I'LL Teach You Marianne

Maternity photos



Maternity photos

Setelah minum obat yang diberikan dokter Caitlyn tidur Anne menjadi lebih nyenyak, ia bahkan sampai telat bangun padahal biasanya sebelum Jack bangun Anne pasti sudah bangun terlebih dahulu.     

"Anne apa kau sudah siap…"     

"Istriku belum bangun, dok,"ucap Jack pelan memotong perkataan dokter Caitlyn yang bersiap memanggil Anne dari balik pintu yang tertutup rapat.     

"Anne belum bangun, benarkah?"     

Jack tersenyum. "Sepertinya ia tidur dengan sangat nyaman sekali, tadi saat aku bangun untuk berolahraga dia masih bersembunyi dibawah selimut. Aku gak tega untuk membangunkannya."     

Dokter Caitlyn tersenyum. "Baguslah, sepertinya obat yang ia minum bekerja dengan baik. Ya sudah jangan bangunkan, Tuan. Biarkan Anne tidur sepuasnya."     

"Siap dok, aku mengerti,"jawab Jack sambil tersenyum.     

Setelah berkata seperti itu dokter Caitlyn pun pergi meninggalkan Jack untuk pergi berolahraga sendiri di taman, Jack sendiri pun langsung masuk kamarnya untuk meneruskan olahraganya di balkon. Jack terpaksa keluar dari kamarnya karena ia menerima telepon dari Aaron yang sedang berada di Korea, karena tak mau mengganggu Anne yang masih terlelap Jack memutuskan untuk menerima telepon Aaron di luar. Mereka pun berbicara cukup lama sampai akhirnya Aaron harus mengakhiri pembicaraan mereka karena Rose sudah memerintahkannya untuk makan siang, karena Korea memiliki perbedaan waktu 8 jam lebih cepat dari Swiss.     

Saat masuk kembali masuk ke kamar Jack tersenyum melihat Anne yang masih terlelap di bawah selimut, karena sudah tak berniat untuk melanjutkan olahraganya kembali Jack pun memutuskan untuk mandi karena keringat yang menempel pada tubuhnya sudah kering. Namun baru saja akan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi Jack dikejutkan dengan suara lirih Anne yang minta minum, Jack pun bergegas mendekati ranjang dan memberikan air untuk Anne.     

"Sudah cukup?"     

Anne mengangguk pelan sambil tersenyum. "Jam berapa sekarang?"     

"Jam 7 pagi,"jawab Jack lembut sambil membelai pipi Anne dengan lembut.     

Kedua mata Anne langsung membulat sempurna. "Aduh kenapa aku bangun sesiang ini? Aku kan punya jadwal untuk berolahraga dengan dokter Caitlyn."     

Jack terkekeh geli melihat cara Anne menggerutu. "Dokter Caitlyn pasti mengerti, ya sudah sekarang kau ingin apa?"     

"Aku ingin mandi, sepertinya berendam di air hangat akan menyenangkan,"jawab Anne sambil tersenyum.     

"Ok Princess, kalau begitu kita mandi ya. Aku akan siapkan air hangatnya dulu, kau tunggu disini baik-baik ya."     

"Yes sir."     

Jack pun bergegas menuju kamar mandi, menyiapkan bathtub untuk Anne mandi. Setelah menaburkan bath salt favorit sang istri ke dalam bathtub Jack kemudian kembali menuju ranjang dan membantu Anne untuk berjalan menuju kamar mandi besar mereka, Jack sengaja menunda mandinya untuk melayani Anne terlebih dahulu. Ia tahu Anne sudah sangat kesulitan bergerak apalagi ditambah Anne mengalami flek sebelumnya, Jack tak mau mengambil resiko yang berbahaya.     

Dengan penuh cinta Jack membantu mencuci rambut panjang Anne yang cukup tebal, tanpa menggunakan t-shirt sehingga perut sixpack Jack pun bisa dilihat Anne dengan jelas.     

"Kenapa menatapku seperti itu? Apa ada yang aneh denganku?"     

Anne menggelengkan kepalanya. "Tidak ada."     

"Lalu kenapa menatapku tanpa berkedip, jangan bilang kau terpesona karena ketampananku, babe."     

"Jangan besar kepala, yang terpesona dengan ketampanan mu itu siapa!!"sahut Anne ketus sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.     

Jack tersenyum dan meletakkan shower yang ia pegang ke tempatnya kembali dengan hati-hati, tanpa melepas celana panjangnya Jack kemudian masuk ke dalam bathtub bersama Anne secara tiba-tiba sehingga membuat Anne kaget.     

"Aku juga merindukanmu, Anne,"ucap Jack pelan sembari menatap tajam pada Anne.     

Pipi Anne terasa panas karena merasa malu, Anne yakin sekali Jack tahu apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Perlahan Anne menggerakkan tangannya ke arah perut Jack yang keras dan bermain-main di area itu cukup lama sehingga membuat Jack menggeram.     

"Anne…"     

"Kalau kau mau kita bisa melakukan itu sebenarnya, Jack."Anne langsung memotong perkataan Jack dengan cepat tanpa rasa malu.     

Jack yang khawatir dengan kondisi Anne dan bayinya langsung tersadar, dengan cepat ia meraih tangan Anne yang berusaha meraba kejantanannya yang sudah mengeras. "Tidak Anne, tidak sekarang. Terlalu berbahaya, aku tak mau menyakitimu dan princess. Aku masih bisa menahannya tiga bulan lagi."     

"Tapi Jack…"     

Cup     

Secara tiba-tiba Jack memberikan ciuman di bibir Anne yang sudah haus akan sentuhannya itu dengan cepat.     

"Tahanlah sebentar lagi, demi princess. Aku takut dia akan terluka jika kita bercinta, Anne,"ucap Jack kembali dengan penuh cinta. "Dia adalah putri kita yang berharga, aku tak mau terjadi hal buruk padanya. Kau mengerti bukan?"     

Anne menggigit bibir bawahnya dengan kuat, berusaha menahan tangis karena keinginannya ditolak oleh Jack padahal ia sudah sangat merindukan sentuhan suaminya itu.     

Melihat ekspresi wajah Anne yang sangat sedih membuat Jack sakit, sebenarnya Jack juga merindukan Anne namun karena ia tak mau menyakiti putrinya yang akan lahir dalam beberapa minggu lagi itu Jack berusaha menahan hasratnya. Secara perlahan Jack menyentuh kedua pipi Anne dan mengangkatnya ke atas supaya bisa menatapnya.     

"I love you Anne, kau tahu kan hanya kau satu-satunya wanita yang aku inginkan? Bahkan pada saat aku sedang hidup dalam memori Alan saja aku juga sangat menginginkanmu, jadi kau jangan takut. Aku tak mungkin berpaling darimu, aku masih bisa menahan diriku. Percayalah,"ucap Jack pelan berusaha menenangkan Anne.     

Bug…     

Anne mendaratkan pukulannya ke dada Jack dengan cukup keras.     

"Sakit sayang,"ringis Jack kesakitan.     

"Itu hukuman untukmu, ya sudah ayo bantu aku berbilas. Aku lapar,"sahut Anne ketus.     

Jack hanya bisa meringis mendengar perkataan Anne, dengan hati-hati ia pun membantu Anne untuk bangun dari bathtub dan menuju shower untuk berbilas.     

Saat sedang membantu mengeringkan tubuh Anne menggunakan handuk darah Jack berdesir ketika menyentuh kedua payudara Anne yang sudah semakin penuh karena terisi ASI, munafik kalau ia tak tergoda. Jack bukan hanya sangat menginginkan Anne, ia juga sangat tersiksa. Tersiksa karena hasratnya yang menggebu-gebu dan tak tersalurkan rasanya sungguh menyakitkan, apalagi ditambah wanita yang sangat ia inginkan ada di depan mata dan begitu menggoda imannya.     

"Saat mengandung Christian dulu aku tak pernah berfoto, bagaimana kalau kita lakukan foto maternity seperti orang-orang, Jack,"ucap Anne pelan saat menatap dirinya dari pantulan kaca yang ada di hadapannya.     

"F-foto maternity?" Jack tergagap mengulangi perkataan Anne.     

Anne tersenyum dan menatap Jack yang berdiri di belakangnya yang sedang tak memakai pakaian apapun itu. "Iya, aku ingin melakukan foto maternity. Aku, kau dan Christian. Anggap saja ini adalah foto keluarga pertama kita berempat."     

Jack yang sebelumnya dipenuhi pikiran kotor karena menginginkan Anne tiba-tiba terdiam beberapa saat ketika mendengar perkataan Anne, selama ini ia memang tak pernah terpikirkan untuk melakukan foto shoot khusus mereka bertiga. Foto-foto yang selama ini diambil adalah untuk keperluan wawancara dengan beberapa majalah dan kini Jack merasa bersalah karena tak pernah terpikirkan untuk melakukan sebuah momen penting seperti itu dalam hidupnya.     

Anne menaikkan satu alisnya saat menyadari Jack tak merespon ucapannya. "Jack, kau tak setuju kita melakukan foto maternity seperti itu?"     

"Bukan, bukan begitu sayang. Aku justru sangat setuju, aku hanya sedang sedikit sedih saja karena aku sebagai suami tak pernah memikirkan hal-hal semacam itu. Maafkan aku Anne, maafkan atas ketidakhadiranku atas semua moment indahmu bersama Christian dulu. Aku menyesal Anne, seandainya aku bisa memutar waktu aku pasti akan melakukannya sehingga aku bisa selalu ada disampingmu sehingga kau tak kesulitan saat mengandung Christian,"ucap Jack serak, kedua matanya pun sudah berkaca-kaca saat ini.     

Anne tersenyum, perlahan ia berbalik dan menyeka air mata sang suami yang sudah menetes di pipinya dengan lembut.     

"Jangan ingat yang sudah berlalu, lagipula dulu aku tak sendiri. Ada Linda dan Paul yang menjaga dan menemaniku, jadi aku tak terlalu kesulitan. Ditambah lagi saat bayi Christian sangat baik, dia tak pernah menyulitkan aku sama sekali. Sekarang yang perlu kita lakukan saat ini adalah menjalani hidup dengan baik bersama-sama tanpa ada kecurigaan atau kecemburuan yang berlebih lagi, kita sudah mengalami banyak sekali ujian di masa lalu dan jujur saja aku sangat lelah Jack. Aku hanya ingin hidup bahagia bersamamu sampai anak-anak kita besar dan punya kehidupan masing-masing, apa keinginan sederhanaku itu kau bisa wujudkan, Jack?"     

Jack langsung meraih kedua tangan Anne yang berada di pipinya dan langsung menciuminya penuh cinta. "Tentu saja bisa, kita akan hidup bahagia selama-lamanya. Aku berjanji padamu, Anne. Berikan aku kesempatan untuk membuktikan semuanya, ya."     

Anne mengangguk pelan dan memeluk Jack dengan erat. "Aku mencintaimu Jack, aku sangat mencintaimu."     

Bersentuhan dengan Anne secara langsung tanpa menggunakan pakaian apapun membuat darah lelaki Jack yang sudah tenang kembali membara, damn! Suasana yang harusnya penuh haru harus Jack lalui dengan penuh perjuangan supaya juniornya yang baru saja tidur tak terbangun lagi, tapi oh kehangatan tubuh Anne yang langsung dapat Jack rasakan tak bisa membuat Jack bertahan lebih lama. Jack bukan orang suci yang akan bisa bertahan lama, tanpa bicara Jack tiba-tiba melepaskan pelukan Anne dan langsung membawa sang istri keluar dari kamar mandi menuju ranjang besar mereka yang akan segera menjadi saksi betapa menggilanya sepasang suami istri itu setelah menahan hasratnya masing-masing selama berbulan-bulan.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.