I'LL Teach You Marianne

I'm the boss



I'm the boss

Keberadaan Jack dan Anne benar-benar dirahasiakan dari semua orang, tak ada satupun orang asing yang tahu perihal kepergian Anne dan Jack. Dokter Kang Yo yang kembali ke Korea pada hari yang sama dengan kepergian sepasang suami istri itu pun berjanji akan menutup rapat mulutnya, begitupun dengan Aaron dan Rose yang harus ikut pergi ke Korea bersama Nicholas menggantikan Jack.     

Mereka benar-benar menutup rapat mulutnya masing-masing demi kesembuhan mental pasangan suami istri yang berkali-kali mendapatkan ujian itu, bahkan Christian saja seperti sadar kalau saat ini kedua orang tuanya sedang memerlukan waktu untuk menyembuhkan luka di dalam diri mereka sehingga anak tampan itu tak menangis sama sekali ketika melihat kedua orang tuanya pergi menggunakan pesawat. Christian seperti tahu kalau apa yang terjadi pada sang adik bayi dikarenakan dirinya, dia benar-benar sangat pintar sekali.     

Sama seperti saat Jack dinyatakan hilang Erick dan Alice pun kembali mengambil alih kepemimpinan Muller Finance Internasional, sedangkan Luis membawa Christian pulang ke Luksemburg. Karena ia harus mengurus Clarke Enterprise.     

Semuanya bahu membahu mengerjakan pekerjaan yang ditinggalkan Jack sampai batas waktu yang tak ditentukan, karena sejak awal memutuskan untuk menenangkan diri bersama sang istri Jack tak membahas sampai kapan ia akan pergi. Karena itu semua orang pun mau tak mau harus mengambil pekerjaan yang Jack tinggalkan.     

Alice menyeka air matanya melihat pesawat yang membawa Luis dan Christian lepas landas, ia tak kuasa harus berpisah dengan Christian.     

"It's ok, kita pernah mengalami ini sebelumnya, Alice. Kau tak usah khawatir,"ucap Erick pelan.     

"Tapi ini jauh lebih menyedihkan dari apa yang terjadi dulu, Erick. Kak Anne yang depresi berat karena kehilangan Princess, Christian yang harus dipisahkan dari kedua orang tuanya dan Luis yang harus mengurus semua pekerjaan di Luksemburg. Ini terasa lebih sulit, Erick."     

"Aku tahu, tapi ini adalah jalan terbaik. Hanya ini satu-satunya cara untuk membuat Nyonya dan Tuan bisa move on, percayalah apa yang mereka alami saat ini tidak mudah. Kembali kehilangan anak yang sangat dinantikan kehadirannya adalah sebuah pukulan yang sangat sulit, apalagi mereka kehilangan bayinya di saat-saat mendekati kelahiran bayi itu. Aku yakin semua orang pun tak akan mudah untuk ada di posisi mereka saat ini, Alice. Jadi kita harus kuat, aku sendiri juga sangat bersyukur kau ada disampingku. Entah apa yang harus aku lakukan jika aku harus memimpin Muller Finance Internasional kembali seorang diri,"ucap Erick panjang lebar. "Tak ada satupun orang di dunia ini yang mau mengalami peristiwa yang tengah dialami Tuan dan Nyonya, Alice.     

Alice tertunduk, ia memikirkan perkataan Erick yang semuanya benar. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Anne dan Jack saat ini benar, mereka memang memerlukan waktu berdua untuk menenangkan diri atas semua yang terjadi.     

Setelah merasa lebih tenang Erick pun mengajak Alice pergi dari bandara, mereka harus kembali ke rumah besar Jack yang kini mereka tempati berdua. Di rumah sebesar itu kini tak terdengar lagi suara teriakan Jack yang mencari Anne ataupun suara tangisan Christian yang terdengar di seluruh penjuru rumah.     

***     

Newcastle Upon Tyne     

Soft opening Janne's coffee pun akhirnya dimulai, beberapa karyawan yang berjalan melewati coffee shop itu mampir untuk membeli kopi yang sedang diskon 50% selama masa promosi. Melihat antusias pengunjung Anne bersemangat sekali, tak ada kata lelah yang ditunjukkan Anne ketika melayani para pembeli yang silih berganti membayar pesanan kopi.     

Jack sendiri dengan sabar melayani para pembeli, sama seperti dulu. Kali ini Jack juga tak tersenyum sama sekali ketika para pembeli wanita antri di depannya, menunggu kopinya selesai dibuat oleh sang barista tampan.     

"Dua Caramel Macchiato, silahkan,"ucap Jack pelan saat memberikan dua pesanan kopi yang sudah berhasil ia buat.     

"Terimakasih, tapi ada yang kurang."     

Jack menaikkan satu alisnya. "Kurang? Apa yang kurang, Nona?"     

"Nomor ponsel anda hihihi,"jawab dua orang gadis yang masih berdiri dihadapan Jack secara kompak.     

Jack tersenyum, perlahan ia mengangkat tangan kirinya dan menunjukkan cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya pada kedua gadis itu.     

"Sayangnya saat ini aku sudah menikah dan kebetulan lagi istriku ada disampingku saat ini,"ucap Jack pelan sambil menunjuk ke arah Anne.     

Wajah kedua gadis itu langsung pucat saat Anne tersenyum ke arah mereka, karena tak kuasa menahan malu kedua gadis muda itu pun memilih langkah seribu untuk pergi dari hadapan Jack. Apalagi ditambah cekikikan dari para wanita dan beberapa pria yang tengah antri dibelakang mereka, melihat kedua gadis itu berlari Jack tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.     

"Jangan hiraukan anak-anak itu nona, para gadis itu sudah terbiasa menggoda pria muda tampan seperti suamimu itu,"ucap seorang wanita paruh baya pada Anne.     

Anne tersenyum. "Tapi suamiku bukan pria muda, Nyonya. Kami sudah memiliki tiga orang anak."     

"Waw tiga anak? Benar-benar luar biasa,"ujar wanita itu kembali.     

"Tapi kedua anak kami tak berhasil bertahan,"ucap Anne kembali sambil tersenyum.     

"Jesus, maafkan saya Nona."     

Anne kembali menipiskan bibirnya. "It's ok, Nyonya."     

Wanita paruh baya itu kemudian meraih tangan Anne dan meremasnya perlahan. "Percayalah, Tuhan pasti akan memberikan ganti padamu yang lebih baik."     

Anne menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, tak lama kemudian wanita paruh baya itupun pindah ke sisi Jack untuk mengambil pesanannya.     

Anne pun melayani pembeli yang lain dengan ramah, karena diskon 50% otomatis hanya dalam waktu setengah hari saja seluruh stok kopi hari ini sudah habis tanpa sisa. Anne tersenyum bahagia saat melihat uang di dalam laci kasirnya, uang recehan bagi Jack.     

"Sepertinya kita akan cepat kaya kalau seperti ini terus, Jack,"ucap Anne penuh semangat saat merapikan uang-uangnya.     

"Kau tak lupa siapa aku kan, babe?"     

Anne menoleh ke arah Jack dengan senyum yang sudah hilang. "Jangan mulai Jack!!"     

"Hehe...ampun Nyonya ampun. Aku hanya bergurau sayang."     

Anne langsung mengalihkan pandangannya ke arah uang-uangnya kembali dan tak merespon perkataan Jack, sehingga membuat Jack terkekeh geli. Karena tak mau mencari masalah, dengan cepat Jack langsung memeluk Anne dari belakang.     

"Aku mencintaimu, Anne."     

"Jangan merayu, aku tak mempan dirayu dengan kata-kata seperti itu,"sahut Anne ketus.     

Jack mengangkat wajahnya dari punggung Anne. "Lalu aku harus melakukan apa agar kau mau memaafkan aku?"     

"Berikan aku uang yang banyak!"     

Mendengar perkataan sang istri dengan cepat Jack melepaskan pelukannya dan langsung membuat Anne menghadap ke arahnya.     

"Apa aku tak salah dengar, Anne?"tanya Jack terkejut.     

"Tidak, besok pagi kau harus bekerja dengan ektra keras lagi supaya uangku bertambah. Ingat aku adalah bosmu sekarang, kau tak mau dipecat, bukan?"     

Jack….     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.