I'LL Teach You Marianne

Terbongkar



Terbongkar

Belum juga Giselle berhasil melakukan niatnya untuk menyusup ke mansion, ia sudah tertangkap oleh anggota the warrior yang berjaga dengan sangat baik di luar mansion. Erick yang sedang berada dikantor pun terpaksa harus pulang untuk bertemu dengan Giselle yang saat ini sudah dibawa ke kantor polisi.     

"Kau tak bisa mengelak nona, semua bukti pada rekaman cctv itu sudah menunjukkan semuanya,"ucap Andy Lim salah satu tim pengacara pribadi Jack pelan saat berbicara dihadapan para polisi.     

"Untuk apa aku mengelak? Toh aku tak melakukan kesalahan, lagipula memangnya ada larangan bagi seorang teman mendatangi rumah temannya?"tanya Giselle pelan tanpa rasa bersalah, ia masih belum mau mengaku sudah menerobos masuk penjagaan di sekitar kediaman Jack.     

Andy Lim menggeram, menghadapi seorang wanita seperti Giselle Allen benar-benar membutuhkan kesabaran extra.     

"Anda boleh mengelak nona, tapi berdasarkan bukti cctv itu kami sudah bisa membawa anda ke meja hijau,"ucap Andy Lim kembali.     

Giselle mengangkat bahunya. "Do it, toh aku tak bersalah. Nanti kau sendiri yang akan malu karena sudah memfitnahku, semua orang tahu kalau aku dan Jack berteman baik sejak kami masih kecil. Aku bahkan pernah menjadi sekretaris pribadinya selama dua tahun, jadi tak ada alasan untukku menerobos rumahnya. Aku hanya ingin memberi dukungan pada istrinya yang bersedih karena kehilangan bayinya saja tidak lebih, tapi para penjaga di luar sudah menangkapku dan memperlakukan aku seperti penyusup."     

"Untuk mengganggu rumah tangga Tuan dan istrinya, kan?"     

Tiba-tiba dari arah pintu Alice muncul dan menjawab pertanyaan Giselle.     

Giselle dan Andy Lim pun menoleh ke arah Alice yang sudah berdiri dengan tenang bersama Erick di depan pintu.     

"Cih, kau lagi. mau apa kau kemari? Apa kau ingin menyombongkan diri setelah berhasil merebut posisiku sebagai sekretaris di Muller Finance Internasional?"sentak Giselle keras pada Alice yang saat ini sedang menatapnya.     

Alice tersenyum, ia kemudian berjalan mendekati Giselle. "Sejak awal aku adalah sekretaris Muller Finance Internasional, bahkan sejak Muller Finance Internasional membuka cabang di London. Bukan kau tante."     

"Apa, kau panggil aku apa?!!"pekik Giselle dengan keras.     

Alice terkekeh. "Loh memangnya salahku dimana? Usiamu dan usia Tuan Jack hampir sama, bahkan kau lebih tua enam bulan dari Tuan. Saat ini Tuan sudah punya anak yang sudah berusia hampir empat tahun, sementara kau baru menikah kemarin. Itupun kau menikah dalam keadaan terpaksa bukan?"     

Alice sengaja bicara seperti itu untuk menyentil ego Giselle.     

"Fuck you...kalau kau tak tahu apa-apa lebih baik kau diam, bitch!!"jerit Giselle dengan keras, jari telunjuknya pun sudah ia gunakan untuk menunjuk wajah Alice.     

Bukannya marah diperlakukan kasar oelh Giselle, Alice justru tersenyum. Ia senang sudah berhasil membuat Giselle semakin marah.     

Erick yang sejak tadi diam kemudian memberikan kode pada Andy Lim untuk keluar, ia ingin berbicara dengan Giselle secara khusus. Andy Lim yang paham kemudian merapikan beberapa peralatannya dari atas meja dan langsung bergegas pergi dari ruangan introgasi sesuai kemauan Erick.     

Begitu Andy Lim pergi Erick kemudian meletakan sebuah ipad di atas meja. "Lihat lah itu,"ucapnya pelan memberi perintah pada Giselle.     

"Kau hanya kacung, Erick. Kau tak berhak memerintahku,"sahut Giselle ketus.     

Alice mengeraskan rahangnya mendengar Giselle menghina Erick, sebagai kekasih ia tak terima ada wanita lain menjelek-jelekkan pria yang dicintainya.     

"Aku jamin kau pasti akan berubah pikiran setelah melihat itu nona Allen,"ucap Erick kembali sambil tersenyum.     

Dengan terpaksa Giselle pun meraih ipad dari atas meja dan memekik kecil saat melihat apa yang muncul di layar ipad, mayat wanita yang sudah busuk dan nyaris tak dikenali itu membuat wajah Giselle langsung pucat. Secara spontan ia melempar ipad yang ada ditangannya ke atas meja kembali.     

"Kau gila, Erick. Untuk apa kau menunjukkan gambar menjijikan itu padaku!!"     

Erick tersenyum. "Kenapa hanya melihat gambar itu saja, kenapa kau tak menggeser layar selanjutnya? Bukankah kau seorang sekretaris hebat yang sangat teliti?"     

"Persetan dengan itu semua, aku tak perduli. Lebih baik kau katakan secara langsung saja, apa yang ingin kau katakan padaku?"     

"Cih, dasar wanita tak sabar,"celetuk Alice lirih.     

"Diam kau, aku tak sedang berbicara denganmu!"Giselle membentak Alice dengan keras.     

Alice yang bersiap membalas ucapan Giselle langsung menutup rapat mulutnya kembali saat Erick menyentuh pinggangnya, Erick memberikan kode pada Alice untuk tak meladeni Giselle. Sebuah anggukan kecil dari Alice membuat Erick tersenyum, ia senang Alice patuh dan menurut padanya.     

Konsentrasi Erick pun tertuju pada Giselle Allen kembali, tanpa bicara Erick kemudian meraih ipad miliknya yang sebelumnya dibanting oleh Giselle.     

"Kalau kau tak mengenali mayat wanita naas itu mungkin kau akan mengenali ini,"ucap Erick kembali sembari menyodorkan ipadnya kembali ke arah Giselle.     

Kedua mata Giselle terbuka sempurna saat melihat apa yang Erick tunjukkan padanya.     

"Ini adalah peringatan terakhir dari Tuan Jack, Tuan sudah tiga kali memaafkan anda atas semua yang anda lakukan Nona. Tapi kalau sekali lagi anda masih mencoba mengusik kehidupan rumah tangga Tuan dan Nyonya maka jangan salahkan kami jika kau akan bernasib sama dengan Shopia Higgins. Selama ini Tuan masih berbuat baik dan mengampuni semua kesalahanmu karena Tuan masih menganggapmu sebagai teman, tapi jika sekali lagi kau kembali ketahuan sedang berupaya mengusik Tuan maka Tuan tak akan mengampunimu."     

Wajah Giselle memucat seolah tak ada darah yang mengalir di wajahnya, ia tak percaya melihat apa yang ada dilayar ipad yang saat ini ia pegang. Rasanya sangat mustahil Jack bisa tahu kalau selama ini ia masih berusaha untuk mendekatinya dengan segala cara.     

"Pembobolan rekening perusahaan saat itu juga sudah Tuan maafkan, termasuk kejadian di Korea. Tapi sekali lagi kau melakukan kesalahan maka jangan salahkan kami, sekali lagi saya berikan peringatan pada anda nona Allen. Tuan bukanlah malaikat akan yang terus menerus memaafkanmu, namun jika kau masih mau menguji batas kesabaran Tuan maka lakukan lagi semua yang ingin kau mau. Sepertinya hanya itu yang ingin aku katakan dan untuk masalah percobaan penyusupan yang kau lakukan hari ini aku akan menutup mata." Erick kembali bicara panjang lebar pada Giselle yang saat ini tak bisa bicara apa-apa, Giselle sedang sangat shock karena diberikan semua bukti-bukti kejahatan yang sudah ia lakukan.     

Melihat Giselle menjadi pendiam membuat Alice senang, perlahan ia berjalan mendekati Giselle untuk meraih ipad milik Erick yang masih dipegang Giselle.     

"Bertobatlah selagi ada waktu dan pintarlah dalam bergaul, kau harus tahu siapa orang yang hanya ingin memanfaatkanmu saja, Giselle. Percayalah kalau Tuan setuju memperpanjang kasus ini mungkin saja kau sudah mendekam di penjara dengan waktu yang sangat lama berdasarkan semua bukti yang mengarah padamu,"ucap Alice pelan saat mengambil ipad dari tangan Giselle dan menggantikannya dengan kertas-kertas yang sudah ia siapkan sebelumnya, kertas yang berisi bukti keterlibatan Giselle atas kasus penyerangan Jack di Seoul, Korea beberapa waktu yang lalu.     

Erick mendekati Alice dan melingkarkan tangannya pada pinggang Alice. "Ayo pergi, aku rasa nona Allen butuh waktu untuk berpikir, sayang."     

"Ok."     

Setelah berkata seperti itu Erick dan Alice pun meninggalkan Giselle seorang diri di ruang interogasi, Giselle saat ini sedang sangat shock setelah melihat semua yang Erick tunjukkan. Saat ini Giselle dijadikan tersangka tunggal atas upaya penyerangan Jack di Korea, bahkan namanya juga tercantum jelas sebagai dalang yang memerintahkan pembunuh bayaran untuk membunuh wanita yang jasadnya ditemukan di dasar danau.     

"Aaarrrggghhhh... brengsek kau Leon...brengsekkkk!!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.