I'LL Teach You Marianne

Lovey dovey



Lovey dovey

Rencana Anne untuk berbelanja pun gagal karena bertemu dengan Chester dan Charlotte putrinya, saat ini ia pun bahkan hanya duduk di sebuah kursi yang cukup nyaman di area bermain anak-anak mengawasi Christian dan Charlotte yang sedang bermain di area itu bersama Chester yang duduk menemaninya. Sementara Luis dan anggota the warrior yang lain mengelilingi area bermain itu memastikan tidak ada anak lain yang ikut bermain di tempat itu kecuali Charlotte dan Christian, begitu pula dengan anak buah Chester nampak menjaga area itu supaya tidak ada orang yang yang melihat kedekatan Chester dengan istri Jackson Knight Clarke yang sedang hamil.     

"Sekali lagi selamat untuk kehamilan keduamu ini, Anne. Aku tak menyangka saat kita berkenalan dulu kau sudah mengandung adik Christian,"ucap Chester pelan sambil menyeruput kopi Apa arti kesukaannya membuka percakapan dengan Anne yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk cangkir teh hijau kesukaannya.     

"Terima kasih, sebenarnya saat itu aku juga tidak tahu kalau sedang hamil. Oh iya, bagaimana dengan kondisi kesehatan Charlotte? Aku lihat dia sudah semakin besar dan pintar." Anne mencoba mengalihkan pembicaraan dengan membahas putri Chester yang saat ini sedang bermain dengan putranya di kolam bola.     

Chester tersenyum. "Sebenarnya ini adalah hari pertama kami berada di Jenewa, selama lebih dari 5 bulan aku membawa Charlotte pindah ke New York supaya dekat dengan kantor pusat PBB di sana."     

"Jadi kau pindah ke New York?"tanya Anne terkejut.     

Chester menganggukkan kepalanya. "Iya, tak ada pilihan lain untukku selain tembawai Charlotte pindah ke New York bersamaku. Aku tak mungkin meninggalkannya sendiri di Jenewa bersama pengasuhnya, penculikan waktu itu membuatku benar-benar trauma mempercayakannya pada orang lain. Karena itu aku memutuskan untuk membawanya pindah meskipun kedua orang tuaku sempat melarang."     

"Kalau misalkan kau bekerja Charlotte dengan siapa?"     

"Charlotte aku bawa bekerja, dia sudah ku siapkan sebuah ruangan khusus. Di tempat itu juga ada beberapa pegawai harian lepas yang membantuku mengasuhnya, jadi selama bekerja aku merasa tenang karena ada Charlotte disampingku,"jawab Chester pelan dengan sebuah senyum, namun kedua matanya mengisyaratkan hal lain dan Anne bisa merasakan hal itu.     

Anne terdiam, dadanya terasa sakit mendengar perkataan Chester tentang Charlotte. Ia tak tega melihat anak sekecil Charlotte harus ikut ke kantor bersama ayahnya, jiwa keibuannya terluka mengetahui hal itu.     

"Putriku kuat Anne, kau tenang saja. Kau tak perlu khawatir seperti itu,"ucap Chester kembali sambil tersenyum.     

Ucapan Chester membuat Anne tersadar dari lamunannya, ia kemudian ikut tersenyum dan langsung meminum teh hijau miliknya yang sudah mulai dingin.     

Melihat Anne meminum tehnya Chester kemudian bangun dari kursinya, pria itu kemudian berjalan mendekati area bermain di mana saat ini Charlotte sedang tertawa riang bermain bersama Christian. Kedua anak itu terlihat sangat akrab, seolah sudah saling mengenal sejak lama padahal ini adalah pertemuan pertama mereka.     

"Rasanya menyenangkan sekali menjadi anak-anak, bisa tertawa dan tersenyum seperti itu tanpa beban,"ucap Chester pelan berbicara sendiri di samping Luis.     

Luis menoleh dan tersenyum menatap Chester, pria muda yang menjadi orang penting sebuah organisasi penting di dunia. "Percayalah Tuan, anak-anak itu juga mengatakan hal serupa. Merasa selalu mengatakan ingin sekali segera dewasa."     

Chester menipiskan bibirnya. "Jackson Knight Clarke sangat beruntung, dia memiliki keluarga yang sempurna. Istri yang sangat cantik, putra yang sempurna dan saat ini sedang menanti putri keduanya. Akhh sungguh membuat siapapun iri."     

"Semua hal yang dimiliki oleh Tuan Jack saat ini tidak langsung datang dari langit, ada usaha dan perjuangan keras yang harus ia lakukan untuk berada di titik ini. Sama seperti anda yang harus berjuang dari bawah supaya bisa berada di posisi sekretaris jenderal PBB saat ini,"jawab Luis dengan cepat, Luis sengaja bicara seperti itu untuk membuat Chester sadar bahwa kebahagiaan yang Jack dapatkan saat ini tidak didapatkan secara instan.     

"Kisah cinta tuan Jack dan istrinya jauh lebih rumit daripada puzzle, jauh lebih kuat dari batu. Mereka berdua sudah dipisahkan berkali-kali oleh keadaan dalam waktu itu tidak sebentar, namun karena kepercayaan dan cinta yang tulus di antara keduanya akhirnya seperti yang kau lihat saat ini. Keduanya bisa hidup bahagia bersama putra mereka dan seorang putri yang sedang dinanti kehadirannya,"imbuh Luis kembali sambil mengangkat tangannya pada Christian yang sedang mengajaknya masuk ke area bermain.     

Mulut Chester langsung terkunci rapat, ia tak bisa bicara apa-apa saat ini. Chester merasa ucapan Luis terlalu berlebihan, ia tak percaya dengan hal semacam itu di dunia ini. Kepercayaan, saling setia, ketulusan semuanya omong kosong. Bagi Chester tak ada hal semacam itu, karena ia sudah membuktikan sendiri. Karena jika cinta yang tulus itu ada tak mungkin ia akan kehilangan istrinya, wanita yang melahirkan putrinya ternyata lebih memilih mengakhiri hidupnya ketimbang hidup bersamanya membesarkan Charlotte buah cinta mereka.     

"Kau adalah seorang pengarang yang baik Luis,"sahut Chester sarkas.     

Luis langsung menaikkan satu alisnya. "Apa maksudmu, Tuan Llyod?"     

Chester terkekeh. "Tak ada hal semacam itu didunia ini, semua manusia yang hidup di dunia ini tak ada yang benar-benar tulus. Semua hubungan murni karena adanya hubungan timbal balik dan saling menguntungkan, cinta hanya sebuah dongeng klasik kisah Disney yang tak mungkin ada di dunia."     

"Kenapa kau bicara seperti itu? Apa dulu saat kau menikah dengan ibu Charlotte bukan atas dasar cinta?"tanya Anne tiba-tiba merespon perkataan Chester.     

Wajah Chester langsung memerah saat mendengar pertanyaan dari Anne, kemarahannya langsung pudar saat Anne sudah berdiri disampingnya. Padahal sebelumnya ia sangat berapi-api saat bicara mengenai soal cinta dengan Chester.     

"A-aku…"     

"Babe!!"     

Tiba-tiba terdengar teriakan dari seorang pria yang suaranya sudah sangat Anne hafal diluar kepala, secara spontan Anne pun langsung menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum ketika melihat suaminya berjalan dengan cepat menuju ke arahnya.     

Begitu sampai dihadapan Anne tanpa rasa sungkan Jack langsung memeluk Anne dengan erat. "Kenapa tidak bilang sebelumnya jika ingin pergi berbelanja? Aku kan bisa menemanimu, babe."     

Anne menepuk punggung Jack dengan lembut. "I can't breathe, take your arms off of me."     

Tanpa diperintah dua kali Jack langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Anne, ia kemudian menyentuh kedua pipi Anne dengan lembut.     

"Bagaimana sekarang? Sudah jauh lebih baik, kan?"     

Anne menganggukkan kepalanya. "Yes Daddy, We can breathe very well,"jawab Anne pelan menirukan suara anak kecil.     

Jack terkekeh geli. "Kau ini menggemaskan sekali, i love you babe."     

"I love you more."     

Jack membelai wajah Anne dengan lembut, ia lupakan keberadaan Chester Llyod yang sejak tadi melihat lovey dovey yang ia lakukan bersama Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.