I'LL Teach You Marianne

Mulai nakal



Mulai nakal

Giselle masih duduk santai di kursinya dengan kaki yang ia naikkan ke atas meja seperti biasa ketika Jack tidak ada di kantor, perempuan itu masih asyik dalam dunianya sendiri membaca majalah fashion kesukaannya yang sedang menampilkan koleksi-koleksi pakaian musim panas terbaru dari beberapa rumah mode asal Paris.     

"Sepertinya aku harus segera terbang ke Paris, aku tak boleh ketinggalan koleksi bikini-bikini cantik ini,"ucap Giselle penuh ambisi kedua matanya pun masih menatap tajam kearah koleksi bikini super seksi yang sudah ia tunggu kemunculannya sejak satu bulan lalu.     

Giselle yakin sekali jika ia menggunakan bikini itu Jack pasti akan tergoda kepadanya, membayangkan hal itu saja sudah membuat Giselle tersenyum lebar ia benar-benar sudah tidak sabar untuk mendapatkan bikini bikini cantik itu. Meskipun tahu kalau saat ini istri Jack sudah kembali namun Giselle tak peduli akan hal itu, baginya Anne bukanlah lawan yang berat untuknya. Karena itu tekadnya untuk mendapatkan Jack masih sangat besar.     

Getaran dari ponsel yang berada di atas meja membuat Giselle terbangun dari dunia imajinasinya, dengan segera perempuan itu meraih ponselnya dan langsung duduk dengan sikap sempurna saat melihat nama Jack muncul di layar ponselnya.     

"Halo J…"     

"Ini aku Nick, Giselle. Maaf menghubungimu menggunakan ponsel Tuan, hari ini Tuhan tak kembali ke kantor karena ada urusan keluarga yang tak bisa ditinggalkan. Tuan berpesan padamu agar segera mengirimkan beberapa file penting dari Benjamin Calum yang tadi sudah dibahas saat meeting ke email pribadiku." Nicholas langsung memotong perkataan Giselle dengan cepat.     

Wajah Giselle yang sudah tersenyum lebar pun akhirnya hilang saat mendengar apa yang dikatakan oleh Nicholas.     

"Halo, kau masih disana bukan Giselle?" Nicholas sengaja bicara seperti itu untuk menggoda Giselle.     

"Iya Nick, aku masih tersambung denganmu,"jawab Giselle dengan suara lirih yang hampir tak terdengar.     

"Ok, kalau begitu aku tutup panggilannya. Thanks Giselle."     

Brak     

Giselle langsung memukul meja dengan keras begitu sambungan teleponnya dengan Nicholas terputus.     

Giselle menggeram. "Brengsek, belum pernah Jack meninggalkan pekerjaannya seperti ini. Pasti perempuan sialan itu yang membuatnya tak kembali lagi ke kantor, dasar perempuan rubah sialan."     

Dengan menahan amarah Giselle pun melakukan pekerjaan yang diminta oleh Jack, kalau bukan karena Jack yang memintanya melakukan pekerjaannya saat ini mungkin saja Giselle sudah menolak. Setelah 30 menit berlalu Giselle sudah mengirimkan hasil kerjanya kepada Nicholas.     

"Kau pintar Giselle, kau cantik, kau sempurna, kau harus mendapatkan apa yang kau inginkan. Sudah cukup penantian ku selama lebih dari 15 tahun ini untuk mendapatkan cinta seorang Jackson Knight Clarke, dulu Kau boleh kalah dengan Shopia Higgins. Tapi kali ini kau tak boleh kalah dari wanita rendahan itu, dia bukan levelmu. Jadi kau harus menyingkirkannya secepatnya supaya kau segera menyandang gelar Nyonya Clarke,"ucap Giselle pelan sambil menatap layar komputernya yang masih menampilkan email yang ia kirimkan pada Jack dan Nicholas.     

Giselle yang merupakan teman sekolah Jack sejak berada di bangku sekolah menengah pertama, Giselle sudah menyimpan perasaan kepada Jack. Namun karena saat itu Giselle kurang pandai membawa diri, akhirnya ia hanya bisa menjadi pengagum rahasia Jack sampai akhirnya mereka lulus sekolah menengah atas Giselle masih menyimpan rapat perasaannya untuk Jack.     

Patah hati terbesar Giselle adalah saat mengetahui Jack sudah dijodohkan dengan Shopia Higgins yang merupakan seorang pemain piano terkenal saat itu di Swiss, Giselle pun akhirnya merubah penampilannya menjadi lebih berani dan lebih terbuka sehingga ia menjadi primadona beberapa pengusaha muda yang mengenalnya. Saat itu Giselle ditunjuk oleh kedua orang tuanya untuk bekerja di perusahaan keluarga mereka sebagai direktur pemasaran, yang mana hal itu membuat Giselle mau tak mau bertemu dengan banyak orang. Semakin lama terjun di dunia bisnis membuat Giselle menjadi seorang wanita yang pintar dan cerdas, hal itu membuatnya semakin dikagumi oleh rekan bisnisnya. Namun tetap saja Giselle masih menunggu Jack, apalagi saat itu itu ia sudah tahu kalau Jack sedang patah hati karena skandal perselingkuhan Shopia dengan pemain sepakbola yang disponsori oleh perusahaan milik Jack sendiri.     

"Aku sudah menunggu Jack sangat lama sekali, kali ini aku tak mau gagal lagi. Jack harus jadi milikku... harus."     

****     

Jack terus menatap Anne yang sedang membaca buku tanpa berkedip, ia sedang mengagumi kesempurnaan wajah Anne.     

"Mau sampai kapan kau terus menatapku seperti itu, Jack?"tanya Anne tiba-tiba sambil menoleh ke arah Jack.     

"Aku tak sedang menatapmu, jangan besar kepala Nyonya Clarke."     

Anne terkekeh, tiba-tiba terbersit sebuah ide nakal dalam otak Anne untuk menggoda Jack. Perlahan Anne mengangkat tinggi rambutnya dan mengikatnya secara asal, setelah rambutnya terangkat dan lehernya terlihat jelas Anne mengambil salah satu majalah yang terdekat darinya lalu ia gunakan untuk mengipasi lehernya.     

"Sepertinya musim panas kali ini lebih panas dari tahun lalu,"ucap Anne pelan sambil terus mengipasi lehernya.     

Wajah Jack langsung memerah. "What are you doing, baby?"     

"Menurutmu apa? Aku sedang mengipasi tubuhku, rasanya panas sekali. Memangnya kau tak merasa panas?"     

Jack menggeram. "Jangan memancingku babe, kau akan menyesal kalau aku sudah menerkammu."     

Anne langsung meletakkan majalah yang ia pegang diatas meja kembali dengan cepat dan langsung menoleh ke arah Jack. "Menerkamku, memangnya kau harimau..auummm." Anne menggerakan kedua tangannya, mengikuti gerakan harimau yang akan menerkam buruannya. Damn!     

"Persetan dengan orang-orang!" Jack langsung mendekati Anne dan menjatuhkannya ke sofa, belum selesai sampai disana Jack langsung melumat bibir Anne dengan rakus, penuh gairah.     

Setelah puas menikmati bibir Anne yang manis, Jack kemudian mengalihkan sasarannya. Jack mencium Anne di leher dan meninggalkan beberapa jejak di sana, bahkan pundak dan sekitar dada pun juga tak luput dari serangannya. Jack tak peduli kalau ada orang yang melihat aktivitasnya dengan Anne, yang ada dalam pikiran Jack saat ini adalah melampiaskan semua hasrat yang sudah terpancing oleh tindakan Anne. Anne yang tak bisa bergerak pun terpaksa mengimbangi apa yang Jack berikan padanya, Anne saat ini sudah hilang kewarasannya. Sentuhan yang Jack berikan padanya sudah membuatnya blank dengan kedua mata yang terpejam Anne hanya bisa mendesah saat ciuman Jack kembali mengarah pada lehernya, kedua tangan Jack pun tak tinggal diam. Selama ciuman panas itu berlangsung kedua tangannya sudah bergerilya, menyentuh titik-titik sensitif Anne dari balik pakaian yang ia gunakan.     

"Jangan salahkan aku, kau yang memancingku saat ini babe,"bisik Jack lirih di antara ciumannya pada Anne.     

Perlahan Anne membuka matanya saat merasakan tangan Jack mulai menyelinap ke balik blouse yang ia gunakan, gerakannya yang cepat membuat Anne langsung memekik ketika Jack menyentuh puncak dadanya. Pada saat gerakan tangan Jack terasa semakin kuat Anne akhirnya tersadar kalau saat ini mereka sedang di taman, diluar!!! Oh Tuhan…     

"Jack… no!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.