I'LL Teach You Marianne

Wanita Rubah



Wanita Rubah

Muller Finance Internasional     

Brak     

Tumpukan dokumen yang berada diatas meja kerja yang berada disebuah ruangan yang cukup kuas kini berserakan di lantai, sang empunya ruangan itu nampak berdiri dengan dua tangan terkepal di diatas meja. Ia masih kesal dan belum puas melampiaskan kemarahannya bahkan setelah mengacak-acak meja kerjanya yang kini sudah tak berbentu lagi.     

"Fuck...kenapa wanita itu muncul lagi, bukankah wanita itu sudah diceraikan oleh Jack tiga tahun yang lalu,"ucap Giselle sang pemilik ruangan yang sudah berantakan itu dengan penuh emosi.     

Kedua matanya memerah menahan amarah yang sudah tak terbendung lagi, tadi pagi-pagi sekali ia sudah dikagetkan dengan kemunculan Christian dan siang ini ia kembali dikejutkan dengan kedatangan Anne, istri sah Jack. Ketika melihat Anne keluar dari lift Giselle sudah tidak suka padanya, bahkan saat itu ia belum tahu kalau wanita yang ia sedang lihat adalah Anne. Senyumnya, bentuk tubuhnya bahkan suara dari Anne kini membekas sekali dalam ingatan Giselle.     

"Wanita sialan, beraninya dia kembali lagi pada Jack yang sudah hampir jatuh ke pelukanku,"umpat Giselle kembali, sungguh baru kali ini Giselle langsung minder pada seorang wanita.     

Saat melihat Anne pertama kali Giselle sempat mematung karena tak percaya melihat seorang wanita cantik tiba-tiba muncul di kantor, sampai akhirnya keterkejutannya buyar ketika Christian berteriak dan memanggil wanita yang baru datang itu dengan sebutan Mommy. Giselle pun langsung sadar kalau wanita yang sempat ia kagumi itu adalah wanita yang sudah melahirkan anak tampan yang sangat mirip dengan Jack, pria yang ia incar selama tiga tahun ini. Pria yang membuatnya rela meninggalkan perusahaanya sendiri dan bekerja di Muller Finance Internasional menjadi sekretaris pribadi Jack.     

Meski saat ini Giselle sedang berdiri, namun ia masih bisa menatap layar komputernya yang menampilkan foto-foto pernikahan Jack dan Anne di Luksemburg. Setelah Anne mau kembali padanya Jack kemudian meminta Erick mempublikasikan foto-foto pernikahannya dengan Anne ke internet. Meskipun saat itu Jack masih dengan ingatan Alan, akan tetapi pernikahannya dan Anne tetaplah sah dimata hukum dan agama. Karena sebelumnya ia pernah mengucap janji suci dengan Anne di York Minster sebelum kejadian di selat Inggris terjadi, bahkan foto-foto saat Anne baru saja melahirkan Christian juga ikut di sebar oleh Erick. Hal itu sengaja Jack lakukan agar semua orang tahu bahwa ia sudah memiliki seorang putra, seorang ahli waris yang akan menyandang nama belakangnya.     

Kedua mata hazel Giselle menatap foro Anne yang sedang berpose dengan mendiang tuan David Clarke, kakek Jack. "Dasar wanita murahan, aku yakin kau pasti sudah menggoda kakek David agar dinikahkan dengan Jack. Aku yakin sekali kau sudah menjual tubuhmu pada kakek David sebelum akhirnya Jack ku yang malang itu terjebak pernikahan denganmu, dasar wanita rubah sialan."     

"Aaaarrggghhh shit!!!"     

Giselle kembali berteriak dengan keras di dalam ruangannya yang tertutup rapat, beruntung saat ini di lantai 40 tak ada satupun staff yang tersisa, pasalnya saat ini semuanya sedang pergi makan siang kecuali Giselle yang sedang melampiaskan kekesalannya. Karena itu Giselle bisa berteriak dengan keras mengeluarkan segala uneg-unegnya.     

Giselle yang merupakan teman masa kecil Jack bersedia bekerja di Muller Finance Internasional setelah ia tahu kalau Jack sudah berpisah dengan istrinya dan saat itu Giselle yakin sekali Jack akan bercerai dengan istrinya itu, maka dari itulah ia memutuskan menerima tawaran Jack untuk bekerja di Muller Finance Internasional. Tiga tahun lalu keputusan Giselle sebenarnya di tentang oleh kedua orang tuanya, pasalnya saat itu perusahan keluarganya yang bergerak di bidang kosmetik berbahan organik sedang berkembang pesat. Namun karena Giselle bersikeras ingin kembali dekat dengan Jack akhirnya ia mengabaikan larangan kedua orangtuanya sampai saat ini, karena itulah saat melihat kemunculan Anne kembali Giselle sangat marah. Impiannya yang ingin menjadi nyonya Clarke hancur berkeping-keping karena wanita yang bernama Marianne itu.     

Drrrttt...Drrrttt....     

Sebuah getaran di atas meja yang berasal dari ponsel pintar berwarna pink akhirnya membuat Giselle tersadar, tanpa menunggu lama gadis cantik itu meraih ponselnya. Senyumnya pias saat melihat nama yang saat ini muncul di layar ponselnya.     

"Yes Mom..."     

"See...apa Mommy bilang, Jackson yang kau bangga-banggakan itu pasti kembali pada istrinya. Apalagi saat ini mereka sudah punya anak lelaki yang sudah memakai nama Clarke dibelakang namanya, lalu sekarang apa yang kau dapatkan, Giselle? Tidak ada bukan?! Bukankah kau gadis pintar, tapi kenapa sebodoh ini!! Mommy melahirkanmu bukan untuk menjadi pecundang, Giselle. Lihat kakakmu Gigi, dia berhasil menjadi istri seorang penguasa minyak kaya asal Dubai. Sementara kau masih terjebak dalam cinta tak terbalasmu dengan Jackson, kau benar-benar bodoh Giselle,"umpat seorang wanita bernama Esme yang tak lain adalah ibu Giselle dengan penuh kemarahan.     

"Kami tunggu kepulanganmu malam ini, Giselle. Kalau kau tak pulang juga maka jangan anggap kami sebagai orang tuamu lagi, jangan salahkan kami kalau nantinya mencoret namamu sebagai salah satu ahli waris kami." Brandon Allen ayah kandung Giselle dengan nada tak kalah ketus seperti istrinya, memberikan ancaman pada putri bungsu mereka Giselle.     

"Tapi aku...tutttttt"     

Belum sempat Giselle menjawab perkataan kedua orang tuanya sambungan teleponnya terputus, bahkan saat Giselle mencoba menghubungi kembali nomor ibunya itu sudah tidak aktif. Sungguh Giselle seperti tertimpa sial berkali-kali hari ini, mulai dari Christian anak kecil yang ia benci, Anne dan kini kedua orang tuanya.     

Dengan tubuh lemas Giselle duduk di kursinya yang dengan kasar, rambut cantiknya yang biasa tertata indah kini sudah tak terbentuk lagi. Giselle benar-benar frustasi, pengorbanan yang ia lakukan selama ini sia-sia dan semua itu karena seorang wanita bernama Marianne yang tak selevel dengannya. Dari yang ia tahu, Anne tidaklah lulus kuliah. Wanita itu bahkan juga yatim piatu yang pasti sudah miskin tak seperti dirinya yang merupakan lulusan Havard dan berasal dari keluarga terpandang di Swiss, kalah dengan seorang wanita biasa sungguh memberikan pukulan yang besar untuk seorang Giselle Allen.     

"Aku Giselle Allen, aku jauh lebih pintar dan hebat dari si Shopia Higgins yang bodoh itu. Akan kubuktikan kalau aku bisa merebut Jack dari tangan wanita rubah bernama Anne yang sok cantik itu, lihat saja. Jangan panggil aku Giselle Allen kalau tidak bisa mendapatkan apa yang aku mau,"ucap Giselle lirih dengan tangan yang terkepal kuat.     

Perlahan Giselle memejamkan kedua matanya dan menarik nafas panjang, ia berusaha menenangkan diri sebelum meninggalkan ruanganya. Tanpa rasa bersalah Giselle menekan salah satu tombol di teleponnya untuk memanggil office girl datang ke ruangannya.     

"Bantu aku rapikan berkas-berkas ini, semuanya harus rapi sebelum jam makan siang selesai. Aku harus pergi sekarang untuk menemui klien, apa kau mengerti, Biel!"ucap Giselle arogan memberi perintah pada seorang office girl bernama Abigail yang ia singkat menjadi Biel, karena menurut Giselle nama Abigail terlalu cantik untuk seorang office girl.     

"Iya nona, saya mengerti."     

"Good, selamat bekerja. Ingat Biel, dirungan ini ada cctv jadi kau jangan coba macam-macam. Dari tempat meeting aku bisa mengawasimu,"imbuh Giselle kembali mengancam Abigail sang office girl.     

"Saya tak berani, nona. Saya membutuhkan pekerjaan ini."     

Giselle terkekeh, ia kemudian menyemprotkan parfum di udara. "Aku tahu, karena itu kau harus bekerja dengan baik. Kau ingat dikantor ini siapa yang paling berkuasa, bukan?"     

Office girl malang itu menganggukkan kepalanya, ia pun mulai bekerja merapikan dokumen yang berserakan di lantai. Bahkan wanita paruh baya itu harus menahan sakit saat tangannya yang sedang meraih satu dokumen dibawah kaki Giselle diinjak oleh Giselle, melihat rintih kesakitan dari sang office girl Giselle tersenyum puas. Ia kemudian langsung pergi dari ruangannya, meninggalkan seorang wanita yang sedang berjuang untuk keluarganya tanpa rasa bersalah.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.