I'LL Teach You Marianne

Wanita kuat



Wanita kuat

Proses pemakaman princess dilakukan dengan cepat dan hikmat, hanya dihadiri oleh para pelayan Jack dan beberapa dokter yang sudah melakukan operasi caesar pada Anne saja. Princess Clarke, itu nama yang tercantum pada batu nisan berbentuk salib.     

Luis memutuskan untuk melakukan pemakaman princess secepatnya karena tidak ingin membuat princess semakin menderita jika harus menunggu Jack atau Anne sadar, baginya saat ini princess sudah bisa bermain-main bersama kakek neneknya di jembatan pelangi yang ada di surga. Karena itu tubuh kecilnya harus segera dikebumikan sebagaimana manusia lain pada umumnya.     

"Princess Clarke, namamu akan abadi dalam hati kami. Pulanglah dengan damai ke pangkuan Tuhan di surga. Amen."     

Seorang pastur menutup doa sebelum peti kecil princess dimasukkan ke liang lahat, tak butuh waktu lama peti kecil itu pun kini sudah terkubur dalam tanah disamping makam kakek neneknya, Calvin Muller dan Megan Muller. Nama yang tertera pada nisan kedua tua Jack.     

Dokter Caitlyn menyeka air matanya yang terus menetes, ia tak membayangkan bagaimana perasaan Jack dan Anne saat mengetahui putri yang mereka nantikan kehadirannya kini sudah tenang dalam tidur panjangnya tanpa sempat mereka sentuh.     

Sebagai seorang wanita dan ibu dokter Caitlyn sangat terluka, ia benar-benar tak akan tahu bagaimana cara memberitahukan hal semacam ini pada Anne yang sampai saat ini masih dibuat tidak sadar. Keputusan untuk tetap membuat Anne tidur diambil karena mereka semua tak siap memberikan kabar buruk itu pada Anne, Anne pasti akan langsung sadar begitu perut besarnya tiba-tiba rata. Dia pasti akan mencari bayinya dan mereka semua tak mungkin berbohong jika Anne menanyakan keberadaan putrinya, meski berat namun Luis dan dokter Caitlyn mengambil keputusan ini supaya Anne cepat sehat terlebih dahulu.     

"Bagaimana selanjutnya Luis? Kita tak mungkin menyembunyikan hal ini lebih lama, Anne pasti akan sadar kalau bayinya sudah tak ada di perutnya lagi. Dia pasti akan mencari bayinya, Luis,"ucap dokter Caitlyn lirih.     

Luis menarik nafas panjang dan melepaskannya perlahan dengan terus menatap tempat peristirahatannya terakhir princess. "Aku akan ke Korea hari ini, aku harus bicara terlebih dahulu pada Tuan. Dia harus aku kuatkan terlebih dahulu sebelum kita semua menguatkan, Nyonya."     

"Berangkat ke Korea? Bukankah Tuan masih belum sadar?"     

"Tuan sudah sadar meski belum bisa melakukan banyak gerakan karena luka di dadanya masih basah, tapi kemudian hari ini kondisinya sudah jauh lebih baik. Ini adalah hari keduanya dalam proses penyembuhan. Aku akan berkonsultasi pada dokter bedah yang menangani Tuan terlebih dahulu nanti,"jawab Luis serak.     

"Baiklah, aku percayakan semuanya padamu. Aku akan tetap di rumah sakit menjaga Anne,"ucap dokter Caitlyn pelan.     

Luis menyentuh dadanya perlahan dan menundukkan kepalanya ke arah makam Calvin dan Megan untuk memberikan penghormatannya, sebelum ia pergi meninggalkan area makam untuk segera berangkat ke Korea.     

Perbedaan waktu antara Korea dan Swiss yang cukup jauh memberikan keuntungan bagi Luis, meski saat ini di Jenewa sudah pukul sepuluh pagi namun di Korea masih pukul dua dini hari. Sehingga meski ia harus menempuh perjalanan selama 13 jam 40 menit di udara namun Luis tidak akan mendapatkan selisih waktu yang terlalu lama.     

Setelah Luis pergi dokter Caitlyn meletakkan sepasang bouquet bunga di atas nisan Calvin dan Megan dengan hati-hati. "Tolong jaga baik-baik cucu anda ini Tuan, Nyonya. Berikan kecupan kasih sayang kami untuknya."     

Air mata dokter Caitlyn kembali menetes, ia benar-benar belum siap untuk kembali ke rumah sakit. Dokter Caitlyn tak tahu bagaimana cara menghadapi Anne, menghadapi seorang wanita yang kembali kehilangan bayinya disaat sudah hampir melahirkan bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Anne pasti akan sangat shock ketika tahu putrinya telah tiada.     

Sepanjang jalan menuju rumah sakit dokter Caitlyn terus berkomunikasi dengan dokter yang merawat Anne, meski belum sadar karena pengaruh bius namun Anne terus menerus meneteskan air mata. Anne seperti tahu kalau bayinya tidak selamat dan hal itu membuat para suster yang menjaganya ikut terharu, apalagi melihat kondisi Anne yang terluka. Bukan hanya tangannya saja yang patah, kening dan kakinya pun mengalami memar. Sepertinya Anne benar-benar jatuh dalam kecepatan tinggi.     

Kedatangan dokter Caitlyn dirumah sakit langsung disambut oleh dua orang dokter yang sudah menunggunya di depan ruang perawatan Anne.     

"Bagaimana keadaan Anne, dok?"     

"Nyonya Clarke masih dalam pengaruh bius, untuk saat ini kondisinya semakin membaik. Harapannya dalam waktu 3 sampai 4 hari kedepan luka di perutnya akan kering sehingga kita bisa fokus pada penyembuhan pada tangannya yang patah, hanya saja…"     

"Hanya saja apa, dok?"Dokter Caitlyn langsung memotong perkataan sang dokter yang menangani Anne.     

"Saya yakin anda mengerti maksud perkataan saya tadi kan ada juga seorang wanita dan seorang dokter seperti saya, mungkin kita mampu menyembuhkan luka yang ada di tubuhnya tapi tidak dengan luka yang ada dalam hatinya. Dan hal itu sangat saya khawatirkan, saya takut saat ia mendengar berita tentang kematian putrinya maka dia akan…"     

"Aku tahu dok, karena itu kami sedang bekerja keras saat ini untuk mencari cara terbaik memberitahukan kabar ini padanya. Saat ini Luis sedang dalam perjalanan menuju Korea untuk menjemput Tuan Clarke yang juga sedang mengalami musibah karena diserang oleh orang tak dikenal saat berada di hotel, Tuan Clarke juga dalam kondisi yang tidak baik karena baru saja melewati sebuah operasi besar."     

"Jesus, jadi Tuan juga belum tahu kalau bayinya…"     

Dokter Caitlyn menggeleng pelan. "Belum tahu, dok."     

"Astaga Jesus, demi Tuhan ini sangat menyedihkan. Mereka berdua.. ya Tuhan.."     

Dokter Mira yang merupakan dokter kandungan yang sudah membantu mengoperasi Anne nampak tak bisa berkata-kata, ia benar-benar terkejut saat mengetahui kondisi Jack.     

"Kasihan sekali Tuan dan Nyonya Clarke, ujian mereka terlalu berat. Pasti sangat sulit untuk keduanya bisa melewati ini,"ucap seorang suster yang sejak tadi menjadi pendengar dengan serak, kedua matanya bahkan ikut berkaca-kaca saat ini.     

Dokter Caitlyn menghela nafas panjang. "Mereka berdua adalah pasangan suami-istri paling kuat yang aku kenal, rumah tangga mereka berkali-kali diuji dengan badai yang sangat kuat oleh Tuhan hingga akhirnya mereka bisa bersama lagi. Dan aku yakin pada ujian kali ini pun mereka pasti juga akan melewatinya juga meski tidak mudah."     

"Amin, dok,"jawab dokter Mira lirih.     

"Amin."     

Dokter Caitlyn menyeka air matanya perlahan, ia kemudian mengajak dokter Mira untuk masuk ke ruangan Anne untuk melihat kondisinya.     

Anne terlihat seperti sedang tidur tanpa beban, wajah cantiknya masih terlihat jelas meski sedikit pucat. Dokter Caitlyn bisa melihat kedua mata Anne yang tertutup basah, ia kemudian mendekati Anne dan memberikan kecupan di kening Anne.     

"Kau pasti bisa melewati ini, Anne. Aku yakin, kau wanita hebat...wanita kuat,"bisik dokter Caitlyn lirih di telinga Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.