I'LL Teach You Marianne

Bathroom



Bathroom

Saat Anne masih terlelap dalam mimpinya Jack sudah bangun, hal pertama yang ia lakukan adalah menatap wajah Anne selama hampir lima menit. Memperhatikan Anne yang masih terlelap dalam tidurnya setiap bangun pagi adalah aktivitas wajib Jack selama beberapa hari ini ketika mereka tinggal di apartemen lama milik Anne yang sudah sedikit di desain ulang pada beberapa bagian, terutama dibagian ranjang. Kalau sebelumnya Anne menggunakan kasur ukuran single kini kasur itu diganti yang lebih besar supaya Jack bisa ikut tidur dengan nyaman.     

Setelah puas menatap Anne yang masih terlelap Jack mendaratkan sebuah ciuman kecil di bibir Anne yang sedikit terbuka.     

"Good morning babe, i love you."     

Anne yang masih terlelap tak merespon perkataan Jack, ia hanya menggeser kepalanya karena merasa tak nyaman setelah mendapatkan kecupan dari Jack dengan kedua mata yang masih tertutup rapat. Karena tak mau membuat Anne terbangun, Jack memilih untuk segera turun dari ranjang mempersiapkan sarapan pagi mereka sebelum berangkat ke coffee shop.     

Pernah hidup mandiri selama dua tahun ketika bekerja menjadi barista di coffee shop milik Anne, kemampuan cek untuk membuat sarapan sudah terlatih. Beruntung kemarin mereka sudah berbelanja dan mengisi penuh kulkas serta lemari persediaan bahan makanan mereka, sehingga pagi ini Jack tidak kesulitan ketika membuat makanan.     

Setelah berkutat di dapur selama hampir 30 menit akhirnya dua porsi sarapan ala Inggris sudah tersedia di atas meja, lengkap dengan dua gelas susu almond kesukaan Anne. Aroma wangi dari bacon panggang langsung menyeruak ke seluruh kamar dan berhasil membangunkan Anne dari tidur lelapnya, saat Jack masuk ke dalam kamar mandi Anne membuka kedua matanya dan terkejut saat menoleh ke arah meja makan.     

"Impossible,"ucap Anne lirih dengan menutup mulutnya saat melihat meja makan yang sudah penuh dengan makanan.     

Anne pun menoleh ke arah dapur untuk memastikan makanan itu benar-benar dimasak oleh Jack atau bukan, senyumnya merekah saat melihat ke arah tempat sampah yang sudah penuh dengan kertas pembungkus beberapa bahan makanan yang dibuat oleh Jack. Bahkan kompor listrik yang berada di dapur juga masih terasa panas, hal itu menunjukkan kalau Jack benar-benar baru saja memasak.     

Cacing-cacing dalam perut Anne langsung bergolak pasca mencium aroma wangi dari makanan yang sudah ada di hadapannya, karena tak mau makan tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu Anne kemudian memutuskan untuk menyusul Jack yang ada di dalam kamar mandi.     

"Babe!!"jerit Jack kaget saat melihat Anne masuk ke dalam kamar mandi tanpa pakaian.     

"Kenapa? Apa aku tidak boleh mandi berdua dengan suami ku sendiri?"tanya Anne tanpa rasa bersalah.     

Jack menggeram. "Bukan itu, kau tahu sendiri masalahnya bukan?"     

Anne tersenyum dan melihat ke arah tubuh bawah Jack yang sudah on fire, benda kebanggaan Jack itu saat ini sudah menegang dan keras. Otot-ototnya pun terlihat jelas hingga membuat Anne menelan ludah, Jack benar-benar sangat jantan.     

Dengan tanpa dosa Anne berjalan mendekati Jack yang tengah berdiri di bawah shower yang mengalirkan air hangat, tangannya perlahan bergerak ke arah handle shower untuk mengubah mode air hangat menjadi air dingin. Anne harus dingin kamu Jack yang sudah panas.     

"Babe.."geram Jack serak.     

Anne yang sedang meraih sabun mandi cair yang berada di tempatnya perlahan menoleh ke arah Jack yang seluruh wajahnya memerah saat ini.     

"Lanjutkan aktivitasmu, anggap saja aku tidak ada,"ucap Anne pelan saat membalurkan sabun beraroma vanilla ke seluruh tubuhnya dengan senyum menggoda.     

Jack yang sudah lama tidak merasakan kehangatan tubuh Anne semakin tersiksa, dengan gerakan cepat Jack mencengkram pinggang Anne yang sudah licin karena sabun mandi.     

"Jangan siksa aku lagi,"desah Jack penuh harap.     

"Menyiksa? Memangnya apa yang aku lakukan sampai aku menyiksamu? Aku tak melakukan apapun, Jack,"jawab Anne tanpa rasa bersalah.     

"Kita sudah tidak bercinta lebih dari tiga bulan dan kau tahu bukan kalo kemampuan seorang pria menahan hasratnya itu tidak sebaik perempuan, saat ini kau belum benar-benar sembuh. Aku tak mau melepaskan dan justru membuatku semakin terluka, jadi tolong jangan menyiksaku. Melihatmu tersenyum saja seluruh tubuhku terasa lemas apalagi saat ini kau berdiri dihadapanku tanpa menggunakan pakaian seperti saat ini, aku benar-benar tersiksa Anne,"ucap Jack lirih dengan tatapan berkilat seperti serigala yang sedang kelaparan.     

Alih-alih menyingkir dari hadapan Jack yang seluruh tubuhnya terasa panas saat ini, Anne justru menggerakkan tangannya ke arah tubuh Jack. Anne meraba-raba dada bidang Jack yang berbulu tipis menggunakan tangan yang sudah licin karena sabun mandi, perlahan namun pasti gerakan tangan Anne mengarah kebagian bawah tubuh Jack. Jemari nakal Anne menggelitik perut sixpack Jack yang membuat sang empunya menggeram cukup keras karena gerakan tangan Anne di sekitar perutnya, Jack yang sudah sangat berhasrat masih bisa menguasai dirinya dengan langsung menahan tangan Anne yang akan menyentuh ke area paling sensitif di tubuhnya.     

"Jangan babe...jangan teruskan lagi, jangan pancing aku,"ucap Jack serak.     

Anne tersenyum, ia kemudian menarik tangannya dari cengkraman Jack dan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher Jack. "Aku tak sedang menyiksamu."     

"Babe…"     

"Ssstt dengarkan aku." Anne langsung menghentikan perkataan Jack dengan meletakkan satu jarinya di bibir Jack. "Biarkan aku menyelesaikan perkataanku terlebih dahulu, setelah itu baru kau bisa bicara."     

Jack langsung menutup rapat bibirnya dengan rapat begitu mendengar perkataan Anne.     

Anne tersenyum tipis melihat Jack patuh. "Good boy. Sekarang dengarkan aku baik-baik,"ucap Anne lirih sembari kembali menggerakkan tangannya menyusuri tubuh Jack.     

"Aku tahu kau sangat menginginkan aku, aku tahu betapa besarnya usahamu untuk menahan hasrat untuk tak menyentuhku. Tapi tolong biarkan aku melakukan pekerjaan sebagai istri untuk memuaskanmu."     

"Apa yang ingin kau...akhh.."     

Ucapan Jack terhenti saat tangan Anne sudah menyentuh benda kebanggaannya yang sudah sangat keras dengan lembut, mendapat sentuhan Anne membuat benda keras yang berotot itu langsung bereaksi dan membuat Anne tersenyum saat merasakan kehangatan yang menyenangkan di tangannya saat ini.     

"Anne.."desah Jack lirih.     

Anne yang sedang tersenyum kemudian mendorong Jack ke arah dinding. "Aku istrimu, Jack. Aku bisa melakukan banyak cara untuk membantumu, termasuk memuaskanmu dengan cara lain tanpa harus bercinta."     

Jack yang tengah menikmati sentuhan Anne pada area pangkal pahanya nampak memejamkan kedua matanya dengan bersandar pada dinding, melihat ekspresi Jack membuat Anne tambah bersemangat. Perlahan Anne berjongkok tepat dihadapan benda keras yang sudah berdiri tegak itu, tanpa menunggu waktu lama Anne membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya menyentuh benda berurat itu yang seketika membuat seluruh tubuh Jack lemas.     

"Aarrgghh.."Anne memekik kecil saat Jack menjambak rambutnya saat ia mulai memainkan lidahnya di benda berurat yang terasa sangat hangat di lidahnya itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.