I'LL Teach You Marianne

Evil woman



Evil woman

Jam makan siang sudah hampir tiba, namun Jack dan anak buahnya yang sedang menerima klien dari Melbourne, Australia masih berada di ruang meeting. Pembahasan mengenai proyek baru yang akan segera dikerjakan membuat mereka semua tak sadar kalau hari sudah beranjak siang. Hanya Giselle satu-satunya orang yang sudah sangat muak berada di ruangan itu, ia ingin sekali pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua kekesalannya pasca melihat keberadaan anak dan istri Jack kembali di kantor tadi pagi.     

Giselle yang sedang menghias wajahnya tadi pagi bahkan membuat kesalahan besar dengan mencoreng pipinya menggunakan lipstik yang sedang ia aplikasikan, karena sangat terkejut mendengar suara teriakan Christian yang sangat nyaring begitu keluar dari lift. Sungguh melihat keberadaan Christian dan Anne langsung membuat mood Giselle hancur, seluruh rencananya pun hancur berantakan karena keberadaan wanita yang sangat ia benci itu.     

"Sungguh, ini adalah sebuah kehormatan yang sangat besar sekali untuk saya secara langsung bisa bertemu dan berbicara banyak dengan anda Tuan Clarke. Saya sudah sangat tidak sabar menunggu proyek kita dimulai,"ucap Benjamin Calum pengusaha muda asal Melbourne yang cukup terkenal saat menyalami tangan Jack.     

Jack menggenggam tangan klien barunya sambil tersenyum. "Saya juga sudah tidak sabar, meeting selanjutnya saya akan memanggil salah satu perusahaan properti terbaik yang saya kenal untuk membantu kita. Saya harap Saat itu tiba Anda bisa ikut meeting."     

"Tentu saja, saya pasti akan datang. Anda tak usah khawatir Tuan, baiklah kalau begitu saya permisi. Sekali terima kasih dan sampai jumpa pada meeting selanjutnya, Tuan."     

Jack tersenyum merespon perkataan Benjamin, ia lalu mengantar kepergian Benjamin keluar dari ruangan meeting. Bersamaan dengan itu Christian sedang berlarian kesana kemari di lorong lantai 40 bersama Anne, seperti yang Anne takutkan sebelumnya.     

Christian bosan!     

Setelah puas bermain monopoli, puzzle dan beberapa permainan mengasah otak lainnya Christian menolak untuk diberi makan oleh Anne, ia bersikeras ingin makan bersama sang ayah. Christian bahkan dengan lantang menolak susu yang sudah disiapkan untuknya, yang ia inginkan adalah makan bersama ayahnya yang tak kunjung keluar dari ruangan meeting meski sudah memasuki ruangan itu sejak jam 9 pagi.     

"Chris, hati-hati."     

"I am ok Mom, i can do …"     

Bruk     

Christian hilang keseimbangan dan terjatuh saat berusaha berlari ke arah Anne, ia tak konsentrasi karena melihat sang ayah yang baru keluar dari ruangan meeting.     

"Christ…." Anne menjerit keras saat putranya terjatuh di lantai dengan lutut yang langsung menyentuh lantai.     

Jack yang akan bersalaman dengan Benjamin pun menoleh ke arah sumber suara tangisan Christian, sedetik kemudian ia langsung berlari dengan cepat menuju tempat Christian terduduk. Bahkan Anne kalah cepat dengan Jack yang akhirnya berhasil menggendong Christian dari lantai.     

"It's ok..it's ok... Daddy here…"     

Christian meneruskan tangisannya dalam pelukan sang ayah dan hal itu mengundang rasa ingin tahu Benjamin Calum dan orang-orangnya.     

"Itu putra Tuan Jack,"ucap Erick dengan cepat menjelaskan soal Christian kepada pria asal Australia itu.     

Benjamin Calum langsung menoleh kearah Erick seketika. "Oh itu anak Tuan Clarke, lalu wanita…"     

"Itu Nyonya Clarke,"sahut Nicholas dengan cepat memotong perkataan Benjamin Calum saat menyadari pandangan pria berambut blonde itu tertuju pada Anne yang berdiri di hadapan Jack.     

Benjamin Calum langsung menutup bibirnya dengan cepat, kedua matanya masih tertuju pada Anne yang sedang berusaha menyeka air mata Christian. Bahkan saat Jack membawa Christian mendekat kearahnya Benjamin masih menatap Anne, pria itu terhipnotis dengan keanggunan Anne.     

"Maaf Tuan, sepertinya saya harus menjalankan tugas saya yang lain dan tak bisa mengantar Anda untuk turun,"ucap Jack pelan kepada Benjamin yang kini sudah menatapnya kembali. "Akh iya, ini istri dan anakku." Jack langsung mengenalkan Anne kepada rekan bisnisnya.     

Benjamin Calum tersenyum. "It's ok Tuan Clarke, saya paham. Putra anda sepertinya sangat lengket dengan anda."     

Jack terkekeh. "Tentu, anak laki-laki pasti akan lebih dekat pada ayahnya meski ada ibunya didekatnya."     

Benjamin Calum tertawa mendengar perkataan Jack, sementara Anne hanya tersenyum tipis memaksakan diri untuk tidak terlihat marah karena ucapan Jack. Dalam gerakan cepat Benjamin Calum melirik ke arah Anne, ia semakin terpesona melihat kecantikan Anne dalam jarak sedekat ini. Apalagi saat melihat ekspresi Anne yang menggemaskan saat mendengar perkataan terakhir Jack.     

Setelah berbasa-basi tak lama kemudian Benjamin Calum benar-benar berpamitan pada Jack untuk kembali ke hotel, diantar Erick dan Nicholas pria yang memiliki moto tak ingin menikah itu akhirnya pergi meninggalkan Jack menuju lift yang sudah disiapkan khusus untuknya. Selama berada di dalam lift Benjamin Calum tersenyum, pria yang dikenal jarang bisa tersenyum itu sepertinya sudah terkena pesona sang nyonya Clarke. Menggunakan celana jeans dan t-shirt berwarna putih yang sebelumnya ia tutupi dengan coat hitam selutut membuat Anne sangat elegan, pakaian casual yang harganya tak murah itu semakin terlihat 'mahal' saat sudah terpasang di tubuh Anne.     

Tangisan Christian baru terhenti saat lukanya di kaki sudah diobati oleh sang ayah, meskipun hanya luka gores kecil namun Jack serius memberikan perawatan pada luka putranya. Giselle yang sedang membawa kotak P3K pun masih mematung dihadapan Jack yang masih memangku putranya.     

"Ok, lukanya akan segera sembuh. Jagoan harus kuat,"ucap Jack lembut sambil mencium pipi Christian yang basah karena air mata.     

Anne tersenyum, ia kemudian mengulurkan tangannya pada Christian. "Ayo dengan Mommy, Christian lapar kan?"     

Kedua mata Jack langsung membulat sempurna. "Apa maksudnya Anne?"     

"Christian belum makan siang, dia mengatakan ingin makan bersamamu. Bahkan aku sudah lelah merayunya agar mau minum susunya terlebih dahulu."     

"Damn… jadi kalian belum makan?"pelik Jack panik.     

"Just like you,"jawab Anne singkat sambil tersenyum.     

Seketika Jack langsung menoleh ke arah Giselle. "Kenapa kau masih berdiri seperti itu Giselle? Cepat siapkan makan siang untuk kami, kau bukan sekretaris baru yang harus diperintahkan."     

"Jack…"     

"Tidak babe, ini tugasnya. Sebagai sekretaris ia sudah memperhitungkan semua ini sehingga kau dan Christian tidak kelaparan,"sahut Jack dengan cepat.     

Wajah Giselle memerah, tanpa berbicara Giselle segera keluar dari ruangan Jack dan bergegas menuju pantry untuk memanaskan makanan yang sudah disiapkan untuk Christian dan Anne sejak dua jam yang lalu. Beberapa staf lainnya bisa mendengar suara teriakan Jack sebelumnya kepada Giselle, pasalnya pintu ruangan Jack tidak tertutup rapat sehingga kini mereka sedang berbisik-bisik di belakang Giselle membicarakan cara kerja sekretaris sombong dan arogan itu.     

Saat sedang menyiapkan makanan untuk Christian dan Anne di pantry Giselle terus mengumpat Anne dalam hati, dia menyalahkan keberadaan Anne di kantor yang membuatnya melakukan pekerjaan rendah seperti saat ini. Wajah Giselle pun sampai memerah karena menahan amarah yang sudah sampai di ubun-ubun.     

"Lihat saja, posisimu pasti akan menjadi milikku tak lama lagi. Dasar perempuannya miskin,"ucap Giselle dalam hati sambil meletakkan salad untuk Anne diatas nampan.     

Dengan kurang ajar Giselle mencampur air liurnya dengan salad yang baru ia ambil dari kulkas, senyum jahatnya mengembang saat meludahi salah satu menu makanan untuk Anne itu.     

"Nikmati air liurku wanita rubah."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.