I'LL Teach You Marianne

Happy husband



Happy husband

Selama berada di coffee shop Jack tak tersenyum sama sekali, wajahnya datar dan terlihat dingin. Berbeda sekali dengan Anne yang terus tersenyum lebar pada para pembeli yang datang, sungguh sebuah pemandangan yang sangat berbeda.     

"Dua Caramel Macchiato dan satu Vanilla Latte,"ucap seorang wanita paruh baya pada Anne.     

"Dua Caramel Macchiato dan satu Vanila, silahkan kembalinya Nyonya."     

Wanita paruh baya itu tersenyum dan menerima uang pemberian Anne sebelum akhirnya bergeser ke arah Jack untuk mengambil pesanan minumannya yang hampir selesai dibuat, beruntung Jack membeli dua mesin kopi sehingga ia tak keteteran saat menerima pesanan dari para pelanggan.     

"Tunggu, sepertinya aku agak tidak asing padamu, nona,"ucap seorang pria berambut gimbal pada Anne.     

Anne tersenyum. "Wajah seperti saya pasaran tuan hehe…"     

"Tidak-tidak, aku mengingatmu nona. Bukankah kau adalah pemilik dari coffee shop ini sebelumnya, nona? Dan tunggu barista ini juga barista yang sama seperti waktu itu bukan?"     

Anne terkekeh. "Sepertinya anda adalah pelanggan lama kami, Tuan. Iya yang anda katakan benar, saya dan suami saya adalah pemilik lama coffee shop ini."     

"Nah benar kan tebakanku, aku tak asing dengan wajah kalian berdua,"sahut pria tua itu penuh semangat.     

"Sepertinya daya ingat anda bagus sekali Tuan,"celetuk Jack ikut bicara.     

Pelanggan pria itu menoleh ke arah Jack sambil tersenyum. "Cita rasa kopi buatanmu lah yang membuatku mengingat kalian berdua, anak muda. Pasalnya Setelah coffee shop ini berganti kepemilikan, barista yang bekerja di coffee shop ini tak bisa membuat kopi seenak buatanmu. Meskipun saat itu coffee shop ini sangat ramai dikunjungi oleh para pria, Tapi percayalah mereka tidak benar-benar murni datang karena ingin menikmati kopi, mereka lebih tertarik pada para pelayan yang berlalu-lalang di coffee shop ini. Jadi kami para penikmat kopi yang sesungguhnya kehilangan tempat tujuan untuk menikmati kopi selama bertahun-tahun dan sungguh saya sangat senang sekali kalian berdua kembali mengelola coffee shop luar biasa ini."     

Jack tersenyum. "Terima kasih pujian anda Tuan, anda benar-benar membuat saya melayang."     

"Aku tidak hanya sembarang memuji, aku mengatakan ini dari lubuk hatiku paling dalam. Kalau kalian berdua tak percaya silahkan tanya pada orang-orang yang berada di sekitar coffee shop ini, mereka pasti akan mengatakan hal yang serupa,"sahut pria itu kembali.     

Jack kembali tersenyum, ia senang kopi buatannya ternyata disukai banyak orang. Sebenarnya pria paruh baya itu bukan orang pertama yang mengatakan hal semacam itu pada Anne dan Jack, pasalnya tadi pagi juga sudah ada dua orang yang mengenali Anne dan Jack sebagai pemilik lama coffee shop itu. Mereka juga mengatakan kesenangannya karena coffee shop kesukaan mereka sudah kembali ke fungsinya kembali sebagai coffee shop, tempat di mana orang bisa menikmati kopi dengan suasana yang tenang dan nyaman. Tidak seperti beberapa tahun terakhir, di mana coffee shop itu sudah beralih fungsi. Bukan menjadi coffee shop yang sebenarnya melainkan coffee shop dalam arti lain, pasalnya ditempat itu banyak sekali gadis muda seksi yang dipekerjakan pada malam hari untuk menemani para pelanggan yang datang.     

Sebenarnya Jack juga sedikit kesulitan ketika akan mengambil alih coffee shop milik Anne dari George yang pembeli coffee shop itu dari Anne bertahun-tahun yang lalu, George bahkan bersikeras mengatakan kalau coffee shop miliknya ini adalah sumber keberuntungannya yang sudah bertahun-tahun memberikan pundi-pundi kekayaan padanya. Karena itu Jack akhirnya menggunakan cara lain untuk merebut coffee shop milik sang istri yang sudah dialihfungsikan oleh pria cabul itu.     

Dengan bantuan para polisi Jack berhasil menangkap George dan anak buahnya, yang sudah mempekerjakan anak dibawah umur untuk menjadi pelayan di coffee shop yang sudah dialihfungsikan menjadi bar ketika malam hari. Atas dugaan penyalahgunaan tempat usaha akhirnya George dan anak buahnya saat ini mendekam di penjara dan coffee shop itu berhasil Jack dapatkan kembali, semua yang dilakukan Jack tak Anne ketahui. Karena memang Jack melakukannya secara diam-diam dan rapi.     

"Kenapa kalian hanya menjual kopi sedikit?"     

"Apa kalian tak berniat menambah karyawan sehingga kopi nikmat ini bisa dinikmati banyak orang sampai sore hari?"     

"Apa kalian tidak kasihan pada para pelanggan yang yang sudah jauh-jauh untuk datang ke tempat ini, tapi ternyata kopinya sudah habis?"     

"Ayolah, tolong jual kopi dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Sumpah demi Tuhan, kopi buatanmu adalah yang terbaik."     

Beberapa orang pria nampak protes kepada Jack dan Anne karena mereka tidak mendapatkan kopi, seperti hari sebelumnya. Semua bahan-bahan untuk membuat kopi sudah habis ketika matahari masih tinggi, Jack memang sengaja tidak menjual kopi terlalu banyak karena ia ingin membuat para pelanggan datang terlebih dahulu.     

Dengan sopan Jack kemudian menjelaskan alasan kenapa ia tidak menjual kopi terlalu banyak, setelah Jack bicara panjang lebar akhirnya para pelanggan yang sebelumnya marah itu pun satu persatu meninggalkan coffee shop dengan tenang tanpa marah-marah.     

"Apa yang kau katakan pada mereka?"tanah Anne penasaran.     

Jack tersenyum. "Rahasia laki-laki, wanita tak boleh tahu. Yang penting semuanya aman dan tertib."     

"Tapi aku bosmu, Jack!!"     

Jack terkekeh. "Aku tahu, kau bosku. Bos di tempat kerja dan di ranjang."     

Blush     

Wajah Anne memerah mendengar perkataan Jack.     

Menyadari Anne sedang tersipu malu Jack tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan cepat ia melingkarkan tangannya ke pinggang Anne yang masih berdiri di samping mesin kasirnya.     

"Aku tak sabar menunggumu benar-benar sembuh, babe. Pada saat itu maka percayalah, aku tak akan melepaskanmu dari ranjang selama satu minggu." Jack berbisik lirih pada Anne.     

"Jangan bicara yang macam-macam, luka di dadamu juga belum begitu sembuh,"sahut Anne ketus.     

"Aku tahu, tapi terima kasih untuk hari ini. Kau tahu, apa yang kau lakukan tadi benar-benar membuat semua sakit kepalaku hilang meski…"     

"Meski apa?"Anne dengan ketus langsung memotong perkataan Jack.     

Perlahan Jack mendekatkan wajahnya ke arah wajah Anne. "Meski aku belum benar-benar puas, seharusnya kau bisa melakukannya lebih lama lagi."     

"Jack!!!"     

"Hahaha...aku bergurau sayang, aku bercanda. Jangan diambil hati, aku benar-benar berterima kasih padamu sudah mau melakukan itu. Membantuku menuntaskan hasrat yang menyiksaku,"ucap Jack pelan saat memeluk Anne dengan erat.     

Wajah Anne benar-benar sudah semerah kepiting rebus saat ini, meski sudah menikah cukup lama dengan Jack namun baru tadi pagi Anne mau memberikan pelayanan pada Jack. Memuaskannya tanpa melakukan hubungan sex, meski sebenarnya Anne gugup sekali tadi pagi namun akhirnya ia bisa menyelesaikannya dengan baik sampai Jack mencapai puncaknya sampai kedua kakinya lemas. Menuntaskan hasrat setelah menahannya berbulan-bulan sungguh membuat Jack tak berdaya, apa yang dilakukan Anne itu sungguh membuat Jack semakin mencintainya.     

"I love you Anne, I love you a lot. You are the answer to all the prayers I pray to God."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.