I'LL Teach You Marianne

Late Birthday



Late Birthday

Bandar Udara Newcastle     

"Hati-hati, ikuti petunjukku, babe."     

"No curang-curang, jangan mengintip."     

"Trust me, ok."     

"Perhatikan langkahmu."     

Anne tersenyum mendengar semua celoteh Jack yang memintanya untuk patuh padanya. Padahal sejak akan berangkat tak ada satupun orang yang memberitahukan padanya kemana tujuannya pergi bersama Jack.     

"Kita akan masuk kedalam mobil, jadi tolong hati-hati ya dan ikuti arahanku,"ucap Jack kembali sambil melingkarkan tangannya ke tubuh Anne.     

"Yes sir."     

Jack terkekeh dipanggil 'sir' . Tak lama kemudian mereka pun tiba di area penjemputan dimana sudah terparkir sebuah Limosin berwarna putih yang pintunya sudah terbuka lebar, Jack sempat berdecak kesal melihat mobil mewah itu. Pasalnya ia sudah berpesan untuk diperlakukan biasa saja, namun kenyataannya jauh dari bayangannya sama sekali. Mereka tetap diperlakukan layaknya Jackson Knight Clarke dan Marianne Clarke ketika ada di Jenewa dan Luksemburg.     

"Jack, kau mau membawaku kemana?"tanya Anne pelan tak sabar.     

Jack tersenyum. "Sudah lupa dengan perjanjian kita di pesawat, hm?"     

"Bukan lupa aku, hanya saja aku sudah sangat penasaran saja. Menapa dari bandara kita masih menggunakan mobil lagi? Apakah tempat tujuan kita masih jauh?"     

"Tidak, kita akan sampai sebentar lagi. Bersabarlah."     

Anne menipiskan bibirnya. "Baiklah, aku percaya padamu."     

Senyum Jack pun semakin lebar, ia kemudian meraih tangan Anne yang baru saja dilepaskan dari gips dan menciumnya dengan lembut. "Aku mencintaimu Anne, sangat mencintaimu."     

"I love you to."     

Jack pun kembali mengeratkan pelukannya pada tubuh Anne sama seperti saat mereka ada di pesawat sebelumnya, setelah menempuh perjalanan selama hampir tiga puluh menit akhirnya mereka pun tiba di tempat tujuan.     

Tanpa banyak bicara Jack kemudian membantu Anne turun dari mobil dengan hati-hati, sementara sang driver yang menjemput mereka ikut membantu menurunkan dua koper milik Jack dan Anne dari dalam mobil.     

"Apa mobilnya pergi?"tanya Anne pelan saat mendengar suara mobil yang baru saja mengantar mereka semakin menjauh.     

"Iya."     

"Lalu kapan penutup mata ini akan dibuka?"     

"Hehe...kau benar-benar tak sabar rupanya, baiklah aku akan membukanya sekarang. Tapi berjanjilah untuk tetap menutup kedua matamu dan ikuti instruksi yang aku berikan."     

"Iya Jack iya, mau berapa kali lagi kau mengatakan kalimat yang sama?"     

Jack tak bicara, ia pun perlahan membuka penutup mata Anne dengan hati-hati. Saat Jack berhasil membuka penutup mata Anne ia tersenyum ketika melihat kedua mata Anne masih tertutup rapat, Anne benar-benar patuh kepadanya.     

Setelah berhasil membuka penutup mata Anne perlahan Jack berjalan ke arah belakang Anne dan menyentuh kedua pundak Anne dengan lembut. "Ok, buka kedua matamu perlahan."     

Tanpa diperintah dua kali Anne kemudian membuka kedua matanya perlahan dan memekik kecil saat melihat bangunan yang ada di hadapannya.     

"Jack, ini…"     

"Yes, kita akan tinggal disini berdua."     

Anne menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya saat melihat apartemen lamanya, apartemen tempat tinggalnya pertama kali ketika baru datang ke Inggris.     

Setelah berdiri cukup lama di luar Jack kemudian mengajak Anne masuk ke apartemen kecilnya dengan menarik dua koper milik mereka, Anne yang masih tak percaya bisa melihat tempat tinggal lamanya masih berdiam cukup lama di tempatnya berdiri sebelum akhirnya ia masuk karena dipanggil Jack. Dengan langkah cepat Anne menyusul Jack yang sudah berada di dalam lobby.     

"Kau masih ingat lantai berapa kamarmu berada?"tanya Jack pelan saat menanti lift turun.     

Anne tersenyum lebar. "Tentu saja aku ingat, ini adalah rumah pertamaku."     

"Benarkah?"     

"Jangan meragukan aku, Jack. Apa perlu aku katakan lagi bagaimana awal kita bertemu dulu, hm?"     

Jack terkekeh. "Tidak usah, aku khawatir nanti kau akan semakin jatuh cinta padaku saat mengingat pertemuan pertama kita dulu."     

"Ck, dasar besar kepala!!"sahut Anne ketus sambil berjalan masuk ke dalam lift yang baru saja terbuka.     

Melihat Anne masuk ke dalam lift Jack pun segera menyusul, kedua mata Jack berkaca-kaca saat melihat Anne tersenyum bahagia melihat apartemen lamanya. Karena kamar Anne ada di lantai lima perjalanan mereka menggunakan lift tak lama.     

Begitu pintu lift terbuka saat berhenti di lantai lima, Anne langsung keluar tanpa menunggu Jack. Ia langsung berjalan dengan cepat menuju kamar lamanya dengan jantung berdebar kencang. Anne takut kalau kamar lamanya sudah ditempati orang lain.     

Tangan Anne terhenti di udara saat akan meraih handle pintu tempat dimana smart lock berada.     

"Password-nya masih sama seperti saat kau pergi meninggalkannya,"ucap Jack pelan saat sudah berada disamping Anne.     

Kedua mata Anne berbinar. "Benarkah?"     

"Iya."     

"Yes…"     

Ucapan dan gerakan Anne terhenti saat tiba-tiba ia menyadari ada hal yang janggal.     

"Tunggu, darimana kau tahu password apartemenku ini?"     

Jack terkekeh. "Bukankah sejak awal aku sudah mengetahui semua tentangmu luar dan dalam? Kau saja yang tak sadar akan hal itu."     

Anne membisu, ia tak bisa bicara apa-apa sampai akhirnya Jack yang tak sabar pun membuka pintu kamar apartemen itu lebar-lebar setelah memasukkan password-nya.     

Anne kembali terkejut saat melihat ke dalam apartemennya.     

"Jack…"     

"Surprise."     

"Bagaimana bisa? Apa ini juga sudah kau atur?"tanya Anne bingung.     

Jack tersenyum. "Iya, aku sudah membayar beberapa orang untuk mengatur kamar ini seperti masih ditempati olehmu."     

Anne yang lagi-lagi dibuat terkejut oleh Jack langsung menubruk tubuh suaminya, tak lama kemudian terdengar suara tangis Anne yang cukup keras.     

"Jangan menangis, kau harus mengeksplore tempat tinggal baru kita. Katakan padaku apakah ada yang kurang atau tidak,"ucap Jack pelan saat menenangkan Anne.     

Anne tersenyum kecil dan melancarkan pukulan kecil di dada kanan Jack. "Kau menyebalkan, aku benci padamu."     

"Kau boleh membenciku dan marah padaku, tapi jangan menangis. Lakukan tugasmu terlebih dahulu, Nyonya Clarke."     

Anne menyeka air matanya saat Jack memanggilnya dengan sebutan Nyonya Clarke, Anne selalu senang dengan panggilan itu. Tanpa menunggu waktu lama Anne pun segera masuk kedalam apartemen lamanya untuk melihat interior di dalam apartemen yang tak ada bedanya sama sekali dengan terakhir kali ia tinggalkan beberapa tahun yang lalu.     

"Bagaimana? Apa kau suka kamar ini?"tanya Jack kembali saat sudah selesai meletakkan dua koper besar mereka di dekat sofa.     

"I love it, apartemen ini sempurna. Aku harus bertemu dengan orang yang sudah mengatur kamar ini,"jawab Anne bergurau.     

"Aku akan mengajakmu bertemu dengannya, tapi sekarang aku lapar. Kau harus tanggung jawab, Nyonya."     

Anne langsung menoleh ke arah Jack. "Lapar? Tapi...tanganku.."     

"Lihatlah ke pantri, ada bahan makanan apa. Kita bisa membuatnya sendiri nanti."     

Anne yang patuh pun kemudian berjalan ke pantri lamanya untuk memeriksa ada bahan makanan atau tidak, sungguh Anne benar-benar seperti orang bodoh saat ini dan boom...di pantri Anne kembali mendapatkan kejutan.     

"Jack…."     

"Happy birthday Anne, aku mencintaimu."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.