I'LL Teach You Marianne

Jack dan segala tingkah ajaibnya



Jack dan segala tingkah ajaibnya

Dua orang fotografer profesional dan para asistennya sudah duduk di ruang tamu rumah Jack, mereka bersabar menunggu sang empunya rumah selesai di make up. Secara mendadak mereka semua dihubungi oleh Erick dan Nicholas secara terpisah, sementara beberapa orang fashion stylist dan makeup artist dihubungi oleh Alice.     

Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya tiba-tiba saja Jack menghubungi ketiga orang terdekatnya untuk mencari fotografer profesional beserta make up artis dan fashion designer untuk datang ke rumah, karena ia ingin melakukan foto keluarga bersama Anne dan Christian. Ketiga orang yang sedang berada di di kantor itu pun mendadak bingung ketika diberikan tugas seperti itu oleh sang tuan, tanpa berpikir dua kali ketiganya pun langsung melakukan tugas yang diberikan oleh sang tuan dengan cepat karena waktu yang Jack berikan sangat terbatas.     

Setelah berjuang selama hampir satu jam akhirnya orang-orang terbaik di bidangnya masing-masing saat ini sudah berada di rumah Jack dan nampak sabar menunggu giliran mereka untuk bekerja, sementara itu Erick, Nicholas dan Alice nampak sedang duduk di sofa sambil minum air mineral yang diberikan oleh Luis. Luis yang sedang menggendong Christian nampak tersenyum melihat ketiga orang itu kelelahan.     

"Kalian hebat,"puji Luis jujur.     

Alice yang sedang kak keringatnya menoleh ke arah Luis yang duduk tepat di sampingnya. "The power of terburu-buru ini namanya Luis."     

"Apa itu the power of buru-buru haha…"     

"Ya ini, seperti yang kau lihat ini. Tak ada pembicaraan apapun sebelumnya tiba-tiba saja Tuan menghubungi kami yang sedang bekerja di kantor untuk mencari fotografer, fashion stylist dan make up artist dengan waktu satu jam. Bayangkan saja, yang Tuan inginkan adalah orang-orang terbaik di bidangnya masing-masing. Sementara kami yang tak tahu apa-apa tentang orang-orang semacam ini tiba-tiba saja harus mencari mereka, bayangkan saja betapa stresnya tadi kami di kantor,"sahut Nicholas dengan cepat sambil memijat kepalanya yang masih terasa sakit, satu jam terakhir benar-benar membuat kepalanya sangat pusing. "Erick saja yang lahir dan besar di negara ini saja masih kebingungan saat melakukan tugas ini, apalagi aku dan Alice yang bukan berasal dari negara ini. Kau bisa bayangkan sendiri saja betapa gilanya kami tadi melakukan tugas dadakan seperti ini dari Tuan, Luis."     

Luis tersenyum, ia kemudian menepuk pundak Nicholas secara perlahan. "Itu tandanya Tuan sangat percaya pada kalian semua, jadi jangan mengeluh karena tugas yang kalian dapatkan ini akan berguna di masa depan untuk kalian sendiri ketika kalian mengurus pernikahan kalian atau photo shoot bersama keluarga kalian. Kita tidak akan tahu dengan apa yang terjadi di masa depan, jadi anggap semua yang kalian kerjakan sekarang sebagai pengalaman yang akan berguna di masa depan supaya kalian tidak akan merasa terbebani atau kelelahan ketika melakukan tugas yang tidak ada dalam jobdesk kalian."     

Nicholas terdiam, begitu juga dengan Alice yang sejak tadi masih kesal pasca berdebat dengan beberapa make-up artis yang menyebalkan saat ia hubungi. Sementara Erick yang sudah terbiasa melakukan tugas dadakan dari Jack terlihat paling tenang, meskipun ia masih tegang seperti Alice dan Nicholas.     

Sementara itu Jack yang sedang berada di kamarnya nampak duduk tenang saat seorang fashion stylist sedang memilihkan pakaian yang cocok untuknya, ia sebenarnya duduk tenang bukan karena sabar melainkan karena mengembalikan energinya paskah aktivitas liarnya bersama Anne satu jam yang lalu. Jack yang tak bisa menahan dirinya lebih lama akhirnya menyentuh Anne untuk menuntaskan hasratnya meskipun tidak benar-benar bercinta, ia bahkan hanya menggunakan jarinya saja untuk memuaskan Anne yang juga sedang nampak kelelahan saat ini. Namun meski kelelahan Anne terlihat sangat bersemangat, terlihat dari kedua matanya yang berbinar saat sedang dirias oleh seorang make up artist terbaik di kota Jenewa yang dipanggil oleh Alice. Anne terus tersenyum menatap dirinya dari kaca sembari sesekali mencuri pandang ke arah Jack yang sedang memejamkan kedua matanya di kursi yang tak jauh dari tempatnya duduk saat ini.     

"Done, anda cantik sekali Nyonya. Saya yakin 1000% kalau putri anda ini pasti tak kalah cantik dari anda, mungkin di masa depan dia akan menjadi Miss universe atau Miss World,"ucap sang make up artist memuji kecantikan Anne.     

"Tidak, putri ku tak akan ku izinkan mengikuti ajang kecantikan seperti itu yang memamerkan wajah atau keindahan tubuhnya di hadapan jutaan pasang mata. Selama aku masih hidup, aku tak akan membiarkan putriku menjadi konsumsi publik,"sahut Jack serius.     

Anne yang sedang menatap hasil riasan sang make up artist di wajahnya perlahan menoleh ke arah Jack. "Ayolah Jack, kau tak bisa egois seperti itu lagi pula ajang kecantikan itu bagus. Selain untuk menambah wawasan dan kepercayaan dirinya para kontestan ajang kecantikan itu juga memiliki kegiatan-kegiatan amal yang baik dan itu adalah sebuah pengalaman tak ternilai yang tak akan terulang lagi untuk kedua kalinya. Dan aku mendukung saja ajang kecantikan seperti itu, kalau seandainya nanti princess ingin ikut ke ajang itu aku akan mensupport nya."     

Jack langsung menatap Anne tajam. "Silahkan saja dukung princess yang lain, asal bukan princess kesayanganku, permata hatiku."     

Anne menggelengkan kepalanya perlahan mendengar perkataan Jack, sementara sang make up artis nampak sangat ketakutan melihat Jack bicara dengan berapi-api seperti tadi. Ia tak menyangka ucapannya yang hanya sekedar basa-basi itu ditanggapi serius oleh Jack, Jack benar-benar akan menjadi seorang ayah yang sangat protektif kepada anak gadis di masa depan. Sungguh akan sangat sulit sekali bagi seorang pria yang akan mendekati princess Clarke nantinya, Jack adalah tipe ayah yang pasti akan mengikuti kemanapun anak gadisnya berkencan nantinya.     

Karena persiapan sudah selesai acara foto pun langsung dimulai, Christian yang memakai pakaian serupa dengan sang ayah nampak sangat tampan ia benar-benar titisan seorang Jackson Knight Clarke. Christian sangat mudah sekali diarahkan ia bahkan tidak komplain saat beberapa blitz kamera nampak menyilaukan kedua mata birunya yang sejernih air laut, Anne sendiri terlihat sangat cantik dalam balutan gaun berwarna hitam yang membentuk tubuhnya. Meskipun sedang hamil besar namun hal itu tak mengurangi kecantikan Anne, auranya justru nampak semakin bersinar dan hal itu membuat Jack tersenyum bangga karena bisa menjadikan wanita itu sebagai ibu dari anak-anaknya.     

Setelah foto formal selesai, seorang fashion stylist yang sudah stand by pun langsung membantu Anne berganti pakaian untuk melakukan foto maternity. Konsep foto maternity yang Anne pilih adalah menggunakan konsep dewa dewi Yunani kuno yang mana ia hanya menggunakan selembar kain putih yang menutupi tubuhnya, melihat pakaian yang digunakan Anne membuat Jack berteriak keras. Ia tak suka melihat tubuh indah Anne terlihat jelas dalam pakaian yang ia gunakan saat ini.     

"Ayolah Jack kalau aku menggunakan bra maka akan menyalahi konsepnya,"protes Anne kesal pada Jack yang sedang memaksanya menggunakan bra.     

"Tidak, kau harus tetap memakai bra. Aku tidak suka payudaramu terlihat seperti itu meskipun tertutup oleh kain tetap saja bentuknya terlihat jelas Anne, aku tidak suka tubuhmu dilihat oleh orang lain,"sahut Jack ketus, teguh pada pendiriannya.     

Anne memijat keningnya perlahan. "Aku sudah menggunakan body tape, percayalah hal-hal seperti itu tidak akan terlihat payudaraku akan terlindungi dengan baik oleh body tape yang memiliki warna kulit ini. Jadi kau tak usah khawatir."     

"Sekali tidak tetap tidak!!"     

"Baiklah kalau begitu ayo bantu aku melepas pakaian ini, kita pakai konsep kedua. Foto maternity tanpa pakaian,"ucap Anne pelan tanpa rasa bersalah.     

Damn, so sexy!     

"No!! Big no….It will never happen!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.