I'LL Teach You Marianne

Woman's life



Woman's life

Tiga hari sudah berlalu sejak Jack pergi, yang Anne lakukan pun hanya duduk dan belajar menyulam saat mengawasi Christian bermain bersama dokter Caitlyn yang standby di sampingnya. Dokter Caitlyn diminta Jack untuk tinggal di Jenewa sampai Anne melahirkan.     

"Kenapa Anne, apa kau merasakan sakit?"tanya dokter Caitlyn pelan pada Anne yang tiba-tiba meletakkan garpu dan sendoknya di atas piring, padahal Ia belum menikmati makanannya sama sekali.     

Anne menoleh dan menatap dokter Caitlyn yang duduk di hadapannya. "Aku jenuh, aku bosan dok."     

Dokter Caitlyn tersenyum. "Kau ingin melakukan kegiatan apa hari ini? Apa kau ingin belajar…"     

"Aku ingin shopping, berjalan-jalan di mall. Aku ingin menyegarkan otakku yang mulai beku ini, dok."     

Louis dan dokter Caitlyn terkekeh mendengar perkataan Anne, kedua orang pendamping Anne itu saling pandang beberapa saat sebelum akhirnya Luis menganggukkan kepalanya ke arah dokter Caitlyn, memberikan kode padanya.     

"Baiklah kau ingin pergi kemana?"tanya dokter Caitlyn lembut.     

Kedua mata Anne langsung berbinar. "Aku serius boleh pergi?"     

"Tentu, memangnya ada yang melarangmu?"tanya balik dokter Caitlyn geli.     

"Yessss...baiklah kalau begitu tunggu aku, aku akan bersiap,"jawab Anne penuh semangat.     

Setelah mendapatkan izin Anne kemudian bergegas pergi ke kamarnya menggunakan lift meninggalkan Luis, dokter Caitlyn dan Christian yang sedang menikmati makan siang.     

Melihat Anne pergi seperti itu Luis tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Kadang-kadang aku lupa kalau nyonya sedang hamil jika melihatnya seperti itu."     

"Iya kau benar, aku kadang-kadang merasa kasihan pada Anne. Disaat usianya yang masih muda sudah harus menjadi ibu dari dua anak, padahal kau tahu bukan dewasa ini banyak sekali wanita yang menolak hamil karena takut kecantikan dan tubuhnya berubah. Karena itu jika melihatnya sedang sendiri aku kadang-kadang merasa tak tega padanya,"ucap dokter Caitlyn pelan.     

Luis meletakkan gelas berisi air putih diatas meja dan menyeka bibirnya dengan sapu tangan. "Anne gadis baik dan itu yang Tuan besar katakan saat pertama kali melihatnya aku bawa pulang setelah Tuan memperkosanya saat itu dan yang Tuan besar katakan itu benar. Anne bukan hanya gadis yang baik, dia juga seorang ibu yang sempurna meski kadang-kadang sifat kekanakannya muncul. Karena itu aku menyayanginya dan bersumpah untuk menjaga keselamatannya meski mendiang Tuan besar tak memintaku melakukan ini."     

"Jadi maksudnya kau tak diminta mendiang Tuan besar untuk menjaga keluarga ini sebenarnya, Luis?"tanya dokter Caitlyn kaget.     

"Sebenarnya Tuan besar saat itu membebaskanku untuk hidup di luar tanpa mengurus keluarganya setelah ia meninggal, hal itu tertulis dalam surat wasiat yang ia tulis secara langsung untukku. Namun setelah terjadi pertengkaran besar malam itu yang menyebabkan Nyonya harus kehilangan satu bayinya, akhirnya aku memutuskan untuk tetap berada di keluarga ini dan menjaga Nyonya lebih tepatnya. Setelahnya pergi dalam diam aku terus menyelidiki dan mencari tahu keberadaannya sampai akhirnya aku menemukannya di Skotlandia dalam kondisi hamil anak keduanya yang berhasil selamat, setelah mengetahui kalau ahli waris keluarga ini sebentar lagi hadir aku bersumpah pada diriku sendiri untuk tidak melepaskan keluarga ini dan terus mengawasi mereka meskipun Tuan tidak meminta aku secara langsung. Lagi pula aku tidak punya tempat lain untuk aku pulang, sementara di keluarga ini aku bisa merasakan kehangatan keluarga. Ada Christian yang bisa mengobati rasa rinduku kepada anak dan istriku yang sudah lama meninggal, apalagi ditambah sebentar lagi akan ada princess di tengah-tengah kita. Rasanya kebahagiaanku sudah lengkap saat ini,"jawab Luis jujur.     

Dokter Caitlyn terdiam, menahan tangis harunya. Ia tak percaya pria tegas dan menakutkan yang duduk di hadapannya saat ini hanyalah seorang pria tua yang rindu kasih sayang keluarga, suasana canggung itu akhirnya hilang saat Anne kembali ditengah-tengah mereka kembali. Anne tampak cantik dengan dres sepanjang lutut berwarna peach dan handbag yang melengkapi penampilannya, jangan lupakan juga dengan riasan tipis di wajahnya. Mengandung anak perempuan benar-benar memberikan pengaruh yang sangat besar sekali untuk Anne.     

"Kau siap?"tanya dokter Caitlyn lembut.     

"Lebih dari siap,"jawab Anne penuh semangat, kedua matanya berbinar menunjukkan kebahagiaan yang besar. Sepertinya pepatah yang mengatakan shopping adalah obat dari semua kekesalan wanita itu benar.     

Dokter Caitlyn terkekeh. "Baikah kalau begitu ayo."     

Anne menganggukkan kepalanya, namun ia langsung menoleh ke arah Luis yang masih duduk santai di samping Christian yang masih menikmati makanannya. Seolah sadar sedang diperhatikan Luis kemudian menatap Anne dengan senyum. "Kalian berdua pergilah, akan ada sepuluh bodyguard yang menemani. Saya dan Christian akan dirumah saja."     

"Kenapa kau tak ikut, Luis?"tanya Anne sedih.     

"Karena saya tak mau mengganggu kesenangan seorang wanita, lagipula sepertinya Christian tak suka berlama-lama di mall. Anak ini lebih menyukai alam ketimbang bangunan,"jawab Luis lembut sambil membelai rambut Christian penuh kasih.     

Anne tersenyum, yang diucapkan Luis benar. Putranya lebih menyukai alam yang sepi daripada tempat seperti mall yang dipenuhi banyak orang.     

"Baiklah kalau begitu, aku pergi ya Luis. Tolong jaga Christian untukku."     

"Tenang saja, Nyonya. Bersenang-senanglah."     

Dokter Caitlyn tersenyum dan melambaikan tangannya pada Luis sebelum akhirnya ia berbalik badan dan berjalan bersama Anne menuju mobil yang sudah siap mengantar mereka. Anggota the warrior yang selalu standby pun langsung masuk ke mobil begitu sang nyonya sudah masuk ke mobil anti peluru yang super mewah di baris kedua itu, tak lama kemudian tiga mobil mewah itu pun mulai meninggalkan area mansion menuju jalan raya secara beriringan.     

***     

"Uncle, look what i found."     

"Uncle, I want that ice cream!"     

"Uncle, I want to get on that swing."     

Suara cadel Charlotte Llyod yang sedang bermain dengan Edward Cole di taman yang berada disamping bangunan yang cukup megah terdengar sangat riang, gadis cilik itu berlarian di ruang terbuka dengan kaki kecilnya yang menggunakan sepatu berenda berwarna pink.     

Edward terpaksa mengasuh anak Chester Llyod kakak sepupunya siang ini karena Chester sedang ada pekerjaan yang tak bisa ditunda.     

"Uncle, kemarilah. Jangan duduk saja, ayo lihat ini. Aku bertemu binatang lucu,"pekik Charlotte pada Edward yang tengah duduk menikmati ice cream.     

Deg.     

Kedua mata Edward langsung membulat sempurna. "Jangan sentuh sembarang binatang, Charlotte,"jerit Edward dengan keras sambil berlari kearah Charlotte.     

Para bodyguard yang sejak tadi hanya berdiri tegak langsung mengikuti Edward, mendekati Charlotte. Begitu melihat hewan lucu yang disebut oleh Charlotte, Edward menjerit keras dan langsung memeluk salah satu bodyguard yang berdiri di dekatnya.     

Terlihat jelas dua ekor ulat tengah memakan daun pada tanaman bunga, melihat bentuk tubuhnya yang gendut dan meliuk-liuk membuat Edward geli. Edward yang takut pada serangga langsung berlari menjauh dari Charlotte begitu ia sadar sudah memeluk seorang pria.     

"Uncle, are you okay?"     

Edward langsung melambaikan tangannya ke arah Charlotte. "Kemarilah, jangan dekat-dekat dengan binatang itu, Charlotte. Itu binatang berbahaya."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.