itu adalah kebuasan Jack sebelumnya di taman.     

"Apa kau sudah menyelesaikan semua berkas yang kita butuhkan, Nick?"tanya Jack pelan sambil menyeka bibirnya menggunakan sapu tangan.     

Nicholas mengangguk cepat. "Sudah, setelah Giselle mengirimkan email kepada saya beberapa jam yang lalu saya langsung mengerjakannya dan sudah saya kirimkan juga ke email anda, Tuan."     

"Bagus, jadi malam ini kita mempelajari semuanya sebelum meeting besok pagi."     

"Siap Tuan."     

Anne menyeka bibir Christian menggunakan sapu tangan, ia juga memberikan kecupan pada kening putranya yang sudah selesai makan. Luis pun langsung mengambil Christian dari kursi bayinya dan mengajak anak menggemaskan itu pergi ke ruang bermain supaya Anne bisa makan.     

Awalnya Anne tak tertarik dengan pembicaraan Jack dan kedua asistennya, akan tetapi karena mereka terus-menerus menyebut-nyebut nama Giselle dan Australia akhirnya Anne pun mulai tertarik.     

"Oh ya Erick, bagaimana kabar Alice? Sejak awal Alice adalah satu-satunya orang yang tak terlihat disini,"ucap Anne pelan ikut bicara.     

Wajah Erick langsung memerah, ditanya soal mantan kekasihnya membuatnya hilang mood seketika.     

Melihat perubahan ekspresi Erick membuat Nicholas tertawa lebar. "Alice sudah memutuskan Erik tiga tahun yang lalu, Nyonya. Bahkan yang saya dengar saat ini Alice sudah bekerja menjadi sekretaris Connery corporation dan sedang menjalin hubungan asmara dengan asisten ceo-nya yang bernama Daniel itu."     

Erick langsung menoleh ke arah Nicholas seketika, ia terlihat sangat marah ketika Nicholas mengungkit soal kisah asmara Alice dan kekasih barunya. Menyadari ada bahaya yang mengincar Nicholas langsung berpindah tempat duduk ke samping Anne, Nicholas meminta perlindungan sang nyonya.     

"Oh jadi Alice saat ini sudah menjadi sekretaris Connery Corporation dan menjalin asmara dengan Daniel...hmm sayang sekali, padahal aku sangat suka dengan Alice,"ucap Anne pelan mengulangi perkataan Nicholas.     

"Itu pilihannya babe, kita tak bisa melarang. Alice juga tidak terikat hubungan yang serius dengan Erick, jadi kalau seandainya dia saat ini sudah memiliki kekasih lain ya kita tidak bisa apa-apa apalagi Alice bukan bagian dari Muller Finance Internasional lagi." Jack ikut bicara mencoba memberikan dukungan pada Erick yang terlihat sangat tidak nyaman sekali saat ini.     

Anne menghela nafas panjang. "Entah kenapa aku merasa lebih nyaman jika Alice yang menjadi sekretarismu dibanding Giselle itu, pandangan Giselle padaku sangat tidak bersahabat. Apalagi aku sempat melihat caranya menatap Christian tadi siang, mungkin hanya perasaanku saja dia tak suka pada anakku. Tapi perasaan seorang ibu tak bisa dibohongi, instingnya sangat kuat jika menyangkut keselamatan anaknya. Karena itulah tadi aku memintamu untuk makan di luar, tapi yahhh kembali lagi mungkin itu hanya perasaanku saja."     

"Tak mungkin Giselle seberani itu, babe. Dia tak mungkin berani macam-macam pada anak dan istriku,"sahut Jack dengan cepat merespon perkataan Anne.     

Anne tersenyum. "Aku ibunya Jack dan aku bisa merasakan itu."     

Jack langsung terdiam mendengar perkataan Anne, begitu juga dengan Erick. Raut wajahnya pun langsung berubah saat mendengar sang nyonya membahas soal Giselle yang notabene adalah teman sekolah sang tuan.     

"Saya setuju pada anda, Nyonya. Saya juga tak suka pada wanita arogan itu, sungguh. Sebenarnya sudah banyak sekali staf yang yang membicarakan Giselle namun tak ada satupun yang berani melaporkan kepada Tuan karena takut,"sahut Nicholas dengan cepat tanpa sadar, kebenciannya pada Giselle membuat Nicholas langsung bicara seperti itu tanpa rasa takut.     

Anne langsung menoleh ke arah Nicholas. "Takut, takut kenapa?"     

"Giselle direkrut secara langsung oleh Tuan, jadi ya mana ada staf yang berani padanya. Mereka tunduk pada wanita itu,"jawab Nicholas jujur.     

Anne menutup mulutnya karena kaget, ia tak percaya ternyata suaminya yang merekrut Giselle secara langsung. "Oh, pantas, jadi dia temanmu. Pantas saja kau membelanya dan tak mempermasalahkan panggilannya padamu seperti tadi."     

"Babe, jangan begitu. Giselle hanya temanku saja, kami berteman sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sudah lama sekali kami saling mengenal, Anne. Jangan cemburu padanya, aku tak…"     

"What… cemburu? Aku? Haha jangan gila Jack, mana mungkin aku cemburu pada TEMAN DEKAT mu itu. Kalau semua protes stafmu yang lain saja diabaikan apalagi aku yang tak memberikan andil apapun di perusahaan." Anne langsung memotong perkataan Jack dengan suara meninggi, meski tak mengaku cemburu namun bahasa tubuhnya terlihat jelas kalau saat ini Anne sangat tidak suka pada Giselle.     

"Anne, ayolah...jangan seperti anak kecil. Giselle dan aku tak ada hubungan apa-apa, hubungan kami murni karena bisnis. Dia aku rekrut karena kemampuannya yang luar biasa, dia sangat berpengalaman dalam bidang ini Anne,"ucap Jack pelan mencoba memberikan pengertian pada Anne dengan hati-hati.     

Anne menghela nafasnya lelah. "Oh karena kemampuannya yang luar biasa, i see i see...ya sudah kalau begitu jangan dibahas lagi. Aku yang bukan apa-apa ini pasti tak sebanding dengan sekretarismu yang luar biasa itu."     

"Babe, please…"     

Anne yang sudah bangun dan berniat meninggalkan meja makan langsung mematung, ia kemudian menoleh dan tersenyum ke arah Jack.     

"Tidak mungkin ada hubungan pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang benar-benar tulus karena ingin berteman, Jack. Apalagi wanita itu masih single dan kalian sudah mengenal cukup lama, pendidikanku memang tidak tinggi Jack. Tapi pengalaman sudah memberikan semua pelajaran untukku, karena kau juga tahu bukan bagaimana hubungan pertemananku dulu dengan Aaron Sean Connery." Anne bicara dengan suara sedikit bergetar menahan emosinya, Anne tak suka Jack lebih membela temannya daripada dirinya. Anne merasa perasaannya disepelekan oleh Jack.     

"Dan Jack, kau bukan sekali atau dua kali menyakitiku. Kau harus ingat itu baik-baik,"ucapnya kembali sebelum akhirnya pergi meninggalkan semua orang yang ada di meja makan.     

Jack terdiam, ia tak mengerti kenapa tiba-tiba Anne bersikap seperti itu. Padahal sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja, sangat baik bahkan. Menyadari sang nyonya sangat marah Erick langsung menoleh ke arah Nicholas yang dianggap menjadi sumber pertengkaran dan istrinya malam ini.     

"Ini salahmu, Nick. Kau tak bisa menjaga mulutmu dengan baik,"ucap Erick ketus.     

"Aku? Dimana salahku?"tanya Nicholas polos.     

"Salahmu adalah sudah membuat suasana makin panas sehingga Nyonya…"     

Ucapan Erick terhenti saat melihat Anne kembali mendekat ke ruangan itu dan Jack sudah bersiap menyambutnya, akan tetapi dugaan Jack salah. Pasalnya Anne hanya melewati ruang makan dan terus berjalan menuju ke ruang bermain di mana sebelumnya Luis membawa Christian, tak lama kemudian Anne sudah menggendong Christian yang terlihat sudah mengantuk.     

"Kau ikut aku Nick, ada banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu,"ucap Anne pelan saat melintas di depan ruang makan.     

"B-baik Nyonya…"     

Sungguh mengerikan jika sang nyonya sudah marah.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.