I'LL Teach You Marianne

Mulai bergerak



Mulai bergerak

Sejak kembali dari rumah sakit sikap Giselle berubah 360 derajat, ia menjadi pendiam dan tak merespon perkataan siapapun. Baik kedua orang tuanya ataupun suaminya. Giselle hanya duduk di sofa yang ada dalam kamarnya dengan memeluk kedua kakinya menatap halaman belakang melalui jendela besar yang ada dikamarnya.     

Giselle sangat syok ketika mengetahui dirinya dijadikan tersangka atas semua kasus yang selama ini dilakukan oleh Leon, mulai dari peretasan Muller Finance Internasional sampai penyerangan Jack di Seoul. Giselle tak percaya Leon tega mengkhianatinya dan menjadikannya kambing hitam. Saat ini Giselle sangat takut bertemu dengan orang asing, ia ketakutan akan dibawa kehadapan Jack dan mendapatkan hukuman darinya.     

"Tidak...tidak...aku bukan pembunuh, aku tidak membunuh siapapun!!"     

"Pergi...pergi…"     

"Bukan aku yang melakukan itu, aku tak tahu apa-apa...huhu..aku bukan penjahat."     

"Aku tidak bersalah, pergi!!"     

"Bukan aku yang menyakitimu, Jack. Bukan aku...aku tak pernah ingin melukaimu Jack."     

"Maafkan aku Jack, aku bersalah."     

"Jangan benci aku Jack, jangan."     

Brandon Allen dan istrinya hanya bisa pasrah saat mendengar teriakan Giselle yang sedang diperiksa seorang dokter yang dipanggil Frederick. Frederick khawatir melihat perubahan sikap Giselle yang drastis kemudian memanggil dokter keluarga Allen untuk memeriksa kondisi Giselle.     

"Bagaimana putriku, dok?"Brandon Allen langsung menodong sang dokter dengan pertanyaan pada saat dokter itu baru keluar dari dalam kamar Giselle.     

"Apakah nona Giselle baru saja mengalami hal yang membuatnya terkejut atau shock begitu?"tanya balik sang dokter pada Brandon Allen.     

"Tidak dok, dia baik-baik saja. Tapi kemarin ia sempat dibawa ke kantor polisi karena kesalahpahaman, selebihnya tak ada hal lain yang sudah terjadi lagi,"jawab nyonya Allen menjawab pertanyaan sang dokter.     

Dokter pria itu menghela nafas panjang. "Sepertinya putri anda mengalami goncangan batin yang cukup besar, atas sebuah peristiwa yang sudah terjadi. Karena itu ia harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit supaya kami bisa memantau kondisinya."     

"R-rumah sakit?"Frederick yang baru keluar dari kamar Giselle terkejut mendengar perkataan sang dokter. "Apa tak ada jalan lain, dok?"     

Dokter itu kemudian mengatakan kemungkinan yang terjadi pada Giselle melihat dari hasil pemeriksaan yang baru saja ia lakukan, selama sang dokter bicara kedua orang tua Giselle tak berani menyela. Keduanya hanya bisa duduk dan mendengarkan perkataan sang dokter dengan tatapan bingung, sementara Frederick nampak sangat terkejut. Ia tak percaya Giselle mempunyai gangguan kejiwaan yang sangat buruk seperti itu, padahal selama ini Giselle bersikap secara normal seperti gadis lainnya meski Frederick tahu Giselle tak benar-benar mencintainya.     

"Trauma yang ia dapatkan pada masih sekolah sangat membekas padanya, karena itu sangat tak heran jika ia begitu memuja seseorang yang sudah berjasa padanya. Itu adalah hal sangat wajar. Hal-hal semacam ini sering terjadi pada korban tindakan perundungan seperti yang dialami Giselle, apalagi perundungan yang ia alami terjadi pada masa-masa sekolahnya yang mana hal itu akan terus teringat dalam memori otaknya,"ucap sang dokter panjang lebar setelah mendengar cerita kedua orang tua Giselle yang sudah menceritakan apa yang Giselle alami pada saat ia masih remaja.     

"Tapi Giselle baik-baik saja, Dok. Kami bahkan berkencan secara normal seperti yang lain selama bertahun-tahun dan Giselle tak pernah menunjukkan hal yang aneh padaku,"sahut Frederick dengan keras, Frederick tak terima Giselle disebut begitu memuja Jack.     

Dokter itu perlahan menepuk pundak Frederick secara perlahan. "Kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya ada dalam hati dan pikiran seseorang, apalagi untuk kasus nona Giselle. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah membantunya bangkit kembali, kalau bisa terus dampingi dia sampai ia melupakan hal-hal buruk yang pernah terjadi padanya. Meski tak bisa menghilangkan ketakutannya 100%, tapi setidaknya akan mampu membuat nona Giselle melupakan peristiwa itu perlahan-lahan. Percayalah, korban dari tindakan perundungan atau bully seperti ini tidak akan sembuh dalam satu atau dua tahun. Karena itu dukungan orang-orang terkasihnya lah yang sangat diperlukan saat ini, terlebih lagi anda suaminya."     

Frederick langsung menutup rapat bibirnya, rasa bersalah pun muncul dalam hatinya karena tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada sang istri.     

Tak lama kemudian dokter itu pun pergi dari kediaman keluarga Allen, meninggalkan Frederick dan kedua orang tua Giselle yang sedang duduk di depan kamar Giselle. Saat ini Giselle sedang tidur pasca diberi obat penenang oleh sang dokter.     

"Bagaimana kalau kita pindah saja, kita mulai semuanya dari awal. Aku tak tega melihat kondisi Giselle seperti ini,"ucap Frederick lirih dengan rasa bersalah yang semakin besar, Frederick tak tega pada Giselle.     

Selama ini Frederick mengira Giselle hanya memanfaatkan dirinya hanya untuk kebutuhan seks saja, tapi setelah mengetahui dengan detail apa yang dialami oleh sang istri Frederick merasa menyesal sudah memanfaatkan Giselle dan keluarganya.     

***     

"Benar-benar brengsek, dia sepertinya memang cari mati denganku,"ucap Jack pelan saat membaca pesan yang dikirimkan Erick padanya.     

Beberapa saat yang lalu anak buah Erick yang sudah ditempatkan di sekitar kediaman keluarga Allen berhasil menghadang mobil dokter yang baru saja keluar dari rumah keluarga Allen, dokter itu kemudian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Giselle pada anak buah Erick. Mendapatkan laporan itu Erick kemudian melaporkannya pada sang tuan yang saat ini ada di Newcastle Upon Tyne.     

Jack saat ini benar-benar marah dan kesal pada Leon, pria itu benar-benar tidak hanya bajingan tapi juga brengsek dan licik. Dia pintar sekali memanfaatkan seseorang untuk mencapai tujuannya, meski Jack tak suka pada Giselle tapi ia merasa kasihan padanya saat tahu hanya dijadikan alat oleh Leon untuk mencapai tujuannya.     

Ketakutan Jack akan kehilangan Anne pun semakin besar, sepertinya Leon tak akan main-main saat ini. Tanpa sepengetahuan Anne, Jack saat ini sudah meminta anak buahnya untuk datang ke Newcastle Upon Tyne untuk melindungi mereka dengan menyamar seperti warga lokal. Saat ini sudah ada sekitar 20 orang yang standby di sekitar coffee shop, menjaga mereka dari dekat.     

"Saat ini fokuskan pada Leon, gunakan segala cara untuk menghancurkannya. Tapi ingat kau harus hati-hati, pria itu sekarang jauh lebih licik dari yang kau bayangkan, Erick,"ucap Jack pelan saat berbicara pada Erick.     

"Siap Tuan, saya mengerti. Anda jangan khawatir."     

"Baiklah, kalau begitu aku tutup dulu teleponnya. Aku tak mau Anne curiga, dia tak boleh tau apa yang sedang kita lakukan,"ucap Jack kembali sebelum akhirnya menutup panggilan teleponnya dengan Erick.     

Dan benar saja, tak lama setelah Jack menutup panggilan dari Erick dari arah dapur Anne muncul dengan membawa satu nampan cookies almond buatannya yang baru saja matang.     

"Hmmm...apa aku boleh mencicipinya?"     

Anne meletakkan nampan berisi cookiesnya dengan hati-hati di dalam etalase. "Ini untuk dijual, yang bisa kau coba ada di dapur."     

"Aku tak mau remahan!"protes Jack dengan keras.     

Anne terkekeh. "Ayolah, ini untuk pelanggan. Ingat pelanggan adalah raja."     

"Tapi aku adalah raja yang sebenarnya, apa perlu aku mengatakan kalau aku adalah Jackson Knight hmm.."     

Ucapan Jack terhenti karena Anne sudah menutup rapat mulutnya menggunakan kedua tangannya.     

"Jangan macam-macam Jack, bukankah kau mengatakan kalau kita tak boleh membuka identitas kita?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.