I'LL Teach You Marianne

'Memakanmu'



'Memakanmu'

"Pilih salah satu, yang rasa Matcha atau rasa Vanilla,"ucap Anne riang sembari menyodorkan dua ice cream yang baru ia beli ke arah Jack.     

Jack tersenyum, alih-alih memilih salah satu ice cream yang ditawarkan sang istri ia jutsru mendekatkan wajahnya ke arah Anne.     

"All i want is you,"bisik Jack lirih ditelinga Anne.     

Seluruh darah yang ada dalam tubuh Anne bergolak mendengar perkataan Jack, ia bahkan sampai harus menggigit bibir bawahnya untuk menahan diri agar tak kelepasan. Jack benar-benar menyebalkan, menggodanya di tempat umum seperti disaat ia sudah sangat menginginkan hangatnya tubuh Jack saat sedang menindihnya. Damn, Anne mengutuk dirinya sendiri yang bisa-bisanya menginginkan Jack disaat seperti ini.     

Tetesan ice cream yang dingin pada tangan Anne berhasil membuatnya sadar, dengan cepat Anne melangkah mundur mencoba menjaga jarak dengan Jack.     

"Jaga sikapmu, Jack. Kita sedang berada di tempat umum, jangan menggodaku,"sahut Anne ketus, pipinya yang sudah merah membuat Anne terlihat semakin menggemaskan ketika sedang marah seperti saat ini.     

Jack terkekeh geli melihat sikap yang ditunjukkan Anne. "Kita sudah menikah cukup lama, Anne. Tapi kenapa kau masih malu-malu seperti itu padaku?"     

"Tidak ada yang malu-malu, aku hanya menjaga diriku saja. Dan aku akan membuang kedua ice cream ini kalau kau tak segera mengambil salah satunya dari tanganku." Ancam Anne sungguh-sungguh.     

Karena tak mau ice cream yang sudah dibeli Anne dengan perjuangan itu berakhir di tempat sampah, dengan gerakan cepat Jack menyambar ice cream rasa Vanilla yang berada ditangan kiri Anne.     

"Aku mencintaimu, jadi aku memilih rasa Vanilla yang merupakan favoritmu,"ucap Jack penuh percaya diri.     

Anne memicingkan matanya, merasa kesal. Ice cream kesukaannya diambil oleh Jack, tapi ini bukan salah Jack.     

Semua ini murni salahnya yang membiarkan Jack memilih salah satu ice cream yang ia pegang, Anne kembali merutuki kebodohannya. Sekilas Anne menatap ke arah kedai ice cream yang antriannya sudah panjang kembali, harapannyau untuk membeli satu lagi ice cream rasa Vanilla pun ambyar. Moodnya sudah terlanjur rusak, dengan langkah gontai Anne kemudian mengikuti Jack yang sudah berjalan didepannya sembari menikmati ice cream Vanilla.     

"Kita mau kemana terlebih dahulu? Belanja atau pergi ke bioskop?"tanya Jack pelan pada Anne yang sudah berjalan disampingnya.     

"Terserah."     

Jack langsung menoleh ke arah Anne. "Kau marah padaku?"     

"Aku? Marah padamu? Atas dasar apa aku harus marah padamu?"tanya balik Anne datar, dari nada bicaranya jelas sekali kalau dia sedang marah pada Jack saat ini dan Jack menyadari hal itu.     

Jack terdiam cukup lama sebelum akhirnya ia menyodorkan ice cream vanilla yang sudah hampir habis itu ke arah Anne. "Baiklah aku kembalikan ice cream ini padamu."     

Kemarahan Anne sudah tak tertahankan lagi, Jack benar-benar sangat menyebalkan saat ini. Bagaimana bisa ia mengembalikan ice cream yang sudah hampir habis kepadanya, lagipula sebenarnya Jack itu sebenarnya mengerti cara menikmati ice cream atau tidak? Bisa-bisanya dia menghabiskan setengah cone besar ice cream dalam hitungan detik, sementara ice cream yang ada ditangan Anne masih sangat tinggi. Selain memang karena Anne sudah kehilangan mood untuk menikmati ice cream ia juga tidak terlalu suka dengan rasa matcha, damn. Mengingat hal itu kembali membuat Anne kesal sekali, Jack benar-benar sangat menyebalkan siang ini.     

"Aku punya ice cream sendiri, lagipula siapa yang mau menikmati ice cream yang sudah habis seperti itu,"sahut Anne ketus sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Jack.     

Akan tetapi langkah Anne terhenti, pasalnya Jack langsung menggunakan tubuhnya untuk menghalau Anne. "Aku mau, aku mau menikmati apapun yang sudah kau makan termasuk jika harus menjilati cone ice cream ini sampai habis."     

Damn, kata-kata sialan!     

Kedua pipi Anne terasa kelu, Jack benar-benar sangat pintar menggoda Anne dengan kata-kata romatisnya.     

"Habiskan sendiri ice cream-mu Jack dan jangan bicara sembarangan,"ucap Anne cepat tanpa jeda sebelum akhirnya ia memutuskan pergi dari hadapan Jack.     

Jack terkekeh geli, Anne benar-benar menggemaskan. Sikapnya yang malu-malu tapi mau itu membuat Jack selalu merasa tertantang jika sedang berdebat dengannya dan Anne tak tahu jika apa yang ia lakukan itu justru membuat Jack semakin tergila-gila padanya.     

Karena tak mau kehilangan jejak Anne yang sudah berjalan jauh di depan, Jack kemudian melangkahkan kakinya menyusul Anne. Mereka berdua benar-benar mirip pasangan kekasih yang sedang kasmaran saat ini, tak akan ada yang tahu kalau mereka sudah menikah. Apalagi saat ini keduanya sedang tidak menggunakan cincin pernikahan, pasalnya saat ini cincin milik Anne sedang diperbaiki setelah sebelumnya tergores oleh pisau yang hampir melukai tangannya ketika sedang mengiris dark coklat yang keras saat sedang membuat cookies di coffe shop.     

Dengan sedikit usaha Jack akhirnya berhasil mengejar Anne, ia kemudian mengajak Anne untuk duduk di kursi yang ada didepan toko boneka untuk menghabiskan ice cream mereka terlebih dahulu.     

"Kau makan ice cream seperti itu?"     

Jack yang sedang mengunyah cone ice ceram perlahan menoleh ke arah Anne. "Iya, memangnya ada yang salah dengan cara makanku?"tanya Jack dengan mulut penuh biskuit yang dibuat untuk menjadi cone ice cream itu.     

"Jesus, aku tak bisa berkata-kata lagi,"ucap Anne speechless.     

Jack yang bingung kemudian mengangkat kedua tangannya keatas dengan posisi kedua telapak tangannya menghadap atas. "Dimana salahku?"     

"Tidak, kau tidak bersalah. Akulah yang salah,"jawab Anne datar sembari fokus kembali dengan ice cream yang ada ditangannya.     

Jack yang tak mengerti dengan arah pembicaraan Anne pun memilih untuk membersihkan bibirnya dari sisa remahan cone yang sudah masuk kedalam perutnya menggunakan sapu tangan, dari cara Jack membersihkan bibirnya terlihat jelas kalau dia bukanlah orang sembarangan. Apalagi di jaman seperti ini, hanya pria-pria dari kalangan tertentu sajalah yang akan membawa sapu tangan di saku celananya.     

Karena merasa tak nyaman terus diperhatikan oleh Jack yang terus menatapnya tanpa berkedip Anne kemudian menyodorkan ice cream miliknya pada Jack.     

"Kau mau?"tanya Anne polos.     

"Bolehkah?"Kedua mata Jack berkilat saat bicara.     

Anne tersenyum tulus, meski sebelumnya kesal pada Jack namun Anne tak bisa lama-lama marah pada pria yang sedang menatapnya penuh harap itu.     

"Kalau kau mau habiskan saja,"jawab Anne lembut.     

Setelah mendapatkan izin Jack kemudian mengambil cone ice cream yang dialasi kertas pembungkus itu dari tangan Anne dan langsung menikmati ice cream rasa Matcha dengan cara dikunyah itu, fix diseluruh dunia hanya Jack satu-satunya orang yang akan makan ice cream dengan cara dikunyah. Anne tak bisa membayangkan betapa kuat gigi Jack saat ini.     

Tak butuh waktu lama ice cream milik Anne kini sudah berpindah semuanya ke dalam perut Jack, rasa ice cream itu semakin nikmat bagi Jack karena sudah tercampur dengan liur Anne.     

"Sudah kenyang?"tanya Anne pelan.     

"Belum, aku belum makan hidangan utamanya."     

Anne menyipitkan kedua matanya. "Hidangan utama? Hidangan utama apa?"     

Jack tersenyum penuh arti. "Kau, kaulah hidangan utamaku."     

Sial, Jack mulai lagi!     

Bersamsung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.