I'LL Teach You Marianne

Amanat sang Tuan besar



Amanat sang Tuan besar

"Kedatanganku ke kantor membuat masalah, ya?"     

Anne kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama pada Jack yang sedang menikmati makan siangnya di sebuah restoran mewah yang sudah Erick booking selama dua jam kedepan, sehingga tak ada orang lain yang bisa ikut makan di tempat itu.     

"Jack…."     

Jack menoleh dan tersenyum manis pada Anne, sangat manis sehingga membuat Anne curiga.     

"Makan makananmu dulu, setelah itu baru kita bicara."     

Damn!     

Anne tak bisa berkata-kata lagi, ucapan Jack benar karena sejak makanan datang hanya Anne saja yang belum menyentuh makanannya. Semua orang termasuk Christian sudah menikmati makanan lezat yang dibuat oleh koki terbaik di restoran yang mendapat Michelin Star sebanyak sepuluh bintang itu.     

Karena Jack terus menatapnya tanpa berkedip akhirnya Anne menyerah, ia kemudian menyentuh garpu dan pisaunya dan mulai menikmati makanan yang benar-benar lezat itu. Sungguh selera Jack benar-benar sangat mengerikan.     

"Jack…"     

"Coba ini." Jack langsung menyodorkan potongan olahan hati angsa pada Anne yang baru saja akan memanggil namanya.     

Anne yang sebenarnya ingin berbicara akhirnya pasrah dan menikmati makanan yang kini sudah berada di dalam mulutnya.     

"Enak?"tanya Jack penasaran.     

"Iya."     

"Good, baguslah kalau begitu. Jadi aku tak akan berpikir dua kali lagi untuk merekrut koki ini bekerja di rumah kita."     

Anne hampir tersedak kalau saja ia tak langsung menutupi mulutnya dengan sapu tangan yang berada diatas pahanya, Anne tak menyangka Jack akan mempekerjakan seorang koki dengan gaji ratusan ribu dolar di rumah.     

"Jack, ayolah. Jangan berlebihan seperti ini, kau tak perlu mempekerjakan koki seperti itu. Lagipula dirumah sudah ada koki juga, memangnya kau tega menggantikannya seperti ini?"     

Jack tersenyum. "Koki utama dirumah sudah aku pecat sejak satu minggu yang lalu, sebelum aku berangkat ke Aberdeen untuk menjemputmu dan Christian."     

"Lalu koki di rumah itu?"     

"Dia hanya asisten koki, jadi aku perlu koki utama."     

Anne memijat keningnya yang terasa sakit, berbicara dengan Jack akan merusak akal sehatnya. Standar yang dibuat Jack benar-benar sulit dikejar orang biasa.     

"Saat ini dirumah ada kau dan Christian, makanan yang kalian makan haruslah yang terbaik dari yang terbaik. Karena itu aku tak mau mencari koki biasa, apalagi untuk Christian. Dia membutuhkan asupan gizi terbaik untuk perkembangannya jadi aku tak mau sembarangan mencari koki, kalian berdua adalah prioritasku saat ini. Tak peduli semahal apa aku harus membayar seorang juru masak, asalkan makanan yang dibuatnya terjamin kebersihan dan kesehatannya untuk anak dan istriku mengeluarkan sedikit uang tak masalah untukku,"ucap Jack pelan sembari menyeka bibirnya menggunakan sapu tangan, menjelaskan alasannya merekrut seorang koki profesional pada Anne.     

"Tapi Jack, selama ini Christian baik-baik saja. Semua makanan yang aku berikan padanya saat masih ada di Skotlandia tak membuatnya mendapat masalah apapun, jadi kau tak usah berlebihan seperti ini. Karena percayalah tanpa menggunakan koki seperti itu aku masih bisa membuatkan makanan untuk Christian."     

Jack menatap tajam pada Anne. "Dan aku tak akan mungkin membiarkan hal itu terjadi."     

"Eh? Apa maksudmu?"     

"Selama kau tinggal dirumah bersamaku tak akan kubiarkan kau menyentuh dapur lagi, apalagi hanya untuk menyiapkan makanan untuk Christian. Tugasmu di rumah hanyalah menungguku pulang dan mengawasi para pelayan bekerja, masalah Christian kau tak usah khawatir akan ada nanny baru yang akan mengasuhnya,"jawab Jack ketus.     

"Nanny baru? Tapi bukannya sudah punya nanny dari Aberdeen yang…"     

"Akh wanita itu, dia sudah aku pecat."     

"What? Kenapa lagi Jack?"pekik Anne tak percaya.     

Jack meraih dua buah anggur dari atas piring dan langsung memakannya secara sekaligus. "Aku tak suka padanya, matanya nanar menatap barang-barang yang aku berikan untukmu. Aku tak suka ada pengasuh yang kurang ajar seperti itu, tak mustahil bukan kalau dia bisa mengambil salah satu barang-barangmu."     

"Astaga Jack, kau terlalu berlebihan. Berapa banyak lagi orang yang akan kau pecat?"     

Jack terkekeh. "Sebanyak mungkin yang aku mau, selama mereka mencoba menyakiti anak dan istriku maka aku akan bertindak tegas."     

Mendengar perkataan terakhir Jack membuat Anne sadar kalau ia tak akan pernah bisa menang berdebat dengan suaminya itu, sejak awal Jack benar-benar ingin menjadikannya princess yang tak boleh melakukan apapun di rumah. Karena Anne baru memakan beberapa potong daging saja akhirnya Jack berinisiatif untuk menyuapi Anne, dengan telaten pria itu memotong-motong daging dan memberikannya pada Anne. Jack tak perduli dengan pandangan orang lain padanya, yang terpenting saat ini adalah Anne makan dengan baik. Semua gizinya harus terjaga dengan baik, banyak hal yang ingin Jack lakukan bersama Anne dan hal itu hanya bisa dilakukan kalau Anne sedang berada dalam kondisi yang sehat.     

Dari tempat duduknya Luis tersenyum melihat kemesraan yang dilakukan Jack pada Anne, ia bahagia karena melihat tuannya kembali bersama dengan wanita yang dicintainya.     

"Apa kau berniat akan tinggal di Swiss, Luis?"tanya Nicholas pelan.     

"Belum ada rencana, tapi lihat saja kedepannya. Aku harus mengurus rumah mendiang tuan besar, selain itu aku juga punya tugas lain yang tak kalah penting,"jawab Luis datar.     

Erick yang baru saja menyeka bibir Christian yang belepotan dengan ice cream, tertarik dengan pembicaraan Luis dan Nicholas. "Memangnya ada tugas apa lagi yang mau dapatkan dari mendiang Tuan besar, Luis?"     

Luis tersenyum. "Memastikan Nyonya baik-baik saja, Nyonya Anne sudah memberikan satu penerus keluarga ini. Jadi aku harus menjaganya dengan baik, keselamatannya adalah prioritas utamaku saat ini selain Tuan muda."     

"Keselamatan Nyonya dan Tuan muda, lalu bagaimana dengan Tuan Jack?"tanya Erick bingung.     

Luis tersenyum. "Nyonya adalah orang yang paling lemah di rumah, seandainya Tuan Jack menyakitinya aku yakin kalian berdua pasti akan diam saja. Mengingat kalian berdua adalah anak buah paling setia Tuan Jack, seperti kejadian malam itu tiga tahun yang lalu. Kalian diam saja saat Tuan menyakiti Nyonya, bukan?"     

Skakmat!     

Wajah Erick dan Nicholas langsung pucat seketika mendengar perkataan Luis, keduanya tak menyangka Luis akan berbicara seperti itu. Karena yang dikatakan Luis benar, saat itu baik Erick ataupun Nicholas tak ada yang bisa menghentikan Jack yang sedang diliputi kecemburuan yang menggila menyakiti Anne.     

"Tenang saja, aku tak akan mengungkit kejadian yang sudah berlalu itu. Karena saat ini mereka sudah bersama lagi, apalagi Nyonya juga sudah memaafkan Tuan. Jadi tak ada alasanku untuk membahas itu lagi, namun setidaknya hal itu menjadi pengingatku bahwa tidak ada orang yang akan melindungi Nyonya selain aku. Dan apa yang aku lakukan ini adalah permintaan mendiang Tuan besar yang ingin aku menjaga Nyonya Anne, karena itulah aku masih menimbang-nimbang apakah harus tinggal di Luksemburg atau di Swiss." Luis kembali menambah penjelasannya pada Erick dan Nicholas yang saat ini masih diam membisu.     

Saat Erick dan Nicholas sedang tak bicara apa-apa hanya Christian yang terus tertawa, bayi itu fokus pada layar televisi yang sedang menampilkan serial kartun tayo asal Korea di TV.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.