I'LL Teach You Marianne

Hukuman ringan



Hukuman ringan

Christian yang sedang digendong oleh Jack langsung berteriak keras saat melihat ibunya, secara reflek anak itu meminta turun karena ingin menghampiri wanita cantik yang baru saja di lihatnya itu.     

"Daddy, turunkan aku,"rengek Christian dengan keras.     

Jack yang juga sudah melihat Anne langsung tersenyum dan menurunkan Christian dari pelukannya. "Hati-hati."     

Ucapan Jack rupanya tak didengar oleh Christian, anak itu langsung berlari dengan cepat ke arah ibunya.     

Luis mendekat ke arah Anne. "Itu Tuan muda kecil, Nyonya?"     

"Iya, itu Christian."     

Luis menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia tak percaya melihat anak lelaki tampan yang sedang berlari mendekat itu. Kekagumannya semakin besar saat Christian sudah berada di pelukan Anne, semua staf pria yang sebelumnya melihat Anne langsung menunduk dengan seketika saat menyadari kalau wanita yang mereka kagumi itu adalah istri bos besar mereka. Sang nyonya Clarke yang sejak pagi menjadi buah bibir di kalangan para staf yang penasaran dengan sosoknya.     

"Apa saja yang sudah kau lakukan sejak pagi?"tanya Anne lembut pada putranya yang sedang meraba-raba wajahnya, setiap kali Anne menggunakan makeup. Christian selalu seperti tak suka ibunya tampil cantik di depan umum, sungguh mirip seperti ayahnya yang posesif itu.     

Christian tersenyum lebar. "Setelah berputar-putar di langit aku lalu mendarat diatas gedung ini, Mommy. Setalah itu aku turun dan bermain di ruangan, Daddy."     

"Wah sepertinya hari ini kau sibuk sekali, ya?"     

Christian mengangguk cepat. "Iya, aku sibuk sekali. Tadi bahkan aku juga diajak Daddy bertemu banyak orang di ruangan gelap, Mommy."     

Anne langsung menaikkan satu alisnya. "Bertemu banyak orang di ruangan gelap?"     

"Meeting." Jack yang sudah bergabung langsung menyela pembicaraan anak dan istrinya.     

"Kau mengajak Christian meeting? Memangnya dia tak mengganggumu?"     

Jack menggeleng dan mendaratkan ciumannya ke puncak kepala Christian. "Mana mungkin anakku mengganggu, dia sangat pintar tadi."     

Christian yang merasa terganggu oleh ciuman sang ayah langsung menyembunyikan wajahnya ke dada sang ibu yang akhirnya membuat Jack tertawa.     

"Kapan kau tiba, Luis?"tanya Jack pelan saat sudah puas mengganggu Christian.     

"Beberapa saat yang lalu, Tuan."     

Jack tersenyum. "Kau datang lalu mengajak istriku ke kantor, ingin memastikan aku benar-benar berada dikantor atau tidak, begitu?"     

Luis menggelengkan kepalanya. "Saya ingin bertemu Tuan muda kecil dan membawanya pulang."     

"Apa? Membawanya pulang?" Suara Jack langsung meninggi saat mengetahui niat Luis.     

"Kantor bukanlah tempat bermain anak-anak, lagipula Tuan muda masih sangat kecil. Saya khawatir dengan kesehatannya, di kantor ini banyak sekali orang yang tak diketahui baru berinteraksi dengan siapa-siapa saja sebelum tiba dikantor. Kita tak tahu berapa banyak virus atau kuman yang mereka bawa, apalagi saat tadi saya dan Nyonya tiba dikantor ini saja Nyonya sudah…"     

"Luis." Anne langsung menyela perkataan Luis, memperingatkannya.     

Jack menaikan satu alisnya, ia merasa ada yang janggal. "Katakan ada apa, Luis?"     

Luis menatap Anne dan Jack secara bergantian dalam diam dan beberapa saat akhirnya ia mengatakan hal yang sebenarnya. Meski sebelumnya Luis berkata akan melepaskan ketiga wanita yang sudah menghina Anne, namun pada akhirnya Luis mengatakan semuanya pada Jack. Saat Luis bercerita soal apa yang terjadi di lobby beberapa saat yang lalu kedua mata Jack langsung memerah, ototnya di kening dan sekitar leher bahkan terlihat jelas.     

"Bahkan saat kami keluar dari lift tadi beberapa karyawan pria di lantai ini menatap Nyonya tanpa berkedip dan jujur itu sangat menyebalkan, seandainya aku punya kuasa penuh atas kantor ini mungkin aku sudah…"     

"Fuck!!!"     

Jack berteriak keras, saking kerasnya sampai membuat Christian yang sedang bermain-main dengan pita baju Anne terperanjat dan langsung berkaca-kaca saat ini. Christian hampir menangis, ia mengira kalau ayahnya memarahi dirinya. Oh poor baby!     

Erick dan Nicholas yang sadar kalau sang tuan marah langsung mengajak Anne menjauh dan membawanya ke ruangan Jack, apalagi tangis Christian sudah terdengar.     

"Erick…"     

"Anda disini saja, Nyonya. Kasian Tuan muda sudah menangis." Erick langsung memotong perkataan Anne dengan cepat.     

"Iya tapi…"     

Nicholas langsung meraih Christian dari gendongan Anne. "Saya akan menemani anda, Nyonya."     

Anne menatap Erick dan Nicholas secara bergantian, ia terlihat khawatir. Apalagi mengingat bagaimana mengerikannya Jack ketika marah.     

"Jack, dia sedang marah. Aku takut dia akan…"     

"Tenang Nyonya, semua akan baik-baik saja. Anda diruangan, Tuan saja. Saya akan meminta seseorang membawakan anda minum,"ucap Erick kembali mencoba menenangkan Anne untuk kesekian kalinya.     

"Iya tapi…"     

Erick tersenyum. "Tenanglah Nyonya, semua akan baik-baik saja. Apalagi ada Luis juga bukan, jadi anda tak usah khawatir."     

"Mommy..ayo kemari, kita main monopoli." Suara teriakan dari Christian tak ayal membuat Anne langsung sadar kalau saat ini ada Christian bersamanya, mengamankan Christian saat ini jauh lebih penting. Christian tak boleh melihat Jack murka, setidaknya itu yang saat ini ada dalam benak Anne.     

"Tunggu sebentar, baby."     

Erick kembali tersenyum. "Pergilah Nyonya, tuan muda membutuhkan Anda. Anda tak usah khawatir dengan tuan besar, percayalah semua akan baik-baik saja."     

"Baiklah, tapi kau harus pastikan Jack tak melukai siapapun. Kau tahu kan kalau dia marah seperti apa,"sahut Anne dengan cepat.     

"Siap, Nyonya. Baiklah saya permisi."     

Anne menganggukkan kepalanya dengan perlahan merespon perkataan Erick, ia berdiri cukup lama di depan pintu padahal Erick sudah pergi sampai akhirnya panggilan kedua dari Christian membuatnya tersadar dan akhirnya pergi dari tempat itu.     

Jack yang saat ini sudah marah sekali sedang meminta untuk dipanggilkan ketiga wanita yang sebelumnya membicarakan hal buruk tentang Anne dan beberapa staf pria yang sempat menatap Anne seperti macan kelaparan, Luis yang tengah berdiri di samping Jack nampak gagah. Ia senang melihat Jack sudah berubah.     

Sepuluh menit kemudian ketiga staf wanita yang sebelumnya sudah diberi pelajaran oleh Luis kini sudah berdiri di hadapan Jack sambil menundukkan kepalanya, begitu juga dengan sekitar delapan orang pria yang sebelumnya menatap Anne tanpa berkedip. Sebagai mantan polisi khusus Luis sangat mudah mengingat wajah-wajah seseorang, sehingga saat ini para staf pria yang sebelumnya menatap Anne tanpa berkedip benar-benar sudah terkumpul di hadapan mereka tanpa ada satupun yang tertinggal.     

"Angkat kepala kalian!"ucap Jack dingin setelah bicara panjang lebar, mengeluarkan kekesalannya pada para karyawan yang sedang berdiri di hadapannya itu.     

Satu persatu orang yang ada dihadapan Jack langsung mengangkat wajahnya dengan takut-takut, wajah sebelas orang itu kini sudah sangat pucat seperti tak ada darah yang mengalir.     

Jack menatap satu persatu wajah karyawannya dengan sebuah senyum yang tak dapat dideskripsikan, tak lama kemudian ia membaca data diri mereka yang baru saja diberikan Erick padanya.     

"Karena kalian sudah berbuat kesalahan yang tidak dapat ditolerir maka aku akan memberikan sebuah hukuman pada kalian, namun karena mengingat kalian adalah para karyawan senior maka dari itu aku memberikan satu kesempatan berharga untuk kalian. Kalian semua akan pindah ke Seychelles untuk mengurus proyek resort yang baru di tempat itu."     

"Seychelles…"     

"Kepulauan Seychelles yang ada di Afrika Timur dekat Madagaskar itu?"     

"A-anda serius, Tuan?"     

"Aku tak mau hiks…"     

Jack tersenyum sinis, ia kemudian melipat kedua tangannya di dada. "Oh jadi kalian menolak? Ok, tak masalah. Tapi ingat sekali kalian keluar dari perusahaan ini maka kupastikan kalian tak akan bisa mendapatkan pekerjaan di tempat lain di sisa umur kalian, sehingga kalian semua akan hidup dijalanan. Tempat yang sesuai untuk orang-orang tak tahu tata krama seperti kalian yang sudah berani menghina dan menatap penuh nafsu pada istri Jackson Knight Clarke."     

Sebelas orang itu langsung sadar kalau mereka saat ini sedang dihukum, mereka pun akhirnya pasrah di kirim ke salah satu pulau terpencil di samudra Hindia itu tanpa berani protes lagi. Setelah memberikan hukuman kepada para karyawannya Jack kemudian meninggalkan tempat itu untuk kembali ke ruangannya, menemui Anne. Sebelum Jack pergi ia sempat memberikan perintah pada Erick untuk mengurus keberangkatan semua staf itu untuk segera pergi ke Seychelles.     

Dari tempatnya berada saat ini Giselle nampak memukul tembok, ia terlihat sangat kesal sekali. Berdiri di barisan paling belakang Giselle hanya diam saat mendengar para staf lain yang berbisik-bisik membicarakan Jack, mereka kagum pada sang bos yang langsung bertindak tegas pada orang-orang yang berani mengganggu istrinya. Mendengar perkataan teman-temannya Giselle pun semakin marah     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.