I'LL Teach You Marianne

Penjagaan ketat



Penjagaan ketat

Berdasarkan instruksi yang diberikan Jack sebelumnya, Aaron akhirnya memutuskan untuk menahan diri tak melaporkan masalah penyerangan Jack yang didalangi oleh Giselle Allen kepada pihak kepolisian Jenewa. Aaron menghargai keputusan Jack yang tak ingin memperpanjang masalah ini sebelum ia benar-benar yakin kalau Giselle adalah dalang dari peristiwa malam itu di hotel.     

Meskipun Aaron sudah memberikan informasi detail padanya, namun perkataan Anne membuat Jack menjadi ragu. Ia merasa apa yang Anne katakan benar, Giselle sangat terobsesi padanya. Rasanya sangat tidak mungkin sekali kalau dia sampai melukai Jack.     

Seperti biasa saat Jack sedang sibuk meracik kopi Anne akan mengurus bagian pembayaran, namun karena pagi ini pelanggan belum terlalu banyak Anne bisa sedikit bersantai. Ia bermain-main dengan ponselnya yang belum ia sentuh sejak bangun tidur.     

Satu alis Anne terangkat saat membaca ada email yang masuk, email yang berasal dari nama yang tak pernah ia lihat sebelumnya.     

"Ada apa?"tanya Jack penasaran saat melihat Anne terlihat terkejut menatap layar ponselnya.     

"Sepertinya Steffi sedang memberi peringatan padaku, Jack,"jawab Anne lirih.     

Sekarang giliran Jack yang langsung menaikkan alisnya, bukan hanya satu tapi dua.     

"Apa kau bilang, Steffi?"     

Anne menganggukkan kepalanya dan mengulurkan ponselnya pada Jack, Jack yang tak sabar langsung meraih ponsel Anne dengan cepat dan langsung membaca email yang ada di layar ponsel Anne.     

"Kau yakin pengirim email ini adalah Stefi temanmu yang penghianat itu?"     

Anne tersenyum. "Sebenarnya Steffi bukan penghianat, dia adalah orang yang Tuhan kirim untuk membuatku bertemu denganmu. Coba bayangkan, seandainya saat itu Steffi tidak berselingkuh dengan Leon mungkin saja aku tak akan pernah bercerai dengan Leon yang secara otomatis aku juga tak akan bertemu denganmu."     

Rahang Jack mengeras, wajahnya juga langsung memerah mendengar perkataan Anne yang sangat tak ia harapkan itu.     

"Kau milikku Anne,"geram Jack kesal.     

Anne terkekeh. "Iya..iya...ya sudah kenapa jadi marah, ini aku sedang membahas email yang dikirimkan Steffi itu. Kenapa jadi melebar kemana-mana?"     

Jack meletakkan ponsel Anne diatas meja dan langsung melipat kedua tangannya di dada menghadap Anne tanpa berkedip.     

"Kau yakin itu adalah Steffi? Darimana kau yakin? Siapa tahu itu adalah orang iseng atau email salah kirim, bisa saja, kan?"     

"Tidak Jack, email itu adalah email yang sudah aku pakai bertahun-tahun sejak aku bekerja di museum sebagai kurator. Dan hanya orang-orang yang kukenal sejak lama sajalah yang tahu email itu termasuk Steffi."     

Jack menatap Anne tanpa berkedip, ia kemudian meraih ponsel Anne kembali dari atas meja dan membaca kata demi kata yang ada di email itu, setelah sebelumnya hanya membaca sekilas.     

"Berhati-hatilah, dia masih belum menyerah Marianne. Sasarannya kali ini bukan hanya kau, tapi suamimu juga. Lebih baik kau juga memberi peringatan pada suamimu.     

Dari aku teman lamamu yang penuh dosa.     

S."     

Jack mengeja baris terakhir yang ada dalam email dengan suara yang cukup keras, seperti yang Anne pikirkan Jack juga merasa kalau email itu dikirimkan oleh Steffi melihat peringatan yang ia tulis.     

"Kalau ini Steffi, untuk apa dia mengirimkan pesan padamu? Sangat bukan Steffi sekali,"ucap Jack pelan, Jack masih kesal pada Steffi yang sudah menyakiti Anne dimasa lalu.     

"Semua orang bisa berubah, Jack. Apalagi…"     

"Apalagi apa?"potong Jack dengan cepat.     

"Apalagi pernikahannya dengan Leon tidak didasari cinta, mereka menikah karena nafsu sesaat. Dan Leon hanya menjadikan Steffi pemuasnya saja, aku tahu pria seperti apa Leonardo Ganke itu. Dia adalah laki-laki brengsek yang hanya melihat wanita dari tubuh dan wajahnya saja, aku sebenarnya kasihan pada Steffi. Dia mungkin pada awalnya berhasil karena bisa menyingkirkan aku, tapi pada akhirnya ia harus terus mendampingi Leon yang sifatnya tidak berubah. Sementara aku, setelah dicampakkan Leon aku akhirnya mendapatkan suami yang luar biasa sepertimu. Jadi sebenarnya kalau mau disebut korban, Steffi lah korban yang sesungguhnya disini dan penjahatnya tetap Leon,"ucap Anne panjang lebar.     

Jack menutup rapat mulutnya, meski kesal Anne membela Steffi tapi ia tak bisa marah karena apa yang dikatakan Anne benar. Seandainya saat itu Steffi tidak menjadi perusak hubungan Anne dan Leon mungkin saja saat ini ia tak akan bisa menikahi Anne dan mungkin saja Leon lah yang akan mendapatkan semua kebahagiaan yang ia rasakan saat ini karena menikah dengan Anne.     

Damn, Jack langsung meradang memikirkan itu.     

Secara tiba-tiba Jack langsung memeluk Anne dengan erat. "Mau Leon berselingkuh dengan Steffi atau tidak kau tetap ditakdirkan Tuhan untuk menjadi istriku, Anne. Menjadi milikku."     

Anne tersenyum samar, bahkan hampir tak terlihat karena melihat sikap posesif Jack kembali muncul.     

"Jack, tak bisakah kita fokus saat sedang bicara? Ini aku tadi sedang membahas Steffi, tapi kenapa kau jadi begini?"     

Jack tak mengindahkan perkataan Anne, ia masih terus saja tak melepaskan pelukannya dari pinggang Anne sampai akhirnya dua orang pelanggan yang datanglah yang membuat Jack melepaskan pelukannya dari tubuh Anne.     

Jack pun kembali fokus pada pekerjaannya meskipun digoda oleh dua orang pelanggan yang baru datang, sementara Anne terlihat ramah melayani pesanan yang disebutkan oleh kedua wanita paruh baya yang tengah berdiri dihadapannya untuk memesan kopi.     

"Silahkan Nyonya,"ucap Jack pelan saat sudah selesai membuat kopi pesanan dua wanita yang ada dihadapannya.     

"Istrimu cantik sekali, kalian berdua benar-benar pasangan serasi."     

Jack tersenyum. "She is my first love."     

"Wah benarkah? Semoga kalian terus bahagia dan segera diberi anak-anak yang lucu, ya."     

"Terima kasih atas doanya Nyonya,"celetuk Anne ikut bicara.     

Kedua wanita itu tersenyum lebar pada Anne sebelum akhirnya mereka pergi dan berganti lagi dengan pelanggan lainnya, beberapa pelanggan yang sering datang ke coffee shop sudah tahu Anne dan Jack sepasang suami istri meski mereka tak sepenuhnya tahu identitas Jack dan Anne.     

Saat Anne sedang melayani pembeli lain Jack menatap ke arah Anne yang sangat ramah sekali pada para mahasiswa yang baru pulang dari kampus, Jack kembali mengingat awal-awal pertemuannya dengan Anne. Ia pun kembali mengingat apa yang Anne katakan beberapa saat yang lalu.     

"Kau benar, seharusnya aku berterima kasih pada Steffi yang sudah merusak hubunganmu dengan Leon, Anne. Kalau saja kau tak berpisah dengan Leon saat itu mungkin tak akan ada kita saat ini,"ucap Jack dalam hati dengan terus menatap Anne yang sedang memberikan kembalian pada beberapa mahasiswa itu.     

Jenewa, Swiss     

Giselle sedang sangat kesal pada Leon yang belum melakukan apapun padahal ia sudah sangat tidak sabar sekali ingin segera melakukan rencana yang sudah mereka susun untuk menjebak Jack.     

"Sulit sekali, mansion itu benar-benar dijaga rapat oleh anak buah Erick si brengsek itu, Giselle,"ucap Leon pelan pada Giselle yang sedang berkacak pinggang di hadapannya.     

Giselle mengendikkan bahunya. "Apa perlu aku menyamar untuk menerobos rumah itu?"     

"Kau mau melakukan itu?"tanya Leon penuh semangat.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.